22. Tidak Tahan (21+)

14.9K 679 39
                                    

Cerita ini mengandung bara api yang akan membuat pembacanya jadi HAREUUUDANGGG.. 😛

......

Air mata cindy mengalir membasahi bantal yang mengalasi kepalanya. Ia menangis pilu, meratapi nasibnya saat ini. Bahkan sampai ia menangis darah pun, tidak akan ada yang berubah di sini.

Malam ini, pria bernama panji telah merenggut kesuciannya. Pria itu merusak cindy dan merajai cindy sepenuhnya.

Tadi, pria itu tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar cindy dan menyandarkan cindy ke tembok. Ia mencium bibir cindy, menghisap dan memberikan ciuman intens.

Cindy berpikir bahwa akan sampai di situ saja saat pria itu melepas pagutannya. Namun nyatanya, cindy salah. Panji kembali membuka pintu kamar dan menarik tangan cindy keluar dari kamar. Ia membawa cindy masuk ke dalam kamar pribadinya.

Tubuh cindy di hempas di atas peraduannya. Membuat cindy gemetar ketakutan. Sementara panji tidak bisa menahan gejolak emosi dan napsu yang saat ini sedang merajainya.

"Gue nggak bisa nunggu besok," bisik panji tepat di telinga cindy. Membuat kuduk wanita itu meremang seketika. Cindy pun mengangkat sebelah bahunya, karena dirinya tak sanggup menahan geli saat panji menjilat daun telinganya.

"Jangan panji," cicit cindy dalam kebisuannya. Ia berusaha mendorong tubuh panji yang mengungkungnya. Namun sayang, itu malah membuat panji semakin senang saat cindy meliukkan tubuhnya untuk berontak.

"Lo cantik banget," puji panji membuat cindy semakin merasa ngeri. Apa lagi saat pria itu mulai menjejal leher cindy. Membuat cindy mau tak mau harus mengangkat kepalanya.

Panji mengigit dan menghisap leher wanita itu. Membuat desahan-desahan kasar itu keluar dari mulut cindy.

Tangan panji pun tak tinggal diam. Ia meremas dada cindy yang masih terbungkus baju dan bra wanita itu. Tidak lupa dengan kedua kaki cindy yang terbuka lebar, di goda oleh milik panji yang juga masih terbungkus rapi.

Panji melepaskan leher cindy. Ia mendesah kasar. "Sialan! Kenapa ngelihat lo aja libido gue langsung naik?!" Umpat panji kepada cindy yang sibuk mengatur napasnya.

Mata cindy seketika terbelalak saat tangan kekar panji mengoyak baju kaos wanita itu. Memperlihatkan gundukannya yang sekal yang masih terbungkus bra cream.

Panji membuang sembarang kaos cindy, lalu dengan cepat meloloskan bra wanita itu. Membuat kedua tangan cindy langsung menutupi asetnya.

Panji menjilat bibirnya. Ia sudah sangat bernapsu akan wanita ini. Ia pun melepas kaos yang masih ia kenakan. Mempertontonkan tubuh kekarnya yang di hiasi tatto di beberapa bagian. kemudian menarik kedua tangan cindy. Menahannya agar gundukan itu bisa di nikmati oleh panji.

Cindy menggelengkan kepalanya. Saat sengatan itu menyentuhnya, cindy pun menggigit bibirnya dan memejamkan matanya.

Nikmat. Hanya satu kata itu yang bisa mewakili bagaimana rasa hati panji saat ini. Ia begitu menikmati permainan ini. Tubuh cindy yang indah membuat gairahnya naik. Kulit mulusnya membuat panji menjadi betah.

Setelah percintaan itu, mereka pun melepaskan diri. Cindy masih terbaring di samping panji. Menangis meratapi nasibnya.

Suara tangisnya itu pun membuat pria yang masih menikmati perasaan candu akan bercintanya itu pun tersadar. Telapak tangan panji yang besar, langsung mengusap wajah cindy. "Udah, jangan nangis." Ucapnya.

Cindy pun mengusap air matanya. Memang, menangis pun tidak ada gunanya. Tetapi ia masih ingin menangis. Menyampaikan emosi dan rasa hatinya yang tidak bisa ia lepaskan.

Panji menghelakan napasnya mendengar suara segugukan itu. Ia pun beranjak dari peraduan itu. Melilitkan handuk kecil di pinggangnya. Lalu membuka lemari pendingin kecil yang ada di kamarnya.

Ia mengambil air mineral dari sana, lalu kembali naik ke peraduannya. "Ayo, bangun dulu. Nangis mulu lo," gerutu panji membantu wanita itu untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang. Cindy mendekap erat selimut yang menutupi tubuhnya. Ia tertunduk dengan segugukan yang tidak bisa ia tahan.

Panji menempelkan mulut botol ke bibir cindy. Membantu wanita itu untuk minum. Dan cindy pun menurut untuk meminum minuman itu.

Panji mengusap rambut panjang wanita itu dengan lembut. Mengusap wajah cindy dengan ibu jarinya. Ia melepas botol minuman itu dari mulut cindy dan mengusap bibir wanita itu dengan punggung tangannya.

"Umur berapa sih lo? Lo masih bocah kayanya" ucap panji asal. Cindy pun hanya diam tak menjawab ucapan panji.

Panji merangkul bahu wanita itu. Mendekapnya dengan hangat. Kemudian mencuri kecupan kecil dari bibir cindy.

Cindy menatap wajah panji di dalam diamnya. Kenapa panji begini? Kadang dia menyeramkan, kadang juga hangat. Kadang dia jadi iblis, tetapi kadang dia malah jadi malaikat pelindungku. Aku harus lihat kamu dari sisi mana panji? Batin cindy.

......

Jangan lupa vote dan komen yaa..
Makasih 💜

Cinderella Escape || Panji ZoneWhere stories live. Discover now