2nd Choice - Strawberry Ice Cream

143 18 0
                                    

Menyadari jika mereka pernah saling bertemu, baik Arsya maupun Bulan keduanya masih diam di tempat tanpa melakukan apapun hingga suara Qiara memecah suasana. "Arsya, perkenalkan namanya Bulan. Ia pemilik toko bunga yang mendekorasi pesta pernikahanku. Agency kita juga memilih toko bunganya untuk mendekor Hari Ulang Tahun Lady Beauty." Lady Beauty—Agency yang menaungi para Make Up Artist terkenal sekelas Arsya dan Qiara.

Arsya mengedipkan matanya beberapa kali berusaha kembali pada kesadarannya, sampai akhirnya mereka melakukan kontak mata. Tangan Arsya terulur untuk sekadar memberi sapaan, "salam kenal, aku Arsya." diiringi senyuman.

Tak terlalu lama bersalaman dan saling membalas senyum, mata Arsya menangkap keberadaan Gya dan Mikayla yang terlihat menoleh kesana kemari mencari keberadaannya. "Qiara, aku harus pergi menemui Gya dan Mikayla. Kurasa mereka sudah menungguku," pamitnya.

"Ah ya, baiklah. Sampai jumpa, Arsya." Sahut Qiara sambil melambaikan tangan.

Welcome to 18th anniversary Lady Beauty

Banner berukuran cukup besar dengan design yang sangat keren menyambut kedatangan para Make Up Artist ternama mereka di depan pintu masuk aula. Para Make Up Artist yang biasanya bertugas merias para model pun kini harus berkompetisi dalam perlombaan. Peluit tanda dimulainya perlombaan sudah terdengar, mereka semua menunggu giliran untuk tampil sambil menyemangati peserta yang mulai lebih dulu.

Arsya membuktikan ucapannya kalau ia memang benar-benar handal dalam melakukan semua perlombaan yang ada. Seperti yang ia lakukan sekarang, lomba membawa jeruk di dahi sambil berjalan. Arsya berpasangan dengan Gya yang memiliki kecerewetan tingkat akut, namun dengan segala usaha dan kerja sama yang baik akhirnya mereka berhasil memenangkan lomba.

Beberapa perlombaan sudah ia lewati dan Arsya masuk tahap Grand Final. Ditahap ini ia harus memilih partner yang bukan bagian dari agency untuk melakukan lari kaki 3 sambil membawa piring yang berisikan air. Air yang ia bawa tidak boleh berkurang sedikitpun selama di perjalanan.

Kakinya mulai melangkah mencari seseorang yang akan ia pilih sebagai partner lomba, sampai di satu lorong ia kembali bertemu dengan Bulan. Lagi-lagi wanita ini. Tidak tahu harus berkata apa, Arsya pun hanya tersenyum dan berlalu pergi. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti dan menyadari jika Bulan bukanlah bagian dari agency. Bagaimana jika aku mengajaknya untuk menjadi partner dalam perlombaan?

Usai berpikir beberapa detik, ia memutar badannya dan memanggil, "Bulan.." sapanya tidak terlalu keras karena wanita itu belum melangkah pergi dari tempat semula.

"Ya? Apa kau mencari partner untuk tahap Grand Final?" tanyanya sambil menoleh.

Arsya mengerutkan dahinya, "B-bagaimana kau–"

"Tadi aku mendengarnya dan aku berniat membantumu."

Arsya pun tersenyum, ternyata Bulan tidak seburuk yang ia kira. "Kau yakin akan membantuku?"

"Tentu saja, kenapa tidak."

Pandangan mata Arsya tertuju pada pakaian yang Bulan kenakan hari ini. "Lalu bagaimana dengan rokmu?"

Bulan menunduk sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Aku akan menggantinya dengan celana yang aku simpan di mobil. Tunggu sebentar ya, Arsya."

"B-baiklah." Arsya menyahuti sambil memberikan isyarat 'oke' pada ibu jari.

Perlombaan tahap Grand Final dimulai. Sebelah kaki peserta disatukan dengan tali pengikat, tangan kiri Arsya memegang piring berisikan air begitupun dengan tangan kanan Bulan. Mereka mulai melangkah setelah wasit memberi aba-aba.

2nd Choice (Sekuel Certainty Of love) | END ✅Where stories live. Discover now