Khumaira

7.5K 550 9
                                    

Up ....

_____

"200 mobil pribadi sudah siap, dengan 500 motor untuk tempat terpencil. Cepat pergi sekarang!"

Semua mafioso lari kocar-kacir, tidak ingin mendapat amukan dari sang devil kembali.

"Semoga kamu dapat ditemukan hari ini juga, Khumaira," ujar Alvin lesu, ia tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya.

"Kau, ikut bersamaku!" Alvin menunjuk tangan kanannya, orang yang sudah ia percayai sejak duku. Ia akan pergi menggunakan helikopter miliknya pribadi menuju Bandung.

_____

Alvin mencari mulai dari kota hingga desa, namun sampai sekarang ia belum menemukan sang pujaan hati.

Avin mengacak rambutnya asal, sampai sekarang ia belum juga mendapat info dari anak buahnya itu.

"Kamu di mana sih, sayang?" Sorot mata yang sering terlihat tajam, kini berganti menjadi sorot mata tanpa arah, hanya ada kekosongan di dalamnya.

"Berhenti dulu di mini market! Saya mau beli sesuatu," ujar Alvin datar tanpa ekspresi, sifatnya yang sudah mulai mencair, kini kembali beku.

_____

Alvin masuk ke dalam mini market, ia ingin membeli beberapa snack, untuk cemilannya selama di dalam mobil.

Ia membayarnya, kemudian melangkahkan kakinya keluar.

_____

Deg!

Nissa melihat wajah Alvin sekilas, ia melihatnya dengan sangat jelas, namun ia segera menepisnya, pasti ada orang yang mirip dengannya.

"Tapi kenapa itu terlihat seperti benar Kak Alvin? Mungkin hayalanku saja, karena terlalu rindu," ujar Nissa lesu.

Nissa masih memperhatikan orang yang ada di seberang jalan tersebut, ia masih penasaran.

Pria itu berbalik, memperlihatkan wajah tampannya yang terlihat sangat kusut. Nissa terkejut bukan main, iya, dia Alvin, suami yang sangat dia rindu!

Alvin masuk ke dalam mobilnya, mobil itu berjalan pelan. Tidak ingin kehilangan kesempatan lagi, Nissa segera berlari menuju mobil BMW tersebut.

"Kak Alvin!" teriak Nissa sekeras mungkin, namun nihil, mobil tersebut telah meninggalkannya pergi dengan kecepatan sedang.

Nissa terus mengejarnya, ia tidak ingin terpisah untuk kesekian kalinya.

"Kak! Kak Alvin!" Nissa kembali memanggil Alvin dengan berteriak.

Mobil tersebut sudah tidak terlihat oleh Nissa, meyisakan rasa rindu yang sangat mendalam. Melihat namun belum bisa mendekat, apalagi memeluknya.

"Kenapa harus seperti ini ya Allah? Nissa rindu, apa Nissa bisa bertemu kembali?" gumam Nissa dengan air mata yang lolos begitu saja.

_____

'Kenapa perasaanku tidak enak? Apa terjadi sesuatu?' batin Alvin.

"Maaf tuan, tadi seperti ada yang memanggil tuan. Tapi saya tidak berani berhenti tanpa seizin tuan," ujar supir, ia memang tidak memiliki hak, bila ia mengambil keputusan tanpa seizin tuannya, maka nyawa taruhannya.

"Oh," ucap Alvin tak peduli.

'Tapi kenapa aku penasaran dengan orang tersebut? Mungkin hanya perasaanku saja.' Alvin kembali memfokuskan dirinya pada jalan, mungkin saja melihat Nissa.

"Apa sudah ada info dari yang lain?" Bibir tipis itu kembali angkat suara, tentu ia bicara hanya untuk urusan penting saja.

"Mereka bilang, banyak wanita bercadar yang ada di Bandung. Mungkin akan butuh beberapa hari tuan." Tangan kanan Alvin bersuara pelan, takut bila devil kembali ngamuk.

"Kerahkan detektif juga orang ahli dalam bidang ini! Aku akan bayar, seberapa pun jumlahnya."

"Siap Bos."

"Kita istirahat dulu!" titah Alvin, mereka berhenti di hotel ternama yang ada di sana.

Hati Alvin kembali merasa tidak enak, ntah karena apa. Sepertinya ia harus mengistirahatkan pikirannya dulu.

Tapi, yang ada hanya ada Nissa, Nissa, dan Nissa. Mana bisa dia istirahat.

Jangan lupa tinggalkan jejak, konwel ya.

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang