KEMARAHAN ALVIN

17.9K 1.2K 23
                                    

Hallo guys Author come back, maaf telat up, Author lagi kurang enak badan kemarin, dan alhamdulillah hari ini sudah enakan.

Oke tanpa banyak bacot lagi yu mulai baca, ada yang rindu kata-kata opening dari Author hehe...

***

Setelah mereka berempat selesai sarapan, kini waktunya Alvin untuk pergi bekerja, dia tidak bisa libur atau bulan madu di karena'kan sedang ada kepentingan perusahaannya.

Sebelum Alvin benar-benar pergi bekerja, mereka berempat meyempat'kan pulang ke rumah orang tua Alvin terlebih dahulu, karena lebih dekat dan tidak ingin berlama-lama tinggal di hotel.

***

"Sayang aku pergi dulu ya, jangan rindu karena rindu itu berat, biar aku saja." pamit Alvin dengan kata menggoda.

"Kakak bisa saja, hati-hati di jalan."

"Iya, assalamu'alaikum." salam Alvin dengan memberikan tangannya, Nissa yang mengerti pun mengambil tangan Alvin dan mencium punggung tangan suaminya.

"Wa'alaikumussalaam." jawab Nissa.

Cup...

Alvin mengecup kening Nissa yang tertutupi oleh niqob, namun tak sedikit pun mengurangi rasa malu Nissa.

Tak berselang lama mobil yang dikendarai Alvin tak terlihat, Nissa pun segera masuk ke dalam rumah.

***

POV NISSA...

Siang nanti aku berniat untuk memberikan Kak Alvin makan siang ke kantornya, menu makan siangnya ayam panggang dan sayur lodeh.

Aku mulai meracik dan mencampurkan bahan makanan untuk menu tadi, dan setelah bergulat dengan alat-alat dapur akhirnya setelah satu jam semuanya telah selesai.

***

Kini aku berada di perusahaan A'X COMPANY, lebih tepatnya perusahaan milik suamiku.

Saat aku berada tepat di depan perusahaannya, masyaallah sungguh besar dan mewah sekali perusahaan ini, aku sama sekali tidak bisa menggambarkan'nya selain menjuntai tinggi.

"Assalamu'alaikum mbak, ruangan Kak Alvin di mana ya?" tanya Nissa sopan sambil celingak-celinguk.

"Wa'alaikumussalaam, emang mbak siapa mau cari suami saya plus pemilik perusahaan ini? ck." ucap karyawan dengan sombong dan so kaya.

'Hahaha... Pelakor jaman sekarang memang tidak tahu malu, tapi aku harus tetap sabar jangan terbawa emosi.' batinku, kalian tanya bagaimana perasaanku? Sungguh menurutku ini sangat lucu.

Aku sama sekali tidak percaya perkataannya, sungguh kurasa dia belum minum AQ*A, pfft hahaha.

"Oh gitu ya, yasudah assalamu'alaikum." salamku dengan berlalu pergi dari hadapannya, terlihat dia melongo tak percaya.

Sebelum aku mencari di mana ruang Kak Alvin, aku kirim pesan terlebih dahulu agar dia tidak usah memakan makanan di luar sana.

[Assalamu'alaikum Kak, aku sekarang sedang ada di perusahaan Kakak, aku bawa makanan jadi Kakak nggak usah repot beli makanan lagi.]

Satu pesan sudah ku kirim lewat aplikasi Wh*tsApp, kebetulan aku sudah sedikit mengerti tentang mengirim pesan, tapi tidak sepenuhnya hehe.

***

Saat berada di lift, aku bingung karena belum tahu bagaimana cara menggunakannya, dan kebetulan di sebelahku ada seorang wanita yang sedang mengetik entah mengetik apa itu.

Dan pada saat dia turun aku juga ikut turun karena tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan.

Setelah beberapa menit aku mencari ruangan Kak Alvin, aku sama sekali tidak menemukannya, dan aku tersesat di dalam perusahaan besar milik suamiku.

Di dalam kebingungan yang melanda pikiran, aku hanya bisa menangis di ujung ruangan bercat putih dan menunggu Kak Alvin datang membantu.

***

POV ALVIN...

Aku mulai khawatir pada Nissa, sudah beberapa menit setelah aku membaca pesannya dia belum kunjung datang juga.

Aku putuskan untuk mencari Nissa sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi, kalian tahu'kan bagaimana Nissa, dia belum tahu alat modern yang ada di dekatnya.

Aku terus mencari ke sana ke mari, tapi tidak menemukannya, sampai aku mendengar keributan di dekat ruangan manager yang ada di lantai tiga.

Tanpa pikir panjang aku langsung berlari menghampiri asal keributan tersebut, takutnya benar kalau itu adalah Nissa.

Tak peduli dengan semua karyawan yang menatapku heran, ceo yang di kenal cool tiba-tiba terlihat seperti orang stres.

Aku terus menerobos masuk pada orang-orang yang entah sedang mengerumuni apa, dan...

"Sayang..." ucapku lirih.

Nissa langsung menoleh ke arahku dengan mata ketakutan, sungguh aku tidak suka ini.

"Siapa yang berani membuat istri saya ketakutan hingga seperti ini?!?" tanyaku dengan berteriak, tak peduli apa kata orang.

Semua orang terlihat ketakutan, memang mereka belum pernah melihat aku marah sampai seperti ini.

"Ingat, kalau sampai kalian berani menakuti apalagi menyakiti istri saya, saya tidak akan segan-segan untuk menghabisi nyawa kalian, ingat itu!" bentak Alvin.

Maaf di gantung, pasti nggak enak, kayak perasaanku yang di gantung oleh dia... Ciee.

Konwel biar saya semangat untuk up setiap hari.

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Where stories live. Discover now