[Bayu] Distraksi - 03

2.2K 599 423
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Teh, mau makan dulu?"

"Sudah jam berapa ini, Mas?"

"Gak bawa HP, tapi kayaknya masih belum adzan zuhur."

Basa-basi memang jalan ninja untuk mengulur waktu, dan modusㅡtentu saja.

Satu kantong plastik berwarna merah sudah tergantung di gantungan barang motor, membuat kaki Bayu harus sedikit terbuka supaya barang-barang yang ada di dalamnya gak kepencet apalagi pecah dan isinya tercecer ke mana-mana. Isinya bahan makanan semua. Ada macam-macam tepung di bagian bawah, mentega, meses, keju, plastik dan cetakan kue, alas kertas untuk boluㅡBayu gak tahu namanya apa katanya, lalu ada telur di bagian atas yang sangat rapuh dan bisa gak karuan kalau kena senggol sedikit saja.

Gak tahu kenapa Teteh beli segini banyak padahal pamit ke Pak Bima katanya beli satu benda doang.

Untung saja Mawan gak bikin ulah dengan oleng sana-sini seperti ketika ditumpangi Haikal hingga platnya bengkok. Cukup yang punya saja gemetaran, motornya jangan ikut-ikutan.

"Aku ndak bawa HP juga nih, Mas Bayu," kata Alina pelan seraya menggunakan helm yang semula ditempatkan di spion motor, "nanti Abah mikir aneh-aneh kalau kelamaan. Ini aja gak sengaja beli banyak bahan biar sekalian gitu."

Sembari memundurkan motor dan mengecek isi saku, bodohnya Bayu saking senengnya tadi disuruh Pak Bima antar anaknya, dia jadi lupa bawa apa-apa kecuali motor sama dirinya sendiri plus helm. Dompet yang berisi surat kendaraan, SIM, kartu ATM, kertas belanjaan minimarket dan kuitansi bayar galon ketinggalan di kontrakan.

Jadi Bayu gak bisa bayar uang parkir, apalagi bayar totalan makan siang.

Keseringan ngeledek Dika sering ngutang dan sok jantan, gue sendiri akhirnya kena karma.

Mukaku... hendak kutaruh mana?

"Aduh, Teh, sayaㅡ"

"Udah aku bayarin uang parkir, Mas, kita tinggal pulang."

Gue mau takbir keliling aja rasanya saking malunya.

Bayu jadi sungkan setengah mati karena pasti dia gengsi, dong, ditraktir cewek walaupun hanya biaya parkir. Semakin rendah mutu dia di mata Pak Bima, kalau beliau tahu terus dijadikan bahan julid.

"Dompet ketinggalan, Teh. Bodoh banget saya saking groginya tadi sampai apa-apanya ketinggalan." Bayu berujar tepat ketika mesin Mawan dihidupkan. Ciri-ciri pemuda yang gak sayang lingkungan adalah yang beli motor terus knalpotnya dimodifikasi jadi berisik dan mengeluarkan asap yang sudah mirip seperti kebakaran hutan. Ngebul istilahnya, dan Mawan memang tipe motor yang merusak udara kalau dilihat-lihat ulang.

Alina hanya tertawa samar. "Uang parkir mah gak sebanyak uang bensin, Mas."

"Ya, tetap aja gak enak. Entar abahnya Teteh marahin saya, katanya laki kok gak modal."

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang