Extra-bab 2

37.6K 1.6K 56
                                    


Sebelum mulai mau promosi bentar, cerita baru judulnya "Three Little Words" mengusung tema romance-militer-drama-komedi

Sebelum mulai mau promosi bentar, cerita baru judulnya "Three Little Words" mengusung tema romance-militer-drama-komedi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Ini covernya]

[Ini Blurb nya]

M

ampir ya, ramein juga. Thankyou<3

***

Happy Reading!

***

EXTRA CHAPTER 2

Lea menatap kedua putra-putrinya yang menundukkan kepalanya. Kepala Lea serasa akan pecah menahan amarahnya yang sudah meluap-luap.

"Kalian tahu apa kesalahan kalian?" sungut Lea.

Keduanya bergeming.

"Kenapa? Apa kalian mendadak tuli? Atau memang kalian sudah menuliskan telinga?"

Aleya semakin menundukkan kepalanya, berbeda dengan Al yang menatap Lea penuh penyesalan.

"Apa kesalahanmu, Al? Katakan dan beri contoh pada kakakmu yang lupa cara menjawab orang."

"Aku memukul temanku," ucap Al.

"Aya, kau tidak mau menjawab?"

"Maaf, Mom,"lirih Aleya.

"Kenapa? Kenapa kalian berubah jadi gini? Apa yang kurang dari kasih sayang dan didikan Mom?"lirih Lea. "Jika kalian melihat ada kesalahan pada cara mendidik Mom pada kalian, tolong tegur Mom, bukan dengan cara seperti ini,"

"Mom, bukan seperti itu."Al menyangkalnya.

"Selama ini Mom yang selalu mendidik kalian dan mungkin ini adalah balasan kalian. Sungguh Mom merasa malu atas sikap kalian."

"Aya, kamu sudah Mom percaya selama ini. Kenapa kamu malah melanggar janjimu sendiri untuk tidak bergaul dengan anak-anak tidak jelas tadi? Kamu itu perempuan, enggak pantas bagi kamu merokok seperti itu!"

"Al, kamu adalah kebanggaan Mom dan papa. Kenapa kamu malah membuat kami hilang rasa bangga terhadap kamu? Kami malu Al, malu karena telah salah mendidikmu dan merubahmu menjadi seperti ini."

"Maaf, Mom." Lagi-lagi Al meminta maaf. "Kak, minta maaf sama mom."

Aleya bergeming, dia mengepalkan tangannya seolah sedang menahan sesuatu.

"Ya, Al. Ajarkan kakakmu cara menghormati orang tua. Ajari dia menghormati mom!"

Aleya seperti sudah di atas puncak amarahnya. Dia berdiri dan menatap Lea dengan wajah merah menahan amarahnya.

"Kapan? Kapan aku tidak menghormatimu? Kapan dan di mana aku tidak menghormatinya? Aku selalu menuruti semua kemauan mom bahkan selama ini aku selalu mengikuti keinginanmu. Mau itu tentang kapan aku pulang, bersama siapa aku harus berteman dan dengan siapa aku berbicara? Mom terlalu mengekangku! Saat aku ingin sekali merasakan kebebasan, kau malah memarahiku!"

"Bahkan kau tidak bertanya bagaimana kronologi awal aku bisa ada di sana!"

Lea tertegun, baru kali ini dia melihat putrinya berkata begitu menantang.

"Maksud kamu?"

"Aku dijebak, aku dipaksa oleh mereka, Mom."

Lea menganga kaget, dia sudah salah paham terhadap putrinya sendiri. Kenapa dia bisa melupakan karakter Aya.

"Aya, Mom—"

"Kau benar, aku ini tidak pernah bisa menghormati siapapun! Aku ini anak kurang ajar yang tidak pantas ada di rumah ini." Aleya berjalan masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya.

"Aya, buka, Sayang!" Lea menggedor pintu kamar Aleya.

"PERGI, AKU BENCI PADAMU! KAU TIDAK PERNAH BISA MENGERTIKU, KAU BUKAN MOM-KU! KAU IBU TIRIKU YANG JAHAT!"

Kata-kata Aleya membuat hati Lea mencelos. Kesalahpahaman ini membuat Aleya sakit hati, terlebih kata-kata Lea yang sangat kasar terhadap Aleya.

"Maafin, Mom Sayang," mohon Lea.

Lea terduduk di depan pintu kamar Aleya dan terus menangis.

"Ada apa ini?"

Lea menengok, matanya mengerjap kaget.

"Mas A–aarav!"

***

Lea duduk di pinggir ranjang di kamar mereka. Dia terus menangis bahkan semakin terisak keras walaupun keduanya tidak bersuara. Namun, Lea tahu jika Aarav akan memarahinya atas kesalahannya ini.

"Berhentilah menangis! Kau pikir dengan menangis semuanya akan menyelesaikan perseteruan ini? Apa putriku akan keluar dari kamarnya?!" bentak Aarav yang sudah geram dengan sikap Lea. Dia tidak menginginkan sikap lemah Lea ini muncul, dia ingin Lea sekuat baja dan bisa tegar.

"Aku bukan ibu yang baik, Mas. Lea sudah membuat putri kita kecewa padaku," lirihnya.

Aarav tidak pernah kuat melihat Lea menangis, dia memeluk tubuh Lea yang gemetar. Dia mencium puncak kepala istrinya itu dengan lembut, lalu dia mengusap air mata yang mengalir di pipi tembem istrinya itu.

"Sayang, maaf bikin kamu takut. Aku hanya takut hubunganmu dengan anak-anak berubah, aku hanya takut Aya menjauh darimu."

"Maaf, maaf, maaf. Aku harus apa agar Aya memaafkanku?"

"Biar aku bicara dengan Aya, kamu duduk di sini dan tenangkan dirimu, hm?" titah Aarav. Lea mengangguk, dia mengusap air matanya dan kemudian Aarav mencium dalam kening Lea.

Aarav pergi ke kamar Aleya, dia mengetuk pintu kamar putrinya itu dan memanggil nama putrinya itu.

"Papa!" panggil Al yang datang tiba-tiba.

"Kenapa kau di sini? Bukankah Papa baru memberimu hukuman?"

"Pa, ada yang mau Al katakan."

"Apa?"

"Sebenarnya ...."

***

Masih ada satu chapter ya,
stay healthy and enjoy your life!

The Soldier's Second Love |✓ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now