2nd Choice - Like A Fortune Teller

105 13 3
                                    

Sorotan lampu yang sejak tadi bergerak kesana kemari menjadi bukti bahwa acara akan dimulai sebentar lagi. Begitupun dengan seruan dari 2 host cantik dan tampan yang mulai menggema seantero Carrousel Du Louvre. "Ladies and gentleman, welcome to Paris Fashion Week.."

Bukannya mendengarkan, kepala Arsya dan Antik justru menggeleng beberapa kali saat melihat penampilan pimpinan mereka yang benar-benar luar biasa.

"She's so amazing," ucap Antik pada Arsya yang ikut tersenyum.

Tak habis-habis gaya yang ada pada list pakaiannya. Usai memamerkan celana cutbraynya kemarin, hari ini ia mengenakan sebuah atasan berwarna putih dengan corak abstrak berwarna hitam, rok hitam berbahan kulit dan coat yang melindungi tubuhnya agar tidak terlalu mengekspos tubuhnya disertai dengan sepatu boots setinggi lutut. Sangat keren. Bahkan Arsya dan Antik yang notabennya berhijab pun mengakui jika pimpinannya benar-benar stylish.

Lampu dengan sorotan paling terang sudah dimatikan, hanya menyisakan lampu pada area catwalk yang akan mengarah pada para model.

Model pertama baru saja keluar dari bilik yang ditutupi dengan papan bercorak autumn sama seperti musim yang sedang berlangsung di Paris. Kaki mereka melangkah pasti menguasai catwalk dengan sedikit senyuman sambil terus menunjukkan pada penonton betapa indahnya pakaian di musim gugur. Acara berlangsung dengan tertib bahkan sekalipun ada yang mengambil gambar, mereka tidak akan mengganggu pandangan dari penonton yang lain.

Baik Arsya maupun Antik keduanya tidak terlalu banyak berkomentar mengenai pakaian yang para model itu kenakan. Hanya sesekali mereka takjub dengan sesuatu yang terlihat elegan.

Acara berakhir dengan penutupan yang benar-benar meriah. Para tamu berjalan keluar dari ruangan lalu menjadikan monumen di Carrousel Du Louvre sebagai latar untuk berswafoto di malam hari ini.

Arsya baru saja ingin mengambil gambar pertamanya, tiba-tiba–

"Mau foto bersama?" tanya seseorang yang berdiri di sebelah kirinya sambil tersenyum.

"Bulan?" sahutnya merasa senang, " ucapanmu benar. Kita kembali bertemu disini."

"Dari jauh aku sudah bisa menebak jika itu kau, ternyata benar."

Arsya membalas pelukan yang Bulan berikan padanya.

"Ah ya, kau jadi batal mengambil gambar karena aku memanggilmu. Bagaimana jika kita berfoto sekarang?"

"Tentu saja," sahutnya senang.

"Bunga, kemarilah! Tolong ambil gambar terbaik untuk kami berdua."

"Oke, bergayalah kakak cantik. 1.. 2.. 3.." Bunga menghitung agar mereka berdua mempersiapkan gaya semenarik dan sebagus mungkin.

Kilatan blitz pada kamera wanita bernama Bunga yang datang bersama Bulan membuat mata Arsya sedikit silau. Terang saja, profesinya kan hanya sebagai Make Up Artist dan sejauh ini ia belum pernah merasakan bagaimana rasanya di foto oleh fotografer handal.

Usai mengambil beberapa foto dengan gaya yang berbeda dan bisa dikatakan unik sesuai saran dari Bunga, Bulan mengatakan sesuatu. "Dia adik perempuanku. Dia sangat piawai dalam hal mengambil gambar."

Arsya langsung menoleh, "apa dia seorang fotografer?"

Bulan menggeleng, "bukan. Bunga bekerja sebagai pelayan di cafe milik teman dekatnya. Ia hanya sesekali mengambil gambar jika ada seseorang yang meminta. Satu hal lagi, dia tidak pernah melewatkan Paris Fashion Week apapun alasannya."

"Benarkah?!" tanya Arsya antusias.

Sambil mengangguk Bulan kembali menjawab, "dia menonton bukan untuk meniru pakaian mereka, dia hanya ingin mengambil gambar-gambar bagus dari para model yang tampil."

2nd Choice (Sekuel Certainty Of love) | END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang