Traktiran

7.5K 534 14
                                    

"Alhamdulillah, Allah masih mentakdirkan kita untuk bertemu, Khumaira. Khullah seneng banget." Alvin mendekap Nissa semakin erat, membuat sang mpu malu.

"Iya, alhamdulillah. Nissa juga seneng banget, mmm ... Kak, bisa gak jangan peluk aku terus," ujarnya dengan menundukan kepala, dan melerai pelukan hangat suaminya.

"Loh kenapa? Kamu gak suka?" Alvin menggernyit heran.

"Bukan gitu Kak, tapi Nissa malu! Nanti aja ya Kak, di rumah." Nissa kembali menundukan kepalanya.

"Oke Princess, tapi kalau di rumah, aku mau yang lebih, udah kangen pake banget." Tangan Alvin kini memegang dagu Nissa, mendekatkan wajahnya dan wajah sang kekasih. Dan .....

"Gak jadi deh, takutnya nanti kamu kabur karena malu, hahaha ...." Tawa Alvin terus meledak, membuat Nissa mengerucutkan bibir.

"Khullah hobi banget bikin Nissa bete." Nissa bersedekap dada, bibirnya manyun lima centi.

"Iya iya iya, hahaha ...."

Kini pandangan semua warga menatap kedua sejoli itu. Ada yang iri, terharu, dan ada pula yang ikut merasakan senang.

"Ciee."

"LDR-nya udah selesai ya? Hahaha ...."

Alvin menoleh, ia membuka kacamata hitamnya, menampakan sorot mata yang tajam, ia memandang semua warga di sana.

"Iya, iri bilang bos!" Alvin mendelik tajam.

"Karena aku sedang sangat bahagia, aku akan mentraktir kalian semua makan," ujarnya tersenyum tipis, hatinya memang sedang dihujani bunga.

"Wah!"

"Akhirnya aku bisa makan, hahaha ...."

"Sultan mah bebas."

Alvin menyunggingkan senyum, baik para Ibu-ibu maupun gadis, serasa meleleh dibuatnya.

"Tolong dikondisikan senyumnya Mas, saya udah punya suami, dan saya gak mau menduakannya." Dengan PD-nya seorang Ibu-ibu di belakang sana melontarkan kata itu.

Alvin hanya melongo, diam dibuatnya. Nissa yang kesal juga cemburu pun mencubit perut Alvin keras.

"Matanya dijaga Mas! Inget udah punya istri!" Nissa melotot kearah Alvin, sang mpu hanya cengengesan.

Alvin memeluk Nissa possessive. "Ciee, istri mungil Alvin Alexander ini cemburu ternyata, cup cup cup." Alvin mengecup kening Nissa lama, membuat para wanita berteriak histeris.

"Dosa loh bikin jomblo nyesek!"

"Astagfirullah, maafkan mata hamba yang telah ternodai ya Allah."

"Jadi gak nih, traktirannya? Kalau gak mau, ya udah." Alvin tersenyum miring. Semua warga sontak menjawab JADI!

_____

"Udah selesai 'kan, makannya? Yu pulang, aku udah kangen," ujar Alvin sambil tersenyum hangat pada istri mungilnya.

"Udah, tapi sekarang kita ke rumah Zizah dulu!" ujar Nissa semangat.

"Emang kamu ketemu Zizah di sini?" tanya Alvin. Nissa menjawabnya panjang kali lebar.

"Oh gitu, alhamdulillah dia mau bantu kamu, sayang. Nanti kita ke sana dulu."

"Yu!" ajak Nissa tak sabar, ia menarik tangan Alvin cepat.

"Sabar dong sayang, aku bayar dulu nih."

_____

Kini mereka berdua telah selesai makan, mereka masuk ke dalam mobil mewah milik Alvin.

"Silahkan tuan putri," ujar Alvin setelah membuka pintu mobil. Nissa terus menyunggingkan senyum, sirna sudah rasa rindunya.

Alvin menjalankan mobilnya pelan, dengan terus melontarkan gombalan receh khas dirinya, Nissa hanya mengangguk-angguk saja.

Alvin merasakan firasatnya tidak enak, dia juga dari tadi sudah merasa diikuti. Dan saat dia menoleh ke belakang, ternyata benar saja, segerombolan mobil jeep mengikutinya dari belakang.

Alvin menambah kecepatan mobilnya, adrenalinnya merasa kembali terpacu. Nissa menjadi tegang, bahunya sudah mulai bergetar, dan ....

"Khulah, pelan-pelan bawa mobilnya! Nissa takut! Kita juga belum punya anak, Khullah!" ujar Nissa keceplosan, alias tak menyadari ucapan yang baru saja terlontar. Alvin tertawa dibuatnya.

"Ada Singa di belakang. Dan soal anak, malam nanti aku buatkan untuk kamu, sayang!" Alvin tersenyum miring, namun Nissa hanya diam mematung.

'G*blok, mau apa sih tuh semut! Gua baru aja bahagia, dan datang lagi ujian,' batin Alvin merenung.

Alvin membuka kaca mobilnya, dia mengambil desert eagle di jaketnya. Dan ....

Ia mengeluarkan setengah badannya keluar, dengan stir mobil yang ditahan oleh kakinya.

Dor!

Satu mobil sudah berhasil ia singkirkan, Alvin kembali masuk ke dalam mobilnya. "Jangan takut sayang, Khullah bersama kamu. Ini ada sedikit gangguan." Alvin tersenyum pada Nissa.

Saat Alvin hendak menyodorkan pistolnya kembali, tiba-tiba ban belakang mobil Alvin kena tembakan, membuat mobil oleng.

Saat rencana sudah berhasil, mereka menancap gas, dan menyerepet mobil Alvin menuju jurang.

Mobil yang susah dikendalikan, membuatnya mudah untuk disingkirkan, dan ....

Mobil Alvin masuk jurang, Alvin sebisa mungkin untuk secepatnya memeluk Nissa erat.

"Aaaaaaaa ...!"

Bersambung.

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Where stories live. Discover now