0.0 EPILOG: Awal

9.7K 748 175
                                    

Pritt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pritt

Satu minggu berlalu begitu cepatnya. Beberapa hal berubah, namun tidak dengan Juna. Pemuda itu tetap sama dan akan selalu seperti itu.

Juna dan perilakunya.

Lisa tetap memarahinya saat pemuda itu membolos di kelas fisika. Lisa tetap memberikan salinan pekerjaan rumahnya saat pemuda itu tak mengerjakan miliknya. Lisa tetap mengingatkan Juna untuk beribadah setiap kali adzan berkumandang.

Apa itu berbubah? Sudah kubilang itu hanya wacana!

Namun itulah Juna.

Seorang yang tak pernah marah jika Lisa meminta Chatime saat ia sudah membelikannya Starbucks. Seorang yang rela memberikan kulit ayamnya pada Lisa meski ia sendiri menginginkannya. Seorang yang menghabiskan uangnya hanya untuk mesin capit boneka agar Lisa bahagia walau tak bisa mendapatkan boneka itu.

Juna adalah Juna, dan Lisa adalah Lisa. Diantara keduanya, tak ada yang sempurna.

Bahkan setelah semua hal yang terjadi, Juna tetap menjadi favorit Lisa. Begitu pula Lisa yang tetap menjadi favorit Juna.

Bagai simbol yin dan yang. Bagai anak kunci dan gembok. Bagai pena dan tinta. Bagai bunga dan kupu kupu. Bagai amplop dan perangko.

Keduanya bersama, saling melengkapi, selalu ada untuk sama lain.

Apa lagi yang diharapkan seorang dari kisah asmara?

Kalian seharusnya merasa iri. Lihatlah saja keduanya...

Dengan terburu buru, Lisa berlari menuruni tribun, menghampiri Juna dan timnya yang baru saja memenangkan pertandingan basket.

Setelah Lisa yang memenangkan olimpiade minggu lalu, kini giliran Junalah yang memenangkan turnamen basket. Couple Goals sekali.

"Hati hati Sa.... Nanti jatuh!" peringat Juna melihat Lisa yang berlari untuk mengucapkan selamat.

Juna berjalan mendekat. Ia merentangkan tangan mengira Lisa akan memeluknya. Sebuah kerutan muncul di dahi Juna saat Lisa tiba dihadapannya, lalu melewatinya begitu saja.

Haishh gadis ini benar benar.... Juna mendengus berbalik arah menghampiri Lisa yang tengah sibuk mengucapkan selamat kepada teman satu timnya.

"Ngga ada selamat buat gue, hmm?" tanya Juna memeluk pinggang Lisa.

"Jauh jauh sat... Lo bau banget!" seru Lisa menghempaskan tangan Juna.

"Anjing," kesal Juna.

Ben tertawa terbahak bahak, "Emang kapel gol banget kalian tuh."

exception || LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang