Wanita kedua

12K 631 47
                                    

Penyesalan akan datang pada akhir, maka janganlah kamu berbuat hal yang akan membuatmu menyesal di hari kemudian.

_____

"Sayang, please, bangun ...," ujar seorang pria, lirih.

"Kamu tega sama aku, bagaimana dengan anak kita? Dia butuh seorang umi yang selalu menjaganya sepenuh hati."

Alvin memeluk manusia yang sudah tak bernyawa itu. Ya, dia sedang memeluk sang istri, istri yang telah menghembuskan nafas terakhirnya, baru saja.

"Maaf, Pak, istri Anda sudah tiada. Tuhan sayang ia, makanya ia ambil secepat ini," ucap dokter sembari menunduk.

"Gak! Ini semua gak boleh terjadi!"

"Katakan ini semua hanya mimpi! Katakan!"

"Sadarlah, Pak, ini sudah takdir yang maha kuasa." Dokter tersebut menutup wajah pucat pasi milik almh.Nissa.

RIP!

_____

Pov Alvin ....

Lima bulan kemudian ....

Hari yang cerah, tidak sama dengan keadaan hatiku yang mendung. Senyum di wajah hanya menutupi rasa penyesalan yang teramat mendalam.

Andai saja dulu aku tidak egois, andai saja aku tidak terlalu protektiv padanya ... mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.

Bodoh, aku memang bodoh!

Kutundukkan wajah ini, menatap lantai yang berkilau.

Hidupku hanya penuh dengan penyesalan, dia ... dia bukan wanita yang sama seperti dulu.

Sekuat apapun aku mengelak, sekuat apapun aku menganggap bahwa ini hanya mimpi, tapi ini sudah takdir, ini adalah takdir yang maha kuasa.

Kulihat wanita yang kini berstatus sebagai wanita kedua. Ya, wanita kedua. Ia tersenyum, namun itu tidak sama seperti senyuman yang dulu, senyuman yang akan selalu kukenang, senyuman ini berbeda!

Kuayunkan kaki ini menuju anak tangga. Ya, tempat ini adalah saksi bisu, saksi bisu kejadian lima bulan yang lalu. Kejadian yang akan selalu membuatku menyesal.

"Afwan, aku mau ke TPU dulu," ujarku sembari menatap manik mata wanita itu. Ya, wanita kedua yang aku sebut tadi.

Ia mengangguk, kemudian dia mencium punggung tanganku.

"Assalamu'alaikum." Aku langsung pergi begitu saja.

"Wa'alaikumsalam."

_____

TPU (tempat pemakaman umum).

Kubawa bunga yang sengaja tadi kubeli di jalan. Sejurus kemudian aku melangkahkan kaki menuju tempat tujuan.

Seulas senyum kupancarkan, namun tanpa aku sadari ... air mata ini menetes. Kembali aku teringat kenangan-kenangan bersamanya.

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Where stories live. Discover now