[Juna] Kaca Potret - 02

3K 629 173
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sebenarnya apasih yang dicari dalam hidup?

Juna bertanya-tanya sendiri sebab semua sudah dia lalui. Kebahagiaan? Sudah didapatkan. Buktinya sejak dia masih tinggal bersama orang tua hingga memiliki pengalaman jadi anak rantau juga sudah Juna tekuni dengan nyaman tanpa kendala. Kesuksesan? Kalau masalah ini mungkin masih fifty-fifty, karena Juna juga gak tahu seberapa tinggi tingkat kesuksesan mutlak, tiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda atas hal ini. Setidaknya Juna sudah mendapat banyak keuntungan dari dunia kuliah dan kerjanya yang dapat dibilang cukup memuaskan.

Lantas apalagi?

Apakah... cinta dan kasih sayang?

"Gak juga, ah. Masa iya gue beneran kurang belaian?"

Pemuda itu menggeleng cepat karena sempat terbayang ucapan Haikal yang kurang bermanfaat tadi malam. Selepas acara bakar ikan, Haikal terus mengekor dan meminta penjelasan lebih terkait kehidupan maya Juna di sosial media. Kawannya itu terus mencibir, padahal jelas sekali dari raut wajahnya saja sudah kentara menyiratkan rasa peduli dan penasaran walaupun dibungkus dengan kalimat yang gak etis.

Juna jadi berpikir ulang. Apa benar cinta dan kasih sayang itu hanya berasal dari keluarga, pacar atau teman dekat?

"Jun, hari ini ada jadwal apa?" Danu mendadak muncul dari arah pintu depan dan menghampiri Juna yang duduk di dekat teras. Pakaiannya serba rapi, tipikal seorang Danu yang kata orang-orang boyfriend material. Dalam hati Juna mengumpat, belum tahu saja Danu tuh sebenarnya serba jual mahal.

"Gak ada, sih. Gue udah kelar sama jadwal distro."

"Kuliah ada matkul apa hari ini?"

"Gue bolos dulu, hehe. Jadi jangan tanya matkul apaan karena gue males jawab."

"Ganteng kalau bodoh percuma loh."

Juna terkekeh-kekeh. Netranya menatap ujung kaki Danu yang mulai dibalut kaos kaki. "Gak masuk kuliah sehari gak bakalan bikin lo bego. Kuliah penuh selama delapan semester juga gak menjamin lo bakalan jadi mahasiswa paling pinter."

"Apa salahnya berusaha jadi versi terbaik dari diri kita sendiri?"

"Ya mungkin itu versi lo," tukas Juna. "Bagi gue, versi terbaik dari diri gue bukan dengan kuliah rajin non-stop tanpa skip. Versi terbaik dari diri gue sendiri itu ketika gue berhasil menjadi artis. Hehehe."

Cielah, pinter bener tuh mulut bikin pengalihan. Padahal sambatnya gak tanggung-tanggung di akun privat.

"Lo pikir dengan terkenal bisa bikin bahagia?"

Juna mendecak. "Bukannya udah jelas?" Lantas dia menempatkan tangannya di atas pundak Danu, merangkul pemuda itu sambil menepuk kepalanya. "Banyak cuan, dapat banyak hadiah dari fans, ulang tahun lo bakalan rame, banyak perhatian dan bahkan punya relasi luas. Kenalan di mana-mana bikin lo berada di atas awan, bro."

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang