|41|

3.9K 357 191
                                    

David menggeleng dan tersenyum saat di tanya oleh Leon, dia bangkit dan pergi dari sana.

Leon beralih menatap Mama nya, nampak ada yang berbeda dari Mama nya ini. Leon dapat melihat dan merasakan deru napas Mama nya tidak stabil.

"Mama sakit? "

Yola menggeleng keras, "Mama gak papa kok, kita ke kamar yu. "

Leon menyetujui ajakan Yola dia menuntun Mama nya menaiki tangga untuk pergi ke kamar nya.

"Mama beneran baik-baik aja? " tanya Leon yang kini sudah rebahan di atas kasur.

Yola menghampiri Leon dan mengelus lembut surai putranya.

"Mama gak papa kok. "

Baru juga satu hari meninggalkan rumah ini, tapi Leon merasakan keanehan dan perbedaan yang sangat mencolok dari sikap Papa dan Mama nya ini.

"Ma, kita pergi jalan-jalan yu bareng Papa. Kita bertiga aja. "

"Yaudah, kamu ajak Papa sana. Semoga aja mau. " Leon bangkit dan pergi mengunjungi Papa nya, Leon tau Papa nya kini berada di ruang kerja nya.

Ceklek..

"Pa.. "

"Leon.. Ada apa? "

Leon masuk dan berhadapan langsung dengan David, "Kita pergi jalan-jalan yu Pa bertiga bareng Mama. "

David terkekeh, "Maaf Le, Papa lagi banyak banget kerjaan, kamu sama Mama aja ya berdua. Sama Papa lain kali aja. "

"Tapi Pa.. "

"Leon jangan ganggu Papa! " tegas David.

Degup jantung Leon malah berdetak lebih kencang saat barusan mendengar nada bicara David yang berbeda.

Leon segera keluar tanpa berucap apapun, dan kembali ke kamar nya.

"Udah gak usah sedih, kita jalan-jalan berdua aja gimana? " ucap Yola saat melihat Leon.

"Yaudah ayo. "

°°°

Di sinilah sekarang mereka berdua, di taman yang dulu sering mereka kunjungi sebelum Yola menikah, di sebrang taman juga terdapat kafe.

Yola membawa Leon untuk duduk di kurso yang ada di sana, dia terus memperhatikan putra nya itu.

Leon sudah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, dulu dirinya membesarkan Leon sendiri tanpa suami, nyatanya dia bisa melakukan itu semua melihat perkembangan Leon dari bayi sampai sebesar ini, memang hebat perjuangan seorang ibu.

"Nak, kamu masih marah sama Mama? " tanya Yola dengan hati-hati.

"Kalau Leon masih marah, Leon gak akan ada di sini sekarang Ma. "

Berbunga sudah hati Yola mendengar ucapan Leon.

"Tapi kalau masalah menerima tidak nya anak yang di kandungan Mama, Leon masih belum menerima. "

Yola menghela napas, entah harus bagaimana caranya agar Leon bisa menerima adik nya itu.

"Ma kita pulang yu, udah mendung nih. "

Mereka berdua masuk ke dalam mobil yang di kendarai oleh supir.

Mereka akan langsung pulang.

Di perjalanan Leon menatap ke arah luar, Netra nya menangkap mobil yang sangat di kenal nya yang terparkir di pinggir jalan.

"Pak stop. "

"Ada apa Leon? "

Leon tidak menjawab ucapan Mama nya, dia hanya fokus pada mobil itu, dan..

L E O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang