3.6 UltraJuna, Berubah~

7.1K 775 202
                                    

Juna mengacak rambutnya frustasi sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Juna mengacak rambutnya frustasi sendiri. Satu satunya orang yang bisa ditanyai adalah Sana. Ia tak mungkin mengintrogasi Papanya. Namun gadis itu menolak mentah mentah saat ditanyai Juna.

Juna butuh saksi yang melihat apa yang terjadi pada Sana setelah ia dan Lisa pergi. Tapi siapa?

Ctak

Juna menoleh saat Miguel melambaikan tangannya. Korek api ada ditangannya sementara sebuah batang rokok ada diantara bibirnya.

"Nyebat? Ketauan Pak Seto tamat lo" peringat Juna geleng gekeng kepala.

"Mau?" tanya Miguel melemparkan satu batang pada Juna.

Juna menerima dengan senang hati, "Thanks"

"Banyak pikiran kayaknya lo Jun? Prihatin gue liatnya" dramaris Miguel.

"Bacot! Bagi korek sini"

Asap putih mengepul keluar dari belah bibir Juna. Pemuda itu memejamkan mata menikmati rasanya. Lintingan kertas berisi tembakau itu benar benar membantunya berpikir.

"Bolos lagi Guel?" tanya Juna pada Miguel yang tengah asyik pada batang rokok miliknya yang tinggal setengah.

"Tiada hari tanpa bolos gue mah" kekeh Miguel.

Pemuda itu beralih menatap Juna yang tengah menunduk, sepertinya kembali berpikir.

"Nyebat di atap kaya gini kadang bikin gue mikir masa depan. Tapi ya... Toh buktinya gue masih begini begini aja. Ngga ada perubahan"

"Nyokap lo?"

"Masih sama lah Jun. Yakali gue diminta buat jadi dokter? Stres gue!"

Juna berangan angan sejenak memikirkan seperti apa gambaran masa depan dari Miguel, juga dari dirinya.

"Bokap lo?" Miguel balik bertanya.

"Bahkan kayanya kalo gue bilang bokap gue jadi protagonis lo bakal mikir gue ngibul! Ya ngga mungkin lah..."

Miguel menggeleng pelan, salah satu alasan mengapa ia bisa akrab dengan Juna adalah ini. Tekanan dari orang tua yang mengharapkan anak mereka menjadi seperti yang mereka impikan. Apalagi Juna dan Miguel sama sama anak laki laki satu satunya.

Miguel sempat prihatin pada Juna saat Papa Juna berpikir bahwa bermain basket itu membuang buang waktu. Ayolah, tak semua anak pintar dalam akademik.

exception || LizkookWhere stories live. Discover now