[Bayu] Distraksi - 02

2.6K 552 318
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Huru-hara para mahasiswa selalu saja terjadi setiap hari tanpa batas. Entah karena populasi mereka paling banyak di kontrakan atau bagaimana, yang jelas ramainya kontrakan dominan diisi mereka doang. Sepinya kontrakan juga kalau gak ada mereka, entah karena ditinggal pergi ke kampus atau pulang. Mendadak kontrakan jadi rumah damai, seolah-olah setannya pada kabur semua. Makanan aman, air bak mandi selalu tersedia dan jejak-jejak sialan bekas sepatu gak pernah terlihat mengotori lantai, pun dengan tali jemuran yang kosong karena gak harus berdesakan gantung cucian basah.

Lagi-lagi, entah sudah ke berapa kali, Haikal jadi masalah utama teman-temannya yang lain suka membantin. Dia oknum yang suka sekali pinjam barang teman, tapi pas dikembalikan kadang suka lenyap atau kondisinya dalam keadaan kurang baik. Pagi ini, Bayu jadi sasaran empuk sebab si Mawan, vespa kebanggaanya, bagian pantatnya kesenggol mobil pick up dan menyebabkan plat nomornya bengkok setengah.

"Kayaknya gobloknya orang-orang lo ambil semua jatahnya, deh. Makanya tololnya gak kira-kira."

Telunjuk Bayu menuding Haikal dengan segurat ekspresi marah. Suaranya menggema di garasi bersahutan dengan suara denting perkakas yang dikeluarkan dari kotak reparasi. Yang dimarahi tentu saja cengengesan, pura-pura bantu dengan pegang-pegang plat nomor motor padahal juga gak tahu solusinya harus diapakan.

"Kecelakaan, Yu. Astagfirullah, tanyain gue gimana kek malah Mawan mulu yang dirawatin."

"Cicilan belum habis ini, masih sisa setahun setengah," Bayu bersungut-sungut sambil mencari palu yang tenggelam di dalam kotak reparasi. "Belum buat bonceng bini udah lo cacatin duluan."

"Busi motor gue waktunya ganti, tapi duit gue habis kemarin buat beliin anak-anak kado karena ranking satu semua, njir. Bangga sih bangga, tapi auto melarat gue gak diizinin pulang waktu ngajar les kalau gak ada hadiah."

Di tengah otaknya yang masih mendidih, Bayu dapat ilham mendadak buat kasih wejangan gratis. "Makanya lebih gampang ngurusin cewek daripada bocah. Kasih cinta aja udah klepek-klepek setengah mampus sampai bucin."

Haikal mendecih keras. Dia bukan teman main yang pas kalau lagi bahas soal perempuan. "Cinta gak bikin kenyang," katanya, yang semula jongkok kini beralih duduk di atas lantai garasi, gak ngapa-ngapain selain mengoceh. "Capek malah. Iya kalau cinta buat lo dikejar, tapi kalau mengejar?"

"Susah dari sananya, sih. Kalau muka lo pas-pasan memang begitu kok. Sadar diri aja."

Kalau saja palu yang katanya ada di dalam kotak reparasi ditemukan, enaknya buat getok kepala Bayu biar otaknya sedikit sehat dan mulutnya bisa bicara benar. Sayangnya yang ditemukan hanyalah obeng untuk buka mur dan baut pada tempat plat nomor motor. Kini Bayu menghadap ke arah motornya, hendak membuka papan tersebut terlebih dahulu sebelum membetulkan platnya yang bengkok. Kembali dia berbicara singkat sebelum mendapat sanggahan dari Haikal. "Bang Aksa simpen palunya di mana?"

ANDROMEDAWhere stories live. Discover now