Penyiksaan untuk Cogan

7.5K 558 27
                                    

Nikmatilah perjuangan, yakin akan ada kebahagiaan setelahnya.
Jangan banyak mengeluh, ini adalah takdir terbaik yang tuhan berikan untukmu.
Tetaplah tersenyum ....

_____

Pov Alvin ....

Angin malam manyapa kulitku, kupandang kepadatan kota di luar sana.

Kulangkahkan kaki ini menuju balkon kamar. Seulas senyum kupancarkan.

Gitar, kurasa ini waktu yang tepat untuk kumainkan. Dengan segelas kopi di atas meja, dan tentunya pemandangan kepadatan kota pada malam hari.

Terkesan tenang, kupegang gitar yang sudah berdebu. Petikan demi petikan membuat alunan musik merdu, detik selanjutnya kukeluarkan suara pas-pasan ini.

"Lupakanlah semua kenangan ini, hancurkanlah semua mimpi-mimpi ... jangan pernah kembali, dan takkan pernah kembali  ...."

"Dan janganlah kau pernah berikan aku ... satu harapan, dan karena kuingin pergi hilang dan lupakan—"

Tiba-tiba Nissa datang memelukku dari belakang, sontak aku berhenti bernanyi.

"Why?" Aku mengerut, dia tiba-tiba mencium pipiku.

Apa benar ini istriku?

"Boleh gak, Nissa minta sesuatu ...?" Ia memegang kedua pipiku, kemudian menatap netra ini.

Kata curut-curut ... kalau istri lagi hamil, terus minta sesuatu ... biasanya suka aneh. Wah gue harus siap-siap nih.

Aku mengangguk, dia tersenyum lebar. Detik kemudian dia mencium bibirku sekilas.

Dapet banyak gue malam ini, uwu, batinku bersorak gembira.

"Khullah yang ganteng, cogan langka yang hampir punah, Nissa yang cantik ini minta nasi goreng tanpa nasi." What?! Yang benar saja. Katakan kalau ini hanya mimpi.

Nissa tersenyum, lalu mencubit hidungku. "Ayolah, Nissa gak minta banyak kok, hanya itu."

Apa dia bilang? Hanya itu, aku tegaskan ... HANYA ITU dia bilang!

Kuusap dada pelan, dia memasang wajah heran. "Kenapa, Khullah? Bukannya itu mudah, bagi cogan."

Aku tersenyum, kemudian mengangguk. Detik kemudian aku segera pergi menuju dapur.

Cogan ini cerdas, aku tahu apa yang harus dilakukan. Ini cukup mudah. Dia bilang nasi goreng tanpa nasi, aku cukup membawa sesuatu untuknya.

Senyuman ini, adalah senyuman smirk milik cogan. Ayolah ... aku tidak mudah dibodohi.

Kulangkahkan kaki menuju kamar utama, dengan tangan yang memegang piring. Kuingatkan lagi, hanya piring!

"Nih, silahkan dinikmati Nyonya Muda ...."

Matanya membulat, ia berkacak pinggang. Detik kemudian dia menjewer telingaku. Apa salahku? Tidak ada yang salah, bukan?

"Ah, sudahlah, Nissa ngambek!" serunya. Huft, aku harus punya kesabaran lebih untuk menghadapi sifatnya.

Dia hamil juga karena aku, berarti aku harus terima akibatnya, iya, 'kan?

"Maaf dong, bidadarinya khullah jangan ngambek. Khullah turuti kemauan kamu deh, mau gak?"

Sejak kapan orang marah, lalu berucap dirinya sedang marah.

Ia tersenyum lebar. "Nissa mau air kelapa rasa jus jeruk!" serunya girang. Ampun ... neng, abang kagak kuat lagi.

"I-iya, aku cari dulu, ya? Kamu mending tidur duluan, kayaknya kakak bakalan lama." Ia mengangguk, kemudian menidurkan tubuhnya pada ranjang king size.

_____

Oke, sekarang aku sudah mendapatkan air kelapa itu. Lalu bagaimana mengubah rasa air kelapa menjadi rasa jus jeruk?

Aha! Aku beli saja jus jeruk, lalu mencampurnya. Bodo amat ntar rasanya kayak gimana. Yang penting tugas sudah selesai.

Kini, aku sudah sampai pada rumah bak istana ini, memang ini terlalu besar dan megah untuk kami berdua. Tapi ... ya sudah 'lah.

Saat sudah tepat di depan kamar, kusiapkan dulu mental, takutnya nanti malah kena omel bidadari tak bersayap lagi. Hehe.

Tok tok!

"Assalamu'alaikum," ucapku, namun tidak ada sahutan dari dalam. Kuputuskan untuk langsung membukanya.

Oh ampun, ternyata dia sudah tidur. Berarti sia-sia, haha ....

"Waktunya cogan beristirahat, huft."

"Nikmatilah, tidak semua lelaki bisa merasakan hal ini. Ini takdir terbaik yang tuhan berikan untukmu."

TBC ....

Komen! Itu yang membuat saya semangat.

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Where stories live. Discover now