|20|

4.5K 448 99
                                    

Leon menyusuri trotoar, entahlah sekarang dia harus kemana. Pergi mana gak bawa motor sama uang lagi, cuman bawa ponsel doang, beginilah orang yang sedang emosi lupa dengan uang.

Apa dia harus ke rumah Brian aja ya? Seperti nya itu ide Bagus.

Leon mencari nama Brian di ponsel nya, dan setelah dapat dia segera menekan ikon berwarna hijau itu.

"Halo! "

"Wohh, selow dong kagak usah nyentak gitu. "

"Ada apa? "

"Jemput gue dong.. "

"Dih ogah, "

"Buruan bangsat, di dekat warung yang dulu kita pernah lihat banyak ibu-ibu montok. "

"Bangsat lo! "

"Buruan gak pake lama. "

Tut.

Leon menghampiri warung yang ada di sebrang jalan, "Permisi bu mau ikut duduk aja bu, gak mau beli. "

"Kalau gak mau beli, gak usah duduk di sini! " ketus pemilik warung itu.

Leon menatap ibu warung itu, dia juga bertopang dagu, "Saya mau lihat badan ibu yang hot, dan mont*k itu, "

Plak..

Leon mengaduh, kepala nya di geplak. Dia menengok ke belakang.

"Kurang ajar kamu ngegodain istri saya! "

Leon menelan ludahnya sendiri, gila ini suami nya gede bener kayak jin gentong, mana di tangan nya banyak tato lagi.

"Woy Le ayo! "

Leon buru-buru pergi dari sana dan menghampiri Brian yang berada di sebrang jalan.

"Anjir, kepala gue abis di geplak sama jin gentong. "

"Siapa jin gentong, "

"Tuh.. " Leon menunjuk ke arah pria tadi.

"Lo ngegodain tuh ibu montok kan? "

"Beuhhh, cuci mata dulu bro. "

"Somplak lo. "

Leon langsung naik ke atas motor, dan Brian segera tancap gas.

"Mau kemana kita Le? "

"Nyari dulu penjual seblak, mi ayam, nasi goreng, batagor, odading mang Oleh, terus-"

"Lu lagi diet ya Le? "

"Iya gue lagi diet. Buruan cari! "

"Enak banget ni bocah, udah numpang, nyuruh lagi. " dumel Brian dalam hati.

Tapi tetap saja Brian melakukan perintah Leon untuk mencari penjual makanan yang Leon inginkan.

Cukup lama Brian mencari penjual makanan yang Leon inginkan, akhirnya ketemu juga. Brian memberhentikan motornya di pinggir jalan, di sana juga ternyata banyak penjual makanan yang lainnya.

"Noh Le semua yang lo mau ada di sana."

"Iya, duh yu buruan pesen. Duit nya dari lo ya. "

Brian refleks memukul bahu Leon, "Kok jadi gue sih? "

"Kali-kali traktir gue lah. "

"Lo kan banyak duit ngapain minta traktir. "

"Lagi kagak punya gue. "

"Lo ada masalah apa sih? "

"Gak usah kepo Bri. Udah lah gue mau makan, pokok nya lo yang traktir. " Loen pergi ke penjual yang menjual seblak, sedangkan Brian mendumel tak jelas.

Brian melihat Leon dari tempatnya berdiri, itu anak sedang memesan makanan yang dia mau.

"Bangsat banget lo Le! "

Brian menghampiri Leon yang sudah menyuapkan seblak.

"Bri makan Bri enak banget. "

"Gak di suruh pun gue bakalan pesan."

Leon sangat lahap makan nya, "Leon.."

Leon menatap orang yang memanggil nya.

Uhukk..

Uhukk..

"Anda lagi? "

"Iya.. "

"Ada apa? "

"Saya Papa kamu nak, "

Leon berdecak, dia kembali memakan makanan nya itu.

"Saya membawa bukti-"

"Anda ini buta atau bagaimana? Saya sedang makan! "

Leon ini untuk sekarang perasaan nya sedang tidak karuan.

°°°

Malam hari nya Leon pulang di antar Brian. Dan dia sekarang sudah berada di depan pintu rumah nya.

Dia mulai melangkah masuk, di ruang tamu sedang berkumpul dan..

Ada bule itu.

Leon menghampiri mereka dan memeluk mereka satu persatu sambil membisikan kata maaf kecuali kepada bule itu.

Sudah di bilang bukan Leon perasaannya sedang tidak karuan. Tadi dia kecewa dan pergi dari rumah tapi sekarang dia memeluk mereka dan meminta maaf. Jelas dengan senang hati mereka memaafkan Leon.

David menarik Leon untuk duduk di tengah-tengah antara dirinya dan Yola.

"Ada apa ini Pa? " tanya Leon.

"Kamu udah tau kan dia? " tanya David menunjuk ke arah Jeff.

"Iya.. "

Leon menatap Jeff begitupun sebalik nya.

"Leon itu bukti kalau saya Papa kandung kamu. " ucap nya sambil menunjuk ke arah meja.

Di sana ada foto pernikahan Mama nya, ada foto dirinya waktu bayi, ada fotocopy akta kelahiran Leon juga.

Dan memang Leon sudah percaya sejak tadi dirinya mendengarkan obrolan keluarga Richard.

Leon mengangguk, "Terus? "

"Saya mau mengajak Leon untuk tinggal bersama saya-"

"Tidak! " sentak David. Dia langsung berdiri dan menatap Jeff nyalang.

"Aku tidak akan mengizinkan Leon tinggal sama kamu mas! " ucap Yola ikutan berdiri.

Mereka mengangguk setuju, kecuali Leon yang hanya diam.

"Saya Papa nya, saya juga berhak atas Leon! " jawab Jeff tak kalah nyalang.

"Tapi hak asuh Leon ada di Yola, Mama nya! "

"Walaupun begitu, tetap saja saya juga Papa nya jadi berhak! "

"Berhak apa nya! Hak asuh Leon berada di tangan Yola! "

"Saya Papa kandung nya! Dari dulu Leon belum pernah tinggal bersama saya! "

"Itu semua karena salah kamu mas! " bentak Yola.

Perdebatan terus berlanjut antara David dan Jeff.

Hingga, "CUKUP!" bentak Richard.

"Duduk! "

Mereka kembali duduk.

"Kita tanyakan saja kepada Leon. "

Jeff menatap Leon, "Mau kan nak ikut Papa ke Amerika, tinggal bareng sama Papa? "

Leon benar-benar di landa kebingungan, apakah dia harus ikut? Atau tidak?. Dia menatap mereka satu persatu.

"Leon.. Mau kan tinggal sama Papa? "

"Leon... "

°°°

Hayoooo, menurut kalian Leon bakalan ikut Papa nya atau tetap tinggal bareng Mama nya?

Ada yang setuju Leon ikut Papa nya?

L E O NWhere stories live. Discover now