02

79.5K 17.1K 11.2K
                                    

"Haha! Rasain tuh, pukul Ho! Ayo pukul terus!"

"Jungmo payah nih, bales pukulannya dong!"

"Woobin kompor banget sih! Diem dulu napa!"

"Woi, ini ada apaan sih?! Siapa yang pukul-pukulan?!"

Jongho, Jungmo, Junkyu, dan Woobin menoleh bersamaan ke arah pintu. Ternyata ada Soobin yang kelihatan panik dengan mulut penuh busa sambil bawa sikat gigi.

"Ohh, kita lagi main ps nih, sokin lah Bin," jawab Jungmo santai.

Ternyata oh ternyata, suara gaduh yang membuat Soobin berlari dari kamar mandi ke ruang tamu adalah suara main play station.

"Gue kira beneran," dengus Soobin. "Eh, ini tuh udah malem tau, jangan berisik!"

"Santai aja kali, rumah Jungmo kan gede, jaraknya juga gak deket banget sama rumah tetangga," balas Jongho lalu lanjut main play station melawan si pemilik rumah.

"Berarti rumahnya Jungmo kedap suara?"

"Gak gitu juga, Junkyu!"

"Eh, itu pada vidcall-an di grup, pada gak mau nimbrung?" Tanya Woobin yang baru sadar ada notif panggilan dari grup chatnya.

"Gak deh, gue mau lanjut sikat gigi."

Soobin pun pergi dari sana. Omong-omong, saat ini mereka berada di rumah Jungmo untuk menginap, satu malam saja.

Kenapa cuma mereka? Mereka sengaja cuma berlima karena mereka ingin membahas soal geng mereka. Iya, mereka itu punya geng.

Soobin leadernya, Jungmo bank berjalannya, Junkyu si bandar kunci jawaban, Jongho si preman geng, dan Woobin si pembagi contekan disaat ada yang tidak mengerjakan pr.

Awalnya ada tiga kandidat leader, yaitu Jeno, Soobin, dan Yoonbin. Tapi Jeno menolak karena takut teman-temannya tidak suka dengan caranya, Yoonbin juga langsung menolak karena merasa tidak cocok. Alhasil Soobin mengalah dan setuju untuk menjadi leader.

Back to topic─ sekarang mereka berlima bersiap-siap untuk tidur karena sudah malam. Maklum, mereka berlima bukan orang yang suka begadang, tidak seperti Haechan atau Eric yang begadang sampai pagi.

Hujan cukup deras di luar sana, udara jadi sejuk, tidak perlu menggunakan kipas angin atau pendingin ruangan.

Mereka tidur dimana? Mereka tidur di ruang tamu, menggunakan karpet berbulu dengan ukuran besar sebagai alas.

"Eh, ini belum selesai vidcall-an. Gue kepo deh, mereka bahas apa ya?"

"Biarin aja lah, Mo. Gue ngantuk nih, gak usah nimbrung, ya."

Jungmo mengangguk saja menuruti keinginan Woobin. Temannya itu terlihat mengantuk, kalau yang lain sudah tidur, cepat sekali.

"Lampunya dimatiin, ya?"

"Ya udah, biar adem."

Jungmo beranjak bangun untuk mematikan lampu ruang tamu, saklarnya di dekat tangga. Tapi ketika dia hendak menekannya, bel rumahnya berbunyi.





Ding dong!









































"Siapa yang bertamu malem-malem begini, ya?"


















































Ding dong!











































"Iya, tunggu sebentar!

Jungmo berlari kecil ke pintu utama rumahnya untuk membukakan pintu. Tapi sebelum itu, dia mengintip dari jendela untuk melihat siapa yang bertamu.

Tapi kok tidak ada siapa-siapa?














































"Woi Jungmo, lo ngapain mainin saklar lampu sih?! Berisik tau!"

Tiba-tiba, terdengar seruan marah Jongho dari ruang tamu. Aneh sekali, dia kan ada disini, dia tidak memainkan saklar lampu untuk menganggu temannya.

"Apaan sih! Gue aja ada di depan pintu!" Teriak Jungmo menyahut.






Ding dong!





"Jungmo..."





"Siapa?"






"Jungmo... ayo keluar."







Jungmo merinding, kenapa suasana mendadak mencekam seperti ini?

"Lo ngapain disini?" Jongho datang dengan mata setengah tertutup, rupanya yang lain juga ikut karena penasaran. "Oh ya, lampunya tiba-tiba mati tuh, belum bayar listrik ya lo?"

Jungmo mendelik. "Enak aja, gue mana pernah nunggak! Yang ada listrik gue gak pernah habis tau, masih banyak tuh!"

"Tadi gue denger suara bel, ada tamu? Kok gak dibukain pintu?"

"Gimana gue mau bukain, gak ada orang di luar!"









Tok    tok     tok


















Pintu diketuk dari luar, temponya lambat, sangat lambat. Jungmo mengintip lagi, tapi tidak ada siapa-siapa. Apa mungkin orang iseng?

"Udah biarin aja, paling ada yang iseng," ucap Soobin. "Gue duluan ya, ngantuk bang-"



"Selamat datang di permainan! Kalian adalah peserta, kalian telah didaftarkan oleh teman kalian. Jadi mau tidak mau, kalian harus mengikuti permainan sampai akhir. Siapa yang hidup sampai permainan selesai, wajib bunuh diri."












Suara siapa itu? Kenapa terdengar dekat sekali? Junkyu langsung bersembunyi di belakang Woobin, kok jadi seram begini ya.

"Kalau itu Haechan, Sanha, Jisung, atau Jihoon yang usil, gue gak bakal jajanin mereka lagi," gumam Jungmo berapi-api.

"Permainan apa? Siapa yang daftarin kita?" Woobin terheran-heran. "Ini cuma prank, kan?"

"Kenapa kamu tidak bertanya langsung ke sosok yang ada di depan pintu, Woobin? Tapi, sepertinya tidak perlu, karena dia ingin masuk."

游戏 | 00Line ✓ [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now