Chapter 1

2.6K 224 14
                                    

Seorang laki-laki tengah duduk di atas kursi kecil yang disediakan untuk siswa bermasalah di sekolahnya. Di depannya juga ada seorang siswa yang menatapnya tidak suka, dia mendengus beberapa kali saat menatap wajahnya itu, terlihat sekali dia ingin melayangkan tinjuannya ke orang yang ada di depannya. Oh astaga, ini sudah yang keberapa kali dalam Minggu ini dia masuk ruang kepala sekolah?

"Kali ini apa lagi masalah yang kau perbuat, huh? Apa kau tidak bosan bolak-balik masuk ruang BK? Dan sekarang kau mengalami peningkatan atas masalahmu ini. Aku ucapkan selamat. Selamat karena sudah diundang ke ruang kepala sekolah sebagai siswa terburuk tahun ini," ucap Miss Brenda. Dia melipat kedua tangannya dan menatap tajam ke arah laki-laki tersebut. Lipstiknya yang tebal dan alisnya yang ia buat melintang semakin menunjukkan bahwa ia adalah seorang guru yang perfeksionis. Miss Brenda adalah guru yang menangani semua masalah siswa di sekolah. Plus, dia juga seorang wakil kepala sekolah.

"Bukan aku yang memulai pertengkaran ini. Tapi si bajingan itu, oh ayolah. Apa keadilan masih ditegakkan di sekolah ini? Aku tidak salah. Untuk apa aku memukul seseorang jika orang itu tidak melakukan kesalahan padaku? Aku tidak gila." Laki-laki itu terus membela dirinya habis-habisan saat ia terus menerus dipojokkan di sekolahnya sendiri. Bahkan ia harus mengucapkan kata-kata kasar agar pembelaan yang dia lakukan dapat diterima, namun semua itu sia-sia. Hal itu justru membuat semua guru yang menangani masalah ini semakin yakin jika ia memang siswa terburuk.

"Apa kau menyalahkanku atas semua perbuatan yang kau lakukan padaku? Aku hanya menggodamu dan aku hanya main-main atas ucapanku. Kenapa kau malah memukulku?" ucap seorang laki-laki yang menjadi lawannya kali ini. Kedua belah pihak masih kekeh dengan pendiriannya masing-masing tanpa mau mengalah.

"Sudah, diam! Aku tidak akan mendengarkan pembelaan kalian berdua. Di sini, aku lah yang berkuasa. Beruntung kepala sekolah tidak hadir untuk mengeluarkan kalian dari sekolah ini. jadi aku yang akan menentukan hukuman apa yang pantas untuk kalian berdua." Miss Brenda menegakkan tubuhnya saat kedua anak laki-laki tersebut semakin berdebat, dia membangkitkan tubuhnya dan mengambil sebuah buku bertuliskan Criminal Book dari dalam laci meja.

"Kau tidak bisa seperti itu, Miss!"

"Aku bisa. Aku bisa melakukan apa saja untuk melenyapkan semua siswa bermasalah seperti dirimu. Dengar, Gulf. Ini adalah sekolah dengan catatan kriminal terendah selama bertahun-tahun. Tidak ada yang berani melakukan kiriminal di sekolah ini karena semua siswa harus melakukan tes terlebih dahulu. Tapi semenjak ada dirimu, sekolah ini kehilangan namanya. Entah bagaimana kau bisa mendapat beasiswa itu, tapi yang jelas mereka sudah salah memberimu penghargaan tersebut. Semakin lama sekolah ini semakin banyak catatan kriminal yang tentunya hanya dilakukan oleh dirimu saja. Huhh, aku benar-benar muak."

"Kenapa kau jadi menghakimiku juga? Dan kenapa hanya aku yang dipojokkan di sini? Aku minta maaf atas semua masalah yang aku perbuat sebelum-sebelumnya, aku menyesal. Tapi kau tidak berhak memojokkanku seperti ini, Miss. Kau tidak bisa!" ucapnya lagi merasa tidak terima dengan perlakuan tidak adil sekolahnya tersebut. Yang melakukan kesalahan di sini bukan hanya Gulf saja, tapi juga Jack—orang yang berkelahi dengan Gulf.

"Karena kau gila."

"Untuk itulah aku bersekolah di sini."

