Chapter 15 | Sakit

24.8K 2.1K 92
                                    


***

HAPPY READING!

***

15. Sakit

Hari ini Lea izin tak mengajar Aleya karena dia tiba-tiba terserang demam tinggi saat pagi tadi. Seperti kata dokter kalau Lea ini terlalu kecapekan padahal mah pekerjaan Lea cuma ngurus rumah Aarav yang enggak besar-besar amat, tetapi emang dasarnya lembek susah buat di ajak kerja rodi.

"Makanya Bunda bilang apa, nginep aja rumah Aarav. Lagian enggak baik juga pulang malem terus, angin malem itu nggak bagus," oceh Anata.

"Lagi pula Kayla juga enggak keberatan di rumah putranya ada kamu. Toh, bentar lagi juga nganu."

"Hah? Nganu apa sih, Bun? Bunda jangan bikin Lea tambah pusing deh."

"Nanti juga tahu."

"Ah tahulah, Bunda mah enggak jelas."

"Yowes, minum dulu obatnya." Anata menyodorkan pil penurun demam.

"Bunda udah telepon Mas Aarav, 'kan? Bilangnya kayak gimana? Terus tanggapan dia tahu Lea sakit kayak apa?"

"Udah, bilang kalau kamu sakit, tanggapan dia kayak seneng kamu sakit."

"Bunda!"

"Iya-iya tanggapan dia bilang Get well soon. Udah gitu doang."

"Dih, cuek amat."

"Dia nggak cuek, tapi kamu yang berharap lebih."

"Bunda kok pro ke dia sih?"

"Bunda mah netral. Udah ah, kamu lagi sakit masih aja sempet ngambek. Pikirin tuh nyampe enggak umur."

"Astaghfirullah, Bunda doainnya."

"Udah udah kamu tidur, AC Bunda matiin. Jangan coba-coba main handphone, tak jitak ginjalmu kalau ketahuan, ya!"

"Iya-iya."

Anata keluar dari kamar Lea setelah mematikan AC di kamar putrinya itu. Lea yang masih kesal dengan tanggapan Aarav yang dikatakan bundanya tadi terus mengoceh-ngoceh hingga terlelap tidur.

***

Di rumah Aarav dan Aleya. Karena Lea libur mengajar dan tak datang ke rumah mereka, Aarav di haruskan mengurus semuanya bahkan Aarav harus meliburkan diri dan meminta temannya untuk menjaga shift-nya hari ini. Kemungkinan Aarav besok akan mengambil cuti kenaikan pangkatnya yang tak dia ambil selama ini, kira-kira sampai Lea kembali datang ke rumah mereka dan mengurus mereka.

Aarav pria itu sedang berusaha untuk mengganti posisi Lea membersihkan rumah dan memasak. Mungkin kalau urusan nyapu ngepel Aarav sudah biasa saat masa taruna dulu, tetapi kalau urusan masak dia benar-benar fail!

Buktinya saat ini Aarav dan Aleya sedang menatap roti bakar yang benar-benar seperti hutan habis kebakaran, hitam gosong seperti pantat panci.

"Pa, kok ini hitam? Perasaan buatan mom enggak warna hitam deh," jujur Aleya.

"Maaf, Papa enggak bisa masak. Gimana kalau kita delivery aja?" tawar Aarav.

"Mom bilang enggak bagus makan makanan yang dipesan."

"Terus Aya mau makan apa? Biar Papa beli di rumah makan aja, ya."

"Aya mau makan yang dibuat sama mom."

The Soldier's Second Love |✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang