Chapter 26 | Tidak Punya Hak

22.8K 1.7K 55
                                    

***

Happy Reading!

***

26. Tidak Punya Hak

Rencana bonus liburan karyawan oleh Zayn akhirnya terealisasi, kali ini Lea tampak senang akan rencana mantan sekaligus bosnya itu. Karena beberapa belakangan ini, lebih tepatnya setelah dia melihat Aarav dan Youra berpelukan Lea menjadi sangat stres dan banyak diam. Dia berpikir dengan liburan ini membuatnya sedikit terhibur.

Bali, itu adalah tujuan mereka kali ini. Zayn memesan tiket pesawat untuk para karyawan dan kini mereka semua sudah menginjakkan kaki di tanah Bali. Lea merebahkan dirinya di ranjang hotel.

"Lea harus have fun! Nggak boleh mikirin Aarav dan Youra yang mungkin udah balikan," gumam Lea.

Pintu kamarnya terketuk membuat Lea berdecak sebal. "Kamu udah tidur?" tanya Zayn si tamu tak diundang.

"Udah," ketus Lea.

"Yah, baru aja mau ajak jalan-jalan ke pantai deket sini. Undur aja jadwal tidurnya."

"Allahu, gini amat punya bos dah." Lea nyebut, "Yowes, ayo!"

***

Udara malam hari di pantai emang sangat dingin, makanya Lea memakai sweater tebal berwarna abu-abu miliknya. Berbeda dengan Zayn yang sudah dinasehati berulang kali agar memakai jaket atau sejenisnya untuk melapisi tubuhnya. Namun, tetap kekeh dengan memakai kemeja kerjanya saja. Apalagi bagian kancing atasnya sengaja dia buka entah dengan maksud apa Lea tak paham.

"Gila sih ini dingin banget!" keluh Zayn.

"Susah si ngomong sama komodo, bawaannya mau emosi terus," cibir Lea.

"Eh di sana ada yang jual jagung bakar, beli yuk!" ajak Zayn yang menggenggam tangan Lea menariknya ke arah penjual jagung bakar itu.

Mereka berhenti tepat di depan gerobak penjual jagung bakar itu yang ternyata di sana ada dua orang pembeli, Lea awalnya malas melihat siapa orang itu sampai Zayn berseru, "Lho, Pak Aarav bukan, sih?"

Lea menaikkan tatapannya, yang pertama kali dia lihat ada tangan Youra melingkar di bahu kekar Aarav, barulah Lea sadar jika memang benar sudah pupus harapan dia.

Berbeda dengan Aarav yang menatap tak suka dengan tangan Lea tergenggam oleh tangan Zayn.

"Kalian ke sini liburan?" tanya Youra. "Apa dia pacar kamu Lea?"

"Hah? Bukan, dia bos aku," balas Lea.

"Padahal kalian terlihat seperti sepasang kekasih dengan saling bergenggam tangan." Lea sadar langsung melepaskan genggaman tangan Zayn.

Suasana hening.

"Kalian ke sini liburan?" tanya Lea.

"Ya," jawab Youra.

"Aya nggak diajak?"

"Aya sekolah, jadi kami tinggalkan di rumah," balas Aarav.

Lea mengulas senyum, Zayn melihat ekspresi lesu Lea membuatnya sadar jika Lea sakit hati. "Bli saya nggak jadi beli, ya. kebetulan saya baru aja kecopetan dan pacar saya juga lagi bokek. Maaf yah, bli." Zayn buru-buru menarik Lea pergi dari sana.

"Aku nggak se-bokek itu kali, Zayn," protes Lea.

Zayn senyum. "bokek yang aku maksud bukan isi dompet, tapi isi hati kamu."

"Lea, kalau hati kamu udah membaik biarin aku masuk dan perbaiki semuanya, ya," ujar Zayn. "Izinkan aku kembali menjadi orang yang paling kamu cintai."

Lea tertegun. Keduanya saling bertatapan memahami momen aneh bagi Lea ini. Hingga tanpa mereka duga Aarav yang sejak tadi mengikuti mereka langsung meninju Zayn tanpa sebab.

Mereka beradu tinju di hamparan pasir pantai bahkan air pantai yang tertarik oleh gelombang ombak membuat basah pakaian kedua pria itu. Lea mencoba memisahkan Aarav dan Zayn, dia mendorong tubuh Aarav dengan air mata yang menetes tanpa dia sadari.

"Stop it, jerk!" sentak Lea. Aarav kaget, dia tak menyangka bahwa Lea memilih melindungi Zayn.

"Lea!" Ucapan Aarav tak diindahkan oleh Lea, gadis itu sibuk menanyakan kondisi Zayn.

Aarav geram selalu diacuhkan oleh Lea. Ia menarik gadis itu pergi menjauh dari Zayn, menariknya hingga ke sebuah pendopo dekat hotel. Lea melepaskan tangan Aarav dari lengannya, menatap penuh marah pada Aarav.

"Kamu mau apa, sih?!" bentak Lea.

"Harusnya aku yang nanya, kamu maunya apa? Kemarin-kemarin kamu gigih banget deketin aku, tapi sekarang setelah ketemu sama mantan kamu itu kamu jadi beralih ke dia? Murahan banget kamu!" sarkas Aarav.

Murahan?

"Emangnya kenapa kalau aku murahan? Toh, cewek murahan ini udah kamu tolak sejak awal, 'kan? Terus salahnya di mana kalau aku nyari seseorang yang baru?" balas Lea.

"Lea, bukan itu maksud aku—"

"Aku paham betul maksud kamu."

Aarav diam.

"Aku nggak bisa terima perlakuan kamu tadi terhadap Zayn," protes Lea.

"Tapi dia pantas dapetin itu."

"Nggak, kamu nggak berhak mukul dia tiba-tiba dan tanpa alasan."

"Aku punya alasan."

"Apa?"

"Dia mencoba deketin kamu, aku nggak suka itu!"

Lea tertegun, lalu dia tertawa miris dengan isakannya.

"Kamu lucu, padahal aku cuma contohin apa yang kamu lakukan," ungkap Lea.

"Maksud kamu?" heran Aarav.

"Aku tahu kok, kamu rujuk sama mbak Youra."

Aarav terdiam, dia terlihat kaget.

"Bagi aku perjuangan aku cukup sampai sini, aku nggak punya hak lagi perjuangkan kamu," ujar Lea. "Karena kamu sudah ada yang berhak, yaitu Mbak Youra."

***

The Soldier's Second Love |✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang