4.1 Arjun & Masa Lalu

5.6K 676 68
                                    

Pagi menyapa, Juna turun dengan tas punggung yang tak benar letaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi menyapa, Juna turun dengan tas punggung yang tak benar letaknya. Seragam sekolahnya tak pernah rapi sejak dulu.

Aroma wangi nasi goreng pagi itu amat jelas adanya. Terlihat ibu Juna sedang berdiri memasak lalu tersenyum melihat Juna berdiri di ambang tangga menuju lantai dasar.

"Pagi Ma..." sapa Juna mencium pipi Mamanya.

"Mama bilang Mama sakit. Kenapa malah masak? Udah istirahat aja, Arjun makan sereal."

"Udah sehat kok Sayang... Kamu duduk ya... Mama ambilin nasi gorengnya."

Juna mengangguk pelan. Sementara mamanya datang dengan sepiring nasi goreng. Wajahnya masih sama lemasnya dengan bibir putih pucat.

Juna menggeleng pelan. Mamanya tidak seperti ini sebelumnya. Mamanya itu cantik, sangat cantik.

Wajahnya berseri. Senyum manis selalu yang terpantri dibibir merah merekahnya. Ada sedikit sapuan kemerahan dipipinya yang berisi. Tubuh sehat bugar idaman para gadis.

Membuat Juna ingin... Menemukan seorang gadis secantik Mamanya.

Namun entahlah... Tubuh wanita itu menjadi kurus kering. Tak ada lagi bibir merah itu. Tak ada lagi wajah berseri yang biasa Juna lihat.

"Mama kapan sembuh Ma..." gumam Juna pelan. Sudah 2 tahun sejak hal ini berlangsung.

"Mama sehat sehat aja Arjun..."

Juna tersenyum pahit.

"Mau Mama bawain bekal?" Juna mangangguk pelan.

Dua kotak bekal berwarna kuning dan ungu disodorkan ibunya dimeja. Juna menghentikan makannya sesaat untuk mengernyitkan dahi.

"Kok dua?" tanya Juna saat melihat dua kotak bekal yang diserahkan padanya.

"Buat temen kamu yang cewek."

Juna mengalihkan pandangan salah tingkah,"C-cewek?"

Mama Juna tersenyum, "Yang sering telponan sama kamu."

"H-hah... A-apa sih Mah... Orang temen biasa," elak Juna.

"Namanya siapa hmm?"

"Eumm... V-ve-velisa."

"Temen sekelasmu kah?"

"I-iya... Tapi baru akrab akhir akhir ini..."

"Cantik?"

"N-namanya juga cewek Mah... Yakali ngga cantik," balas Juna.

Mamanya terkekeh, "Kamu suka?"

Juna mengalihkan pandangannya, "Kalo ngga suka namanya musuh Mah."

Mama Juna mengangguk angguk pelan lalu menunjuk kotak bekal berwarna ungu, "Ini buat Velisa... Kapan kapan ajakin main kesini. Bilang, dapet salam dari Mama gitu," ujar Mama Juna mengacak rambut putranya.

exception || LizkookWhere stories live. Discover now