2nd Choice - You?!

100 14 0
                                    

Deretan bola billiard yang semula membentuk piramida sudah terpencar ke segala penjuru akibat pukulan pertama atau break dalam istilah permainan billiard yang dilakukan oleh Faisal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deretan bola billiard yang semula membentuk piramida sudah terpencar ke segala penjuru akibat pukulan pertama atau break dalam istilah permainan billiard yang dilakukan oleh Faisal. Kakinya mulai melangkah menuju ke arah bola berwarna kuning dengan angka satu berada. Tangannya dengan lihai menggerakkan stik billiard bercorak hitam abu itu untuk mendorong bola agar masuk ke dalam lubang dan.. tepat sasaran. Bola pertama berhasil masuk ke dalam lubang hanya dengan sebuah pukulan ringan. Faisal tersenyum simpul dan kembali melanjutkan permainan.

Sambil mencondongkan sedikit tubuhnya ke depan, Faisal kembali mendorong bola lainnya dan kali ini dia berhasil memasukkan 2 sekaligus.

Saat hendak mencari cangkir kecil berisi kopi hitam di dalamnya, mata Faisal justru terhenti saat melihat kedatangan sang adik yang sedang bersedekap dada. "Kau bermain billiard untuk melampiaskan emosimu?"

"Ya," sahut Faisal datar yang hanya di balas senyuman oleh Fahri.

"Lebih baik kau ikut bersamaku."

"Kemana?"

"Ke kamarku. Disana ada samsak tinju yang bisa kau pukul semaunya."

Tanpa aba-aba Faisal langsung meletakkan stik billiard dan melangkah pergi menuju kamar Fahri untuk mencari keberadaan samsak yang adiknya maksud. "Dimana samsak itu?"

"Kalau mencarinya dengan emosi, sampai kapanpun kau tidak akan menemukannya."

"Bagaimana aku tidak emosi jika mendengar adikku bermalam dengan wanita yang aku suka." Sahutnya lagi saat sudah menemukan samsak berwarna hitam yang Fahri maksud. Usai memakai sarung tangan khas petarung MMA, dia langsung memukul samsak tersebut dengan sangat keras sambil memasang wajah emosi.

Telinganya mendengar Fahri tertawa singkat di belakang sana, "kau salah besar menawariku samsak. Karena aku sangat ahli menggunakannya."

"Aku tahu itu, aku juga tidak ingin kita bertarung."

"Lantas apa yang kau inginkan? Menyukai Arsya secara diam-diam?" Faisal kembali memukul bahkan menendang samsak itu dengan sangat keras.

"Kau benar-benar percaya akan ucapannya?"

"Arsya tidak mungkin berbohong," sahut Faisal lagi dengan nafas yang tersegal-segal. Tubuhnya masih membelakangi Fahri, dia terlalu malas untuk berhadapan dengan sang adik di situasi seperti sekarang.

"Kau benar-benar salah mengartikan kata bermalam."

Tanpa mencerna lebih dulu maksud dari kalimat sang adik, Faisal langsung menyela– "apa yang kau janjikan padanya sehingga dia menyetujui untuk bermalam denganmu?"

"Aku hanya bilang–"

Belum selesai Fahri berbicara Faisal justru mengangkat sebelah tangannya untuk memberi tanda agar berhenti, "itu tidaklah penting, aku ingin tidur."

2nd Choice (Sekuel Certainty Of love) | END ✅Where stories live. Discover now