10

52K 13.6K 15.8K
                                    

Kalian gak sadar sesuatu
tentang Soobin nih? :)



























"Gue bingung, emang beneran ada yang berniat nusuk dari belakang ya?"

Hyunjin menggeleng lesu membalas pertanyaan Seungmin, dia sendiri tidak tahu harus percaya pada Haechan atau tidak.

Lagipula, sebentar lagi gilirannya, kan? Buat apa memikirkan itu, semuanya percuma. Lebih baik dia menikmati suasana kafe yang ramai namun menenangkan.

"Jin, jangan lemes gitu ah, ayo semangat dong!"

"Gue gak bisa, entah kenapa badan gue lemes dan gak ada semangat hidup lagi. Apa itu termasuk tanda-tanda kali ya?"

Sunwoo yang sejak tadi menyimak langsung menampar mulut Hyunjin dengan keras sampai Hyunjin hampir terjungkal.

"Woi, sakit tau!"

"Gak usah sok lemes kayak gitu ah, lo pikir gue bakal sedih terus nangis-nangis?"

"Hilih, nanti pas gue gak ada pasti lo nangis, gue berani jamin."

Sunwoo mendecih, dia mana mungkin menangis, dia kan kuat.

"Eh, kok gue mendadak curiga ada yang indigo juga ya..." ujar Seungmin diluar topik pembicaraan. "Gak mungkin cuma Eric, Yangyang, Bomin, Woobin, Renjun, sama Yoonbin. Gue rasa ada lebih dari itu."

"Jeno? Dia agak aneh di kuburan kemaren, masa habis liat pohon langsung keliatan khawatir sama kaget gitu," jelas Hyunjin.

"Mungkin dia liat setan," ceplos Seungmin.

"Terus yang pura-pura baik di depan kita itu siapa? Kenapa jadi bahas indigo-indigoan? Kenapa gak violet, magenta, atau ungu terong?"

"Sunwoo, serius dikit napa sih!" Seru Seungmin kesal. "Ini bukan waktu untuk bercanda, nyawa kita dalam bahaya woi!"

"Kan biar gak tegang-tegang banget, tolol!"

"Santai dong! Itu mulut mau gue jejelin pake tai ayamnya Kak Wonpil?!"

"Halah, emang berani?"

"Berani lah, lo pikir lo siapa?!"

"Wah, ngajak berantem ya lo?!"

"AYO SINI, GUE GAK TAKUT!"

"Sun, Min, kayaknya gue tau deh siapa yang Haechan maksud," sela Hyunjin tiba-tiba, nada bicaranya gelisah.

"Siapa?!" Tanya keduanya bersamaan.

"Mungkin aja si J-"




Ding dong!






BRAK!





"HYUNJIN!"

Belum sempat Hyunjin menyelesaikan ucapannya, atap kafe runtuh dan langsung menimpanya.









































Jaemin menyesap teh hangatnya seraya memandangi jalan depan rumahnya yang sepi. Hmm, tumben sekali teman-temannya tidak datang untuk main atau sekedar berkunjung.

Ah, apa karena mereka takut kali ya? Haha, rasanya Jaemin ingin menertawai mereka. Masa gitu doang takut sih, terus masa mereka akan meninggal karena permainan? Tidak mungkin.

"Kalau dipikir-pikir lagi... kayaknya bukan karena permainan. Pasti karena udah takdir lah, aneh banget haha!"

Jaemin geleng-geleng kepala. "Masa gue disuruh minta maaf? Buat apa coba? Kalaupun bener karena permainan kan bukan salah gue juga, tapi salah setannya. Lagian sih, diajak main bukannya nolak."

"Udah gila tuh orang."

Jaemin kaget karena ada suara temannya dari samping, seperti suara Jungmo. Rupanya dia benar, ada Jungmo, Junkyu, dan Jeno berdiri berjajar di halaman samping rumahnya.

"Heh, kalian ngapain disitu?!"

"Kita mau cari belalang, Jaem. Mau ikut?" Tawar Junkyu sambil cekikikan.

"Aneh banget."

"Tujuan kita kesini mau bawa lo ke rumah Renjun," jelas Jeno menjawab pertanyaan Jaemin yang belum terjawab tadi. "Kalau ke rumah Renjun gak bisa juga, kita terpaksa bawa lo ke tempat itu."

"Gak, gue gak mau," tolak Jaemin tegas.

"Heh, permainan ini mulai karena lo. Seharusnya lo bertanggung jawab, bukan santai begitu!" Seru Jungmo, dia tidak habis pikir, bagaimana bisa Jaemin bersikap biasa saja seperti itu.

"Kalian gak tau ya kalau permainan ini ada yang ngatur?"

"Gak usah ngelak, Jaemin."

"Gue denger sendiri dari Renjun, permainan ini ada yang ngatur." Jaemin mengedikkan pundaknya, masa bodo disalah-salahkan lagi. "Lo, lo, dan lo seharusnya mikir dong, cari tau siapa dalangnya, jangan cuma nyalahin gue yang jelas gak salah apa-apa disini."

"Ini orang bener-bener ya."

Jeno ingin maju, dia kesal. Kenapa Jaemin jadi begini? Sepertinya Jaemin berusaha menghindar dari masalah, dia yakin itu.

"Jeno, kayaknya Jaemin bener deh. Seharusnya kita cari dalangnya, bukan nyalahin Jaemin," ucap Junkyu pelan. "Tapi, daripada marah mending ke rumah sakit, yuk! Kita kan belom jenguk Jinyoung."

"Daripada ke rumah sakit, mending kalian baca grup deh," koreksi Jaemin seraya menunjukkan pesan yang baru saja masuk.

"Hyunjin meninggal," lanjut Jaemin. "Satu lagi, nama Renjun dan Jisung pudar, kalian gak mau jagain mereka, hmm?"

游戏 | 00Line ✓ [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now