|08|

6K 562 72
                                    

"BRIAN! " David berteriak dari jarak jauh menuju UGD. Saat matanya menangkap sosok Brian yang duduk di depan ruang itu dia sudah berteriak. Masa bodo ini tempat di rumah sakit juga, yang sekarang di khawatirkan yaitu keadaan Leon.

"O-om.. "

"Bagaimana keadaan Leon? " tanya nya dengan gurat wajah khawatir.

"Leon masih di dalam om. "

Yola menarik David untuk duduk, dan mengusap bahu suaminya itu agar tenang sedikit.

Drtt..

Drtt..

"Halo.. "

"..."

"Di rumah sakit, kalian kesini cepat! "

"..."

"A-pa.. Yaudah ajak aja kesini. "

Tut.

Cukup lama mereka menunggu, hingga kemudian pintu UGD terbuka.

David langsung menghampiri dokter, "Bagaimana keadaan anak saya? "

Dokter itu tersenyum, "Mari bicarakan di ruangan saya. Dan pasien akan di pindahkan ke ruang rawat inap-"

"VVIP A" sela David.

"Baik. " Dokter itu menyuruh para suster untuk memindahkan pasien itu.

"Brian, om minta tolong tungguin Leon dulu ya. "

"Iya om. "

Brian mengikuti para suster itu sementara David dan Yola mengikuti dokter tadi.

°°°

"Pasien mengalami dislokasi bahu-"

"Maksudnya? "

"Jadi, tulang lengan bagian atas pasien terlepas dari sendi bahu, dan itu menyebabkan rasa nyeri saat lengannya di gerakan. "

"Terus tindakan selanjutnya? "

"Tapi, dislokasi bahu yang pasien alami itu ringan tidak berat. Jadi, tidak perlu operasi ataupun memasang alat penyangga. Hanya perlu mengompres bahu menggunakan es yang dibungkus dengan handuk, mengkonsumsi obat pereda nyeri, dan yang perlu di ingat jangan dulu mengangkat beban berat, atau gerakan yang membuat bahu kembali nyeri. " jelas dokter itu panjang lebar.

"Terima kasih dok, dan apa pasien harus dirawat? "

"Iya satu sampai dua hari. "

"Baiklah terima kasih, kalau begitu kami permisi. "

David dan Yola keluar, mereka menuju ruang rawat Leon dia jalan mereka bertemu dengan si kembar.

"Pah siapa yang sakit? " tanya Al.

"Leon. "

"Astaga.. " desah El.

Walaupun El jarang berkomunikasi tapi dia sangat perhatian terhadap Leon. Memang El ini terkesan cuek.

Sedangkan di kamar rawat, tangan kanan Leon mengusap perutnya.

"Anjir, sakit perut gue goblok. "

"Salah sendiri, gue yakin usus-usus lo pada keluar. "

"Kagak mungkin lah,"

"Yaudah lihat aja nanti. "

Ceklek..

"Leon.. " Yola langsung meluk anaknya itu, di susul dengan David. Setelah selesai diganti dengan si kembar.

"Kenapa bisa kayak gini sih? "

"Tad-"

"Habis makan cabe satu kilo om. "

Mereka melotot, "Satu kilo? "

"Astaga.. "

"Itu lambung kamu apa kabar sayang? "

"Kok yang di tanyakan lambung sih bukan anak nya, dasar.. "

Tangan kanan Leon meremas perutnya, sakitnya benar-benar luar biasa, dia juga mau pup.

"Mah, Leon mau pup.. "

"Ke kamar mandi dong Le, masa disini.. "

"Berisik lo jing! "

"Leon ucapannya! "

Leon sudah tidak tahan lagi ini perut benar-benar ngajak ribut.

"Yu Papa antar ke kamar mandi. "

"Pa nanti bersihin nya pake tangan mana? Masa iya pake tangan kanan. "

"Lah tangan kiri dong. "

"Kan lagi sakit pah! " geram Leon.

Yola lantas mengusap surai Leon, "Biar Mamah aja yang bersihin nya yu. "

Sontak saja Leon melotot, "Udah gede, malu lah mah. "

"Gak papa dong. "

"Gak ah, nanti kalau dedek nya kesentil bisa bangun! "

"Yaudah sama Papah aja. "

"Sama aja gak mau ah. "

Perdebatan masalah membersihkan masih berlanjut, sehingga mereka tidak menyadari datangnya dua orang berbeda jenis kelamin yang sudah berumur masuk.

"Biar Opa aja. "

Lantas mereka menatap ke arah suara, David langsung memeluk mereka begitupun dengan Yola dan si kembar.

"Biar Opa aja ayo. "

"Anda siapa? "

"Saya?, perkenalkan saya Tuan Richard. Saya Opa kamu dan kamu harus nurut sama saya. Ayo Opa yang akan bantu membersihkan nya! " tegas Richard sambil menuntun kembali Leon untuk masuk ke kamar mandi.

Dan dengan tampang santainya Richard ikut masuk ke dalam kamar mandi.

"Ngapain masuk tunggu aja di luar! " sewot Leon.

"Terserah dong. "

"Kelu-"

"Cepat pup nya Leon! " tegas Richard.

Dengan rasa dongkol Leon segera mengeluarkan emasnya.

Wajahnya terlihat merah, antara malu dilihatin Opanya juga sedang berusaha mengeluarkan emasnya.

Richard mendekat ke arah Leon dan mengelus punggung Leon dengan sangat santai.

"Jangan banyak gerak kalau tangannya masih sakit. "

Beberapa menit kemudian Leon sudah selesai dengan pup nya. Dan dengan telaten Richard membantu membersihkan, tanpa di sengaja tangan Richard menyentuh dedek Leon.

Mata Leon membola, "OPA! DEDEK LEON BANGUN HIKS.. NANTI SUSAH LAGI TIDUR NYA! HIKS..! "

°°°
Noh udah ada Opa Richard, udah tau dong kedepannya Leon bakalan bagaimana? 😌.

L E O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang