14

47.2K 12.6K 10.8K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.












"Ric, lo nyetir mobilnya gimana sih?! Kenapa malah nyasar ke hutan?!"

"Mana gue tau, gue kan ngikutin mobilnya Soobin, tapi tiba-tiba hilang."

Sunwoo mengumpat. Apa Eric dibuat berhalusinasi atau diberi pengelihatan seolah-olah mereka mengikuti mobilnya Soobin?

Ini tidak benar, sekarang mereka harus lewat mana? Aduh, bensin mobil Eric mau habis pula. Sial sekali nasib mereka hari ini.

"Berisik, harusnya kalian berdoa biar dikasih petunjuk jalan," sahut Yonghee dari kursi belakang.

"Gue panik woi!"

"Buset dah, ngegas mulu jadi orang," cibir Jongho dari samping Yonghee.

"Gue bakal jalan lurus deh, siapa tau ketemu jalan gede atau tempat ramai," kata Eric seraya menginjak gas pelan-pelan, ada perasaan ragu juga untuk lanjut menyetir mobilnya.

Nanti tidak ada apa-apa, kan?

"Si Soobin nyetir gak kira-kira, ngebut banget kayak pembalap."

"Gimana ya, dia kan kalau panik emang jadi pembalap dadakan," balas Yonghee berniat bercanda. "Gue jadi inget deh, dulu si Soobin kan pernah nyetir mobil sampe naik ke trotoar."

"Gue ada di mobilnya pas itu, jantungan gue," curhat Sunwoo sambil tertawa.

"Lo sih enak ada di kursi belakang, gue di kursi depan!" Timpal Jongho. "Kalau mobilnya nabrak kan gue sama Soobin duluan yang kena."

"Jangan bahas itu, bisa kan?" Sinis Eric, masih fokus menyetir. "Ini hutan, banyak penunggunya, omongan lo bisa aja terjadi."

"JANGAN NAKUT-NAKUTIN DONG!"

"Woi, pelan-pelan dong ngomongnya!"

Mobil hampir saja oleng karena seruan Sunwoo membuat Eric kaget dan menggerakkan kemudinya ke kanan secara reflek, hampir menabrak pohon.

Dan setelah itu, Eric langsung menginjak gas kuat-kuat, membuat ketiga temannya terlempar ke depan, Sunwoo sampai kejedot.

"Aduh Ric, kalau mau berhenti bilang dulu napa!" Omel Sunwoo karena jidatnya berdenyut-denyut.

"I-itu kan..."

Eric buru-buru keluar dari mobil dan berlari ke depan, mengabaikan Sunwoo yang mengumpat padanya. Dia tak bisa berkata-kata, kakinya tak mampu lagi melangkah.

"Itu kenapa bisa gitu?" Sunwoo merinding sekaligus terkejut melihatnya, begitu juga Yonghee dan Jongho.

Karena di depan mereka, mobil Renjun terbalik dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, keadaannya cukup parah.

Belum lagi, mayat si pemilik mobil dan pemuda bermarga Han terbaring di tengah jalan dengan kondisi tanpa tangan, terlihat seperti ditarik paksa.













































"Ingin seperti mereka juga, hmm?"


















Oh tidak, kenapa harus ada hantu dengan kepala putih seperti itu, sih?!

Eric jadi muak, dia lagi dia lagi. Bikin susah saja.













































Di waktu yang sama namun berbeda tempat, suasana kali ini cukup panas karena masing-masing terpancing emosinya. Mereka keluar dari mobil dan beradu mulut.

Lagi, lagi, dan lagi, Jaemin lah yang memulai perdebatan. Jeno berusaha melerai walaupun kesal juga, tapi Felix dan Seungmin terus-terusan melontarkan kalimat sarkas dan penuh sindiran.

Jungmo? Dia ada di mobilnya, sibuk menanyakan kabar yang lain di grup chat mereka.

"Woi Jaem, lo gila ya?! Temen lo meninggal dan lo malah ngajak kita makan?! Udah gak waras, sinting sumpah!" Bentak Felix, tangannya bergerak menarik kerah baju Jaemin.

"Loh, kata lo kita tinggal nunggu kematian kita, berarti santai-santai boleh, dong?" Balas Jaemin masih pada pendiriannya.

"Gak usah bawa-bawa ucapan Felix waktu itu, lo harusnya sadar diri! Karena lo, kita semua masuk ke permainan ini, Na Jaemin!"

"Felix, udah cukup!" Seru Jeno. "Jangan salahin Jaemin, dia gak salah!"

"Dugaan gue makin kuat kalau lo dihasut atau dicuci otaknya sama Jaemin," tukas Seungmin sinis. "Jelas-jelas dia yang tulis nama kita loh, Jen. Masa lo lupa?"

"Gue gak lupa, cuma-"

"Cuma apa?!" Potong Felix semakin marah. "Kalian berdua bener-bener gak waras, kalau misalkan besok giliran kalian gimana hah?! Masih mau santai juga?!"

Jaemin mendorong Felix menjauh sambil membenarkan pakaiannya. "Iya lah, kan harus terima resiko dengan lapang dada."

"Na Jaemin!"

"Harusnya kalian cari dalangnya, bukan marah-marah ke gue, bodoh! Dari awal Renjun udah bilang permainan ini ada yang ngatur, kenapa kalian gak inget itu?! Kalian harusnya cari siapa yang suruh setan-setan itu bunuh kita!"

"Lo lupa, ya? Kita gak ada di saat kalian kumpul di rumah lo, Jaemin!"

"Iya juga ya..."

Seungmin menarik pundak Felix untuk mundur. "Lix, percuma lo ngomong sama dia."

"Cih, drama banget," decih Jaemin. "Jen, mau gak mau lo harus anterin gue beli soto, sekarang juga."

"Jaem, temen lo baru aja-"

"Apa? Mau ngebantah?"

"Wait a minute."

Felix melepaskan tangan Seungmin yang memegang pundaknya, dia melangkah maju, berhadapan dengan Jeno dengan sorot mata tajamnya.

"Jawab dengan jujur pertanyaan gue, lo bukan Jeno, kan?"

游戏 | 00Line ✓ [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now