"Mungkin sekolah ini tidak cocok untukmu. Aku tidak akan menskorsmu kali ini karena itu akan percuma. Lihat, poin kriminalmu sudah mencapai puncak, kurang seratus poin masalah lagi dan kau akan segera ditendang dari sekolah ini. Dan jika saat itu tiba, ucapkanlah selamat tinggal pada beasiswamu itu."

"Apa? Kau tidak bisa, Miss!"

"Diam dan lakukan saja seperti yang aku suruh. Dan kau, Jack. Ini kali pertamanya kau melakukan kesalahan. Jadi aku tidak menghukum dirimu. Tapi aku butuh dirimu untuk mengisi catatan kriminal ini."

"Ini sangat tidak adil. Benar-benar tidak adil. Sekolah macam apa yang memperlakukan siswanya seperti ini? Ini tidak masuk akal. Oh aku salah. Mungkin bukan sekolahnya yang tidak adil, tapi kau Miss Brenda, kau yang tidak adil. Aku benci kau!" Gulf benar-benar marah saat ia melihat perlakuan tidak adil dari Miss Brenda. Perlakuan yang ia terima saat ini layaknya narapidana yang sudah melakukan pembunuhan. Dan ia benci itu.

"Terserah apa katamu. Dan jangan lupa, perkataanmu barusan bisa menjadi poin tambahan dalam catatan ini. Berhati-hatilah, dear!" balas Miss Brenda sambil menuliskan sesuatu pada buku yang ia pegang. Wajahnya terlihat meremehkan Gulf dan hal itu membuat Gulf sangat membenci dirinya. Gulf tidak peduli apakah ia seorang wakil kepala sekolah atau bukan. Semua orang yang mencari gara-gara, akan Gulf habisi saat itu juga. Gulf benar-benar seorang yang tempramen.

"Fine! Aku pergi dari tempat memuakkan ini." Gulf membangkitkan tubuhnya dan menatap Miss Brenda picik. Gulf memicingkan sebelah matanya, pertanda bahwa ia sangat membenci Miss Brenda.

"Dan kau. Jangan harap aku akan melepaskanmu begitu saja setelah apa yang kau katakan padaku tadi, brengsek. Aku akan membuatmu berlutut di bawah kakiku lalu aku akan menginjak-injak harga dirimu dengan sepatuku. Kau dengar aku?" Gulf menarik kerah seragam Jack tepat sebelum ia benar-benar keluar dari ruang kepala sekolah. Gulf bahkan melalukan hal tersebut tepat di depan Miss Brenda yang saat ini menjabat sebagai wakil kepala sekolah, tapi Gulf tidak peduli. Ini bukan berarti Gulf mengancam Jack, tapi ini adalah bentuk pertahanan diri.

"Hey, lepaskan aku dasar gila. Kau gila. Kau benar-benar gila. Lepaskan aku!"

"Gulfi!" bentak Miss Brenda tak tahan melihat kelakuan salah satu siswanya tersebut.

Gulf menolehkan pandangannya pada Miss Brenda dan segera melepaskan cengkeramannya pada Jack. Jack bahkan terhempas pada sandaran kursi yang ia duduki dan sontak membuat Jack meringgis kesakitan.

"Kau akan segera dikeluarkan dari sekolah ini jika bukan karena beasiswa sialan itu. Kau dengar aku, huh?" Miss Brenda menaikkan oktaf suaranya ketika Gulf semakin berjalan menjauh. Gulf mendengar ucapan Miss Brenda dengan sangat jelas, namun ia tidak peduli. Ia terus melangkahkan kakinya tanpa menolehkan kepalanya ke belakang.

"Motherfucker," umpat Gulf sambil menaikkan jari tengahnya. Ia terus berjalan hingga ia sampai di ambang pintu.

"Dasar anak sialan!" Miss Brenda mendudukkan kembali tubuhnya yang sudah kelelahan menghadapi tingkah Gulf yang semakin hari semakin brutal. Ia sangat pusing memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Dia sudah tidak waras." Jack yang masih melihat ke ambang pintu merasa terkejut dengan kelakuan Gulf. Menurutnya, Gulf sangat berani. Ia sangat berani melakukan hal tersebut bahkan kepada gurunya sekalipun.

GULFI - MEWGULFWhere stories live. Discover now