Chapter 21 | Mantan

21.2K 1.6K 61
                                    

***

Happy Reading!

***

21. Mantan

Tiga hari sudah Youra melakukan pendekatan dengan Aleya. Namun, tetap saja Aleya tak merubah nama panggilannya menjadi mama. Aleya pun masih menganggap Lea mom-nya satu-satunya. Berbeda dengan Aarav yang semakin hari semakin gundah di cuekin oleh Lea, pria itu kerap kali mendekati Lea hanya ingin mengajak gadis itu berbincang-bincang, tetapi tetap saja Lea menghindari Aarav.

Hingga tibalah di mana Youra datang dan meminta satu hal lagi pada Lea.

"Lea, boleh aku meminta satu hal lagi padamu?" tanya Youra.

"Apa?" sahut Lea.

"Bisakah kamu berhenti mengajar Aya, maksudku kamu ini kan pandai dan masih muda. Pasti banyak perusahaan yang bagus berani mempekerjakan kamu."

"Maksud mbak, Lea harus berhenti dan keluar dari kerjaan Lea di sini?"

"Iya, soalnya menurut aku pekerjaan ini nggak cocok sama lulusan bagus kayak kamu. Terus juga aku mau Aya hanya fokus padaku saja, aku mau aku yang menjadi ibunya Aya."

Terdengar egois.

"Maaf jika aku terdengar egois, Lea. Tapi aku benar-benar ingin Aya hanya menganggap aku ibunya saja tidak dengan orang lain," lanjutnya.

"Baiklah, tapi beri aku waktu untuk mencari pekerjaan baru."

"Syukurlah, terima kasih kamu sudah memenuhi permohonan aku. Aku yakin kamu akan sukses di luar nanti."

"Iya."

***

"WHAT?" kaget Ghea dan Dewi.

Setelah mendengar cerita Lea tentang permintaan Youra tadi pagi membuat kedua sahabatnya itu kaget bukan main. Pasalnya terakhir kali Lea curhat pada dua sahabatnya mengenai kedatangan Youra sudah membuat keduanya tersulut emosi, sekarang mereka bertambah gondok dengan kelakuan mantan istri Aarav itu.

"Nggak ada urat malunya ya itu orang, udah dulu ninggalin anak suaminya, sekarang dateng-dateng minta Lea keluar," geram Ghea.

"Ini mah jelas banget kenapa Tante Kayla nggak suka sama itu cewek," ucap Dewi.

"Nyebelin banget sumpah, lebih nyebelin dari pada sekertaris bos gue," kesal Ghea.

"Terus menurut kalian gue harus apa?"

"Gini aja, Lo rela nggak kalau keluar dan ninggalin Aya?"

"Enggak sih, tapi mau gimana lagi? Kan mbak Youra mamanya Aya, gue nggak ada hak buat ngehalangin dia dekat dengan Aya."

"Terus lo rela kalau sewaktu-waktu Pak Aarav balikan sama mantannya itu?" tanya Dewi.

"Jangan bahas si bajingan itu dulu, Dew. Enek gue denger nama dia," ujar Ghea.

"Gimana Lea, lo siap?"

"Kenapa enggak? Toh gue udah disuruh mundur sama Mas Aarav bahkan sebelum ada Mbak Youra," jawab Lea.

"Tegar banget sih temen gue, kacian sini peluk mom!"

"Apa sih, Ghe?"

"Terus lo mau ngelamar kerja di mana?" tanya Dewi.

"Belum tahu, seenggaknya gue udah punya pengalaman kerja."

Saat mereka sedang asyik berbincang-bincang, datang seorang pria berjas hitam rapi dengan kemejanya.

"Kamu Lea, 'kan?" tanya pria itu.

Ketiga gadis itu menaikan tatapannyan pada pria itu. "Loh kamu kan ...." Ghea mengingat-ingat.

Dewi dan Ghea ingat langsung saling bertatapan, berbeda dengan Lea yang nggak ingat sama sekali. "LO ZAYN MANTANNYA LEA, 'KAN?!" teriak Keduanya. Pria itu tersenyum.

"Emang iya, ya?" Lea tak yakin. Ghea mencubit lengan Lea, "akh! Sakit, Ghe!" ringis Lea.

"Lagian lo, masa sama mantan seganteng Zayn aja lupa sih?" sarkas Ghea.

"Ya mana gue tahu, kan dulu dia mah berandalan. Sekarang dateng pake setelan kerja kek gini jadi kek bukan dia," balas cuek Lea.

"Duduk, Zayn," ajak Dewi.

"Lo kerja di mana sekarang?" tanya Ghea.

"Gue lanjutin perusahaan properti keluarga," jawab Zayn.

"Pantes keliatan kayak orkay, ya nggak, Le?" ucap Dewi.

"Nggak tahu, perasaan sama aja," cuek Lea membuat Zayn terkekeh.

"Maaf, ya. Lea emang gitu kalau ketemu sama temen lama." Ghea tak enak.

"Nggak tuh, gue gini cuma ke Zayn doang kali," sahut Lea yang kemudian mendapat cubitan keras dari Ghea lagi, "SAKIT, GHE!" protesnya.

"Maaf, emang gini Lea, rada autis." Ghea semakin tak enak.

"Gue denger kalian bahas kerjaan? Kebetulan gue butuh sekertaris baru," ujar Zayn. "Kalau kalian minat kalian bisa hubungi gue aja, kalau masalah gaji bisa kita bicarain nanti."

"Nggak maka—" Ucapan Lea disela.

"Iya, Lea butuh kerjaan. Btw, Nanti dia bakalan hubungi lo, kok. Mana HP lu, Le?" sela Ghea.

"Ini tulis aja nomernya," kata Ghea menyodorkan ponsel Lea.

"Ini nomer gue, lo bisa hubungi gue kapan aja."

"Hm," sahut Lea.

"Kalau gitu gue duluan, ya. Lea kalau bisa segera hubungi gue," ucapnya.

"Iya, Bawel."

Ghea menyenggol bahu Lea. "Makasih ya, Zayn," ujar Ghea dan Dewi.

Zayn mengangguk lalu pergi dari kafe.

"Lo kenapa nggak sopan gitu sih sama Zayn? Padahal, mantan lo itu baik banget tahu!" cercah Dewi.

"Baik dari hongkong."

Ghea mencubit Lea. "Nggak boleh gitu."

"Lagian kalian ngapain sih minta kerjaan ke dia? Gue kan bisa cari sendiri."

"Rezeki nggak boleh ditolak."

"Lo tau 'kan kalau Kak Leo sama ayah gue tuh anti banget sama Zayn. Bisa-bisa gue diceramahin kalau mereka tau gue deket sama Zayn."

"Emang lu ada niatan mau balikan? Enggak, 'kan? Yaudah sih, gue yakin Kak Leo sama Om Bara paham kalau kalian cuma hubungan kerja," sugesti Dewi.

"Nah bener tuh, udah sih terima aja. Daripada lo lama-lama di rumah tuh duda yang ada lo makan hati tiap hari," tambah Ghea.

"Iya juga sih, tahu ah gue pusing."

Ponsel Lea bergetar menandakan ada notifikasi baru masuk.

ZaynAgutama mulai mengikuti anda di instagram

***

The Soldier's Second Love |✓ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now