11

51.4K 13.3K 8.2K
                                    

Untuk kalian yang mempunyai
Kelebihan alias indigo, aku minta
maaf kalau ada kalimat yang tidak
sengaja menyinggung perasaan kalian. Aku bilang begini karena gak enak dan takut ada salah kata T_T

Tapi, menurutku orang indigo keren banget, walaupun ada suka dukanya juga :D

Anw, ada orang yang kalian curigai?











"Sanha, menurut lo omongan Haechan di kuburan kemaren bener gak?"

"Iya... firasat gue gak enak, sejak permainan itu mulai gue selalu gak tenang."

Yoshi menghela nafas, ini diluar perkiraannya. Sebenarnya ada satu nama yang terlintas di benaknya, tapi tidak mungkin dia, kan?

Park Jihoon, orang yang sampai saat ini belum berbicara padanya. Iya, mereka masih bertengkar, belum ada yang meminta maaf.

Karena Yoshi tau apa yang harus dia lakukan, dia tidak perlu meminta maaf agar Jihoon sadar. Dia selalu meminta maaf ketika mereka bertengkar walaupun bukan salahnya, sekarang dia harus melakukannya.

Dan ya, Jihoon mencurigakan, menurutnya.

"Kira-kira Jinyoung lagi ngapain ya?" Sanha bertanya seraya mengangkat tangan untuk mengetuk pintu rumah temannya itu. "Eh, tadi katanya ada Hyunjoon sama Bomin ya?"

Yoshi mengangguk saja, membiarkan Sanha mengetuk pintu. Tak berselang lama, pintu dibukakan oleh─ tunggu sebentar, kenapa ada Jihoon?

"Ngapain lo kesini?" Tanya Jihoon sinis pada Yoshi.

"Jenguk temen, ada masalah?" Tanya Yoshi, masa bodo Jihoon kesal padanya.

"Ck, masuk."

Diam-diam, Sanha menahan tawanya. "Galak banget, perasaan yang punya rumah gak segalak itu deh, pft."

"Bacot."

Jihoon berjalan lebih dulu menuju ruang tengah, tempat Jinyoung, Hyunjoon, dan Bomin berada. Yoshi berdecak, Jihoon yang membuka pintu ia yang menutup pintunya.

"Eh Sanha, apa kabar?" Sapa Hyunjoon ceria dengan mata menyipit seperti kucing. "Kemarin lo jatuh dari tangga ya? Lo gak apa-apa, kan?"

Sanha nyengir. "Jelas gak apa-apa dong, kan gue kuat! Aku anak sehat, tubuhku kuat."

Jihoon kesal. "Disaat begini masih bisa bercanda ya lo, gak mikirin hidup sendiri apa?"

"Justru itu, gue bercanda untuk hilangin rasa takut. Hehe, otw jadi pelawak nih," kekeh Sanha, di mata Jihoon dia terlihat menyebalkan.

"Nyoung, kepala lo udah mendingan?" Tanya Yoshi basa-basi sambil duduk di samping Bomin yang sedang asik memandangi foto-foto di atas rak.

"Lumayan, tapi masih sering sakit kalau disentuh," jawab Jinyoung. "Tapi kalau denger suara berisik kepala gue sakit sih..."

"Setannya berbahaya" ujar Yoshi. "Selagi korban dalam proses menuju kematian, dia bakal celakain yang lain. Apalagi orang itu ada di deket calon korban."

"Nah, bener banget tuh," timpal Bomin. "Untung kemaren ada Chani sama Soobin di rumah sakit, kalau enggak gue gak tau lagi deh nasib Jinyoung gimana."

"Mereka ngapain?"

"Kata Jinyoung sih mereka bantu ngusir setan." Bukan Jinyoung yang jawab, tapi Jihoon, masih ada kesan sinis dari suaranya. "Lagian sih gak ke rumah sakit, lo kemana?"

Yoshi tersentak. "Gue kan udah bilang gak bisa jenguk, gue harus nganterin Haruto ke rumahnya di kota sebelah."

Haruto itu sepupunya Yoshi, teman dekat Jihoon, Junkyu, dan Yoonbin.

"Tau ih, jangan bilang lo lupa?" Sanha jadi curiga. "Atau emang pura-pura lupa?"

"Apaan sih, kok gak jelas banget."

"Maaf nih, Hoon." Yoshi angkat bicara. "Gue jadi ragu sama ucapan yang keluar dari mulut lo, yang Sunwoo bilang kemaren masih terngiang-ngiang di kepala gue."

"Emang dia punya bukti?"

"Ucapan lo tentang Jaemin waktu itu udah cukup buat gue."

Hyunjoon yang sejak tadi diam menyimak bingung harus bagaimana, begitu juga dengan Jinyoung. Mereka pusing, kenapa mereka malah berdebat seperti itu.

"Bomin, lo kan punya kelebihan, nih," kata Sanha, dia terlihat serius.

"Iya, terus?"

"Setahu gue, orang indigo bisa ngerasain ada orang indigo lain di sekitarnya."

"Gak juga, terus?"

"Ada orang lain yang indigo juga, gak? Selain yang kita tau maksudnya."

Mendengar itu, Bomin menunjukkan senyum misteriusnya. "Kalau gue kasih tau, lo mau bayar berapa?"

"Yee sialan lo, cepet kasih tau!" Seru Jihoon tak sabaran sambil menimpuk kepala Bomin pakai bantal sofa.

"Ish, iya deh iya. Gue ngerasa auranya Felix, Junkyu, Jeno, Soobin, Jungmo, dan Haechan beda dari kalian. Tapi gue gak tau mereka indigo atau bukan, siapa tau mereka bukan indigo tapi emang punya aura yang kuat."

"Terus... disini ada hantu, gak?" Tanya Hyunjoon ragu-ragu, ikut bertanya juga.

"Ada, tuh pas banget di belakang lo, anak kecil tapi bola mata kirinya gak ada, darahnya keliatan ngalir sampe ke leher."

"Serem banget."

Bomin tertawa. "Haha, lebih serem hantu badut di luar. Dia lagi coba masuk, paling kalau gak bisa lewat pintu atau jendela terpaksa masuk lewat langit-langit rumah."

游戏 | 00Line ✓ [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now