35

38.2K 11.6K 6.2K
                                    

"Lama banget sih datengnya," sungut Sanha, dalam hati dia senang karena bantuan sudah datang.

Woobin melangkah menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri Renjun, target utamanya untuk ia bunuh sesuai perintah Junkyu.

Namun sebelum itu terjadi, Yoshi berpindah tempat ke depan Renjun, membuat langkahnya terhenti.

"Wah, ada yang mau jadi pahlawan, nih."

"Wah, ada yang mau gue bunuh lagi, nih," balas Yoshi tak takut sedikitpun. "Heh Ruby, mundur sekarang sebelum pedang gue tebas kepala lo."

"Hah? Ruby?" Sunwoo melongo bingung. "Ruby nama lainnya Woobin?"

Renjun mengangguk. "Iya, di dunia sihir dia biasa dipanggil Ruby."

"Gue taunya Rainbow Ruby..."

"Njir, ngakak kenceng gue! HAHAHAHA!" Tawa Sanha menggelegar memegangi perutnya. Ya ampun, disaat begini masih bisa tertawa? Fix, dia tidak takut mati.

"Lo ngakak di samping telinga gue, sakit woi!" Kesal Jungmo, dia baru saja bangun. Kalau begitu mending pingsan lagi.

"Sun, lagunya gimana?" Tanya Sanha sembari menahan tawa.

"Saatnya berpetualangan~" nyanyi Sunwoo, lalu tertawa terbahak-bahak sambil melakukan tos dengan Sanha.

Eh?

"NJING, KENAPA JADI LAWAK BEGINI? LO JUGA, NGAPAIN TOS SAMA GUE!" Seru Sunwoo kemudian.

"LO YANG MULAI, MAKHLUK BUMI!"

"YA EMANG MAKHLUK BUMI! LO PIKIR GUE DARI MANA?!"

"Dari hatiku, aw!"

"Serius woi serius!" Woobin, Jungmo, Renjun, dan Yoshi ngegas bersamaan.

Sunwoo menepuk jidat. Ya ampun, kenapa jadi bercanda sih? Padahal sebentar lagi bagian seriusnya.

"Oke, gue gak tau apa alasan lo mau bunuh kita. Tapi gue mau tanya satu hal, kenapa lo kerja sama bareng Junkyu?" Tanya Sunwoo kemudian.

"Karena kita penyihir, simple," jawab Woobin singkat.

"Terus permainan ini tercipta sejak kapan?"

"Sejak jaman kakeknya Junkyu."

"Berarti permainan ini kakeknya Junkyu yang mulai? Tapi setiap permainan orangnya beda-beda alias acak?"

"Benar sekali, pinter juga lo."

"Oh ya, kan dalangnya ada dua, harus dibunuh dua-duanya atau salah satu aja?"

"Salah satu aja, yaitu dalang utama alias si Junkyu. Kalau gue sih cukup dimasukin ke dalam buku, gak perlu dibunuh."

Sunwoo cekikikan, lalu melakukan tos dengan Renjun yang sudah siap dengan buku usang bersampul cokelat yang terbuka. "Bin, maaf banget ya, selamat menjalani hidup baru di dalam buku."

Woobin terbelalak. "Sialan, jadi lo mancing gue ya!"

Jungmo kaget, ini tidak bisa dibiarkan. Dia langsung maju untuk merebut buku itu, tapi Yoshi menghadangnya dan memukulnya hingga mundur.

Sanha juga sama, dia mengangkat belati milik Felix tinggi-tinggi untuk melukai Renjun, tapi Yoshi segera menarik temannya itu minggir dari sana, lebih tepatnya ke belakang Woobin.

"Hei, gak mau ucapain selamat tinggal untuk temen-temen lo nih?"

"Avada-"






Zlub!





"Yah, kasian banget. Baru muncul langsung hilang lagi," kata Sunwoo melihat Woobin tersedot masuk ke dalam buku setelah Renjun membacakan sesuatu. Lalu tertawa dan mengacungkan dua jari jempolnya kepada Renjun.

Renjun diam, cengo. Semudah itu? Kenapa dia tidak mengurung Woobin ke dalam buku sejak tadi ya?

INI MAH BUANG-BUANG WAKTU!

"Nah, sekarang kita bantu Jaemin dan Haechan kalahin Junkyu," kata Yoshi seraya mengibarkan sayapnya, lalu terbang tinggi menuju tempat kedua temannya itu.

Eh bentar.

"YOSHINORIIII! KOK KITA DITINGGAL?! GAK ADA AKHLAK LO!" Teriak Sunwoo emosi.

"Tenang aja, kita bisa kesana kok."

"Tapi gimana caranya, Renjun?"

"Gampang. Ayo kita lari sekarang! YANG TELAT SAMPE SANA BERUBAH JADI KODOK!"

"GUE JADI IJO, DONG?"

"Buto ijo kali!" Kata Sanha dan Jungmo serentak.

Hadeh... bercanda aja terus. Nanti baru serius :)

游戏 | 00Line ✓ [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now