Chapter 12 | Aarav aneh

23.8K 1.9K 73
                                    

***

HAPPY READING!

***

12. Aarav aneh

Lea dan Aarav menatap Aleya bermain di sebuah wahana anak-anak. Aarav sudah memegang beberapa jajanan Aleya dan Lea pun enggak mau tahu dengan kesulitan Aarav, dia masih sebal dengan pria itu.

"Maaf kalau tadi bikin kamu enggak nyaman. Saya cuma mau membantu kamu barangkali sebanding dengan apa yang kamu lakukan pada keluarga saya dan Aya."

Lea melirik Aarav dari tinggi yang berbeda.

"Anggap tadi usaha saya untuk membalas budi kamu."

Lea tersenyum. "Aku enggak perlu di cariin jodoh. Kamu juga enggak perlu repot-repot cari cowok sana-sini buat aku karena percuma aja, aku udah ada pilihan sendiri."

"Oh ya? Kalau begitu selamat."

"Tapi, kamu bilang mau balas budi aku, 'kan?"

"Iya."

"Kalau aku minta Mas Aarav jadi suami aku untuk balas budi, Mas Aarav mau?" ucapan Lea benar-benar mengejutkan Aarav maupun diri Lea sendiri. Jujur ini kata-kata meluncur sendiri tanpa Lea rencanakan.

Lebih baik coba sakit dulu, dari pada udah berharap banget tapi nggak jadi, batin Lea.

"Jangan meminta apa yang sudah pasti saya enggak bisa wujudkan."

Nah kan bener di tolak. Lea tersenyum miris. Penolakan pertama emang nyesek banget, tetapi tenang Lea ini kayak kucing. Punya nyali sembilan! "Katanya mau balas budi, nggak ada lho, yang namanya balas budi pilih-pilih."

"Tapi untuk satu itu saya enggak bisa. Kalau kamu minta uang atau apapun saya bakalan usahain, tapi untuk hal tadi, itu enggak bakal bisa saya wujudkan walaupun orang tua saya sendiri yang memintanya."

Oh gitu yah? Awas aja nanti! batin Lea.

"Saya tulus ngasih kasih sayang ke Aya, kalau balasannya berupa uang aku sih bisa cari sendiri karena kadang setiap hal nggak bisa di miliki dengan uang, apalagi cinta. Itu mahal. Mau kamu jodohin aku sama sultan sekali pun aku enggak akan mau, karena cinta tulus cuma hanya satu kali terjadi dalam satu waktu, enggak bisa jatuh cinta sama dua orang dalam satu waktu," ujar Lea. "Tapi mau seberapapun aku maksa kamu jadi suami aku. Itu pasti bakalan berakhir pisah, aku enggak mau. So, balik lagi ke awal kalau segala sesuatu kadang nggak mesti di miliki. Cukup menunggu dan mengagumi udah lumayan cukup daripada harus mengabaikan."

"Apa yang buat kamu tertarik dengan duda seperti saya? Saya enggak punya banyak uang, saya juga enggak ganteng dan enggak semuda pria-pria lain, saya banyak kekurangan. Kenapa kamu mau suka sama saya?"

Lea menatap iris mata Aarav, "kalau masalah kaya atau enggak itu tergantung waktu, selama Mas Aarav orangnya bertanggung jawab dan enggak akan ada yang aku raguin soal materi dan nafkah. Masalah tampan, itu relatif, Mas. Percuma tampan kalau ujung-ujungnya enggak jodoh, percuma, toh? Lagian ya, enggak ada alasan untuk menyukai seseorang. Kalau ada alasannya berarti itu namanya mengagumi."

"Tapi saya enggak akan pernah bisa nerima siapapun di hati saya."

"Bukannya enggak akan, tapi belum. Mau itu aku atau wanita lain aku yakin kok Mas Aarav bakalan move on dari mendiang istri Mas Aarav."

Suasana hening.

"Lea, kalau suatu saat saya pinta kamu berhenti mencintai saya. Apa yang akan kamu lakukan?"

"Mencoba berhenti, enggak ada lagi cara lain kalau udah dikasih warning stop."

Aarav tersenyum, ternyata Lea bukan tipe cewek pemaksa. "Kalau suatu saat saya pinta kamu selalu mencintai saya, apa yang kamu lakukan?"

Lea menatap kaget, "Aku ... aku ngapain, ya?" gumam Lea.

Aarav terkekeh gemas. "Untuk saat ini cukup cintai Aya, jangan siapapun mau itu aku atau orang lain. Aku lagi usaha untuk nerima kamu."

"Fuck! Ini apa-apaan?"

***

The Soldier's Second Love |✓ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now