12

49.7K 13K 11.2K
                                    

"Renjun, ini masih lama sampenya?"

"Gak tau, Sung. Kalau diliat dari gps sih sebentar lagi, tapi kok tempatnya aneh."

Jisung membanting dirinya ke kursi mobil. "Kita bisa telat ke acara pemakaman Hyunjin, tapi yang lain juga gak kasih info apapun. Seenggaknya kasih tau arah jalannya, ini gak sama sekali."

"Wajar lah, Sung. Masa di kuburan main hp."

"Iya sih, tapi ini Hyunjoon aktif kok..."

"Dia kan lagi di rumah Jinyoung, mungkin baru berangkat atau lagi di jalan."

Jisung mendengus, mau sampai kapan mereka berdua nyasar seperti ini. Sejak tadi Renjun bilang sebentar lagi sampai, tapi sudah hampir satu jam mereka belum sampai juga.

Mana sekitar mereka hanya terdapat pohon-pohon besar yang menjulang tinggi. Iya, mereka nyasar ke hutan.

"Njun, soal permainan itu... ada yang belum lo jelasin ke gue?"

Sambil memeriksa gps, Renjun mengangguk. Tidak ada salahnya memberi tahu Jisung, kan?

"Apa aja yang belum lo kasih tau?"

"Banyak, tapi gue gak bisa jelasin semuanya sekarang. Kita harus ke pemakaman."

"Oh, ya udah gak apa-apa."

Renjun menambah kecepatan mobilnya, menyusuri jalanan yang sepi dan penuh dedaunan.

"Gue bakal kasih tau hal ini ke lo, ini yang paling penting. Kemaren, gue bongkar lemari mama, lemari yang isinya barang-barang penting. Gue nemu buku tulis, pas gue baca isinya adalah permainan ini bisa selesai kalau dalangnya ketahuan. Tapi bukan itu, kita harus bunuh dalangnya dengan cara tusuk jantungnya pakai pedang milik keturunan panglima kerajaan."

"H-hah?" Jisung mengerjap-ngerjapkan matanya, kepalanya mendadak panas. "Kita harus cari pedang itu dimana? Dan siapa dalangnya?"

Renjun menggeleng lemas. "Gue gak tau. Tapi, dalang dari permainan ini gak bisa dianggap remeh."

"Ke-kenapa?"

"Dia keturunan dari seorang penyihir, ketua suku penyihir."

Perkataan Renjun mampu membuat Jisung merinding, kalau begitu ceritanya permainan ini tidak akan selesai dengan cepat dan mudah.

"Jangan bahas itu disini ya, banyak yang ngeliatin," ucap Renjun, di sekitar mereka banyak sekali makhluk yang tertarik dengan energi mereka.

Hiih, seram.




Ding dong!



"Eh? Hp lo bunyi ya, Sung?"

"Hah? Enggak kok, hp lo kali."

"Gak ada notif, beneran bukan hp lo?"

"Sumpah, hp gue suaranya gak gitu."





Ding dong!





"Njun, pelanin mobilnya dong, gue takut nih," pinta Jisung memelas dengan kepala menghadap ke depan, tidak berani menoleh kemanapun.

"Sung, pegangan."

"H-hah?"

"Remnya blong!"

Oh tidak, ini buruk. Seketika mereka dilanda kepanikan dan ketegangan, mana kanan dan kiri hutan. Jisung yang panik langsung pucat dan berseru pada Renjun untuk menginjak rem.

Tapi tidak bisa, rem terus-menerus diinjak tapi mobil malah semakin cepat!

"RENJUN, AWAS!"

Renjun terbelalak, sontak saja dia membanting setir ketika ada sosok tinggi berkepala putih berdiri di tengah jalan, terlihat ingin menangkap mobil mereka.

游戏 | 00Line ✓ [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now