|02|

10.7K 1K 143
                                    

Seneng banyak yang suka sama ini cerita 💕💕

°°°

"Leon, Brian kenapa kalian selalu berbuat ulah? " tanya guru BK.

Sekarang mereka berdua berada di ruangan BK. Tadi mereka di panggil dan dengan senang hati memenuhi panggilan itu.

"Itu urusan kita pak, kenapa bapak yang sewot. "

"Dan kenapa mereka masih berada di sini? " tunjuk Leon kepada David dan Elvano.

"Leon turunkan telunjuk mu! "

"Hukumannya apa sekarang pak? "

"Hukumannya kalian harus mengepel lapangan upacara sampai bersih mengkilap. "

"Saya tidak paham dengan hukumannya pak, boleh di contohkan. "

"Oh, tentu mari. "

Mereka keluar dari ruangan itu dan pergi menuju lapangan. Pak BK memanggil orang yang sering bersih-bersih wc, untuk mengambilkan pel.

Dan sekarang pak BK sudah memegang pel, "Bapak contohin ya seperti ini. " Pak BK mulai mengepel lapangan cukup rapi.

"Pak di dekat tiang kotor banget pak. "

"Pak di depan bapak juga masih kotor tuh, "

"Pak itu di dekat kaki bapak juga masih kotor, gimana sih. " omel Leon.

Perlahan tapi pasti Leon dan Brian melangkah meninggalkan pak BK yang lagi sibuk ngepel lapangan.

David dan Elvano hanya geleng kepala, kok ada ya murid modelan begitu.

"Pak.. " Panggil pak David.

Pak BK lantas menatap mereka berdua.

"Loh, kedua bocah itu kemana? " Gumam nya.

Pak David terkekeh, "Pintar juga mereka ya pak. "

Pak BK tertawa canggung, habis sudah wibawanya menjadi guru BK galak itu.

°°°

Motor Leon berhenti di depan gerbang rumah nya, dia mengernyit bingung, kok rumah nya ada banyak mobil sih. Bahkan mobil itu menghalangi Leon untuk memasukan motor nya ke dalam garasi.

Dengan perasaan kesal nya dia turun dari motor dan menendang pintu mobil yang menghalangi garasi nya itu.

Lalu masuk ke rumah.

"Heh!, gue udah bilang, gue gak sudi nerima uang dari lo! " ucap Leon saat dirinya memasuki ruang tamu. Dia langsung marah-marah karena yang pertama dilihat dia itu adalah Alvano, orang yang sudah menyerempet motor Leon katanya.

Mereka yang ada di sana menatap Leon.

"Leon yang sopan dong! " tegur Yola mamah nya Leon.

"Mamah kenal sama mereka? "

Yola mengangguk, "Pak David ini rekan bisnis mamah. "

"Terus ngapain mereka kesini?, gak sopan banget bertamu gak tau waktu."

Sontak saja mereka melotot, mulut Leon ini lemes banget.

"Nak, kamu belum makan kan? "

"Belum mah, perut aku demo nih laper. "

"Pantesan. Yaudah Leon ke meja makan ya mamah udah siapin semuanya. "

Leon mengangguk dan melangkah menuju meja makan. Tak lama Leon kembali dengan membawa nampan berisi satu piring komplit dengan nasi dan lauk pauk nya, dan jangan lupakan air putih juga susu putih. Dengan tidak sopannya dia duduk di kursi single ikut nimbrung bersama mereka di ruang tamu.

Dengan lahap Leon memakan makanan itu.

"Jadi bagaimana? " tanya David.

Leon sebenarnya mau bertanya tapi sayang dia sedang menikmati makanan yang dimakan itu.

Yola tersenyum, "Iya mau. "

"Ah, syukurlah. "

Leon kembali menyuapkan satu sendok makanan itu ke dalam mulutnya.

"Jadi kapan tanggal pernikahannya. "

Mata Leon membola, "Afpwa, mewnikhwah? "

Berbicara dengan mulut yang masih penuh nasi.

"Mewnikhwah?, mamwah mewnikhwah? " tanya Leon menghadap ke arah David, dengan nasi yang mulai ber muncrat ke wajah David.

"Leon telen dulu itu nasi nya. "

"Mamwah maw mewnikwah dwia om Dawvid? "

Mata David kembali meren karena nasi yang di mulut Leon kembali muncrat.

Leon kembali duduk lalu menelan nasi yang berada di mulutnya dan langsung meminum hingga air itu habis.

"MENIKAH? "

"MAMAH SAMA OM DAVID MAU MENIKAH? "

Om David dan Yola mengangguk berbarengan.

"Leon gak mau punya ayah kayak setan! "

Sungguh ini hal yang tidak pernah Leon bayangkan. Mamah nya ini benar-benar durhaka, tidak meminta dulu persetujuan Leon kalau mau menikah lagi. Durhaka!.

°°°

vote dulu baru coment ya 🙃. Terima kasih.
Rada gimana gitu ini hati ngeliat comen iya ngevote enggak 😌.

L E O NHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin