|05|

9K 753 37
                                    

Jam menunjukan pukul sepuluh pagi. Di kediaman Richard suasana agak terasa sepi, hanya ada para maid dan penjaga yang sedang menjalankan tugasnya, sedangkan para penghuni aslinya masih, terlelap dalam tidur nya.

Ya, acara itu selesai jam dua belas malam dan mereka langsung pulang ke rumah tanpa ada niatan tidur di hotel. Makanya sampai sekarang mereka belum bangun, capek kali ya.

Di kamar yang bernuansa hitam ini ada seorang Leon yang masih tertidur pulas di ranjang. Pakaiannya masih pakaian yang semalam belum di ganti.

Hingga beberapa menit kemudian kelopak mata Leon perlahan terbuka sempurna.

Terlihat melamun sebentar, hingga..

"ANJIR!, MAMAH GUE!" teriak Leon sambil, beranjak dari ranjang nya dan segera keluar dari kamar. Dia berlari menuruni tangga menuju lantai dua dan menggedor pintu kamar.

Dug

Dug

Dug

Karena tak kunjung di buka, akhirnya dengan sekuat tenaga Leon mendobrak pintu itu.

Brak..

Berhasil, dia langsung masuk dan pemandangan yang tidak mengenakan bagi Leon.

"BANGUN!, BANGUN! NGAPAIN PELUK MAMAH LEON HAH! " tangannya sambil menarik David agar pelukan David terlepas dari mamah nya. Leon tidak rela ada orang asing yang memeluk mamah nya.

Karena David tak kunjung membuka mata juga dengan sekuat tenaga Leon menarik kaki David, dan satu kali tarikan..

Bruk

"Akh.. " rintih David tangan kanan nya terulur mengusap punggung nya itu. Mata nya menatap sosok Leon yang berdiri di hadapannya dengan wajah yang masih ber belek.

"Leon.. "

"APA!, GAK USAH PELUK-PELUK MAMAH SAYA! " Leon naik ke atas ranjang dan memeluk mamah nya yang ternyata sudah bangun.

David menatap nanar kedua manusia itu, ternyata bocah bernama Leon itu masih belum luluh juga. David harus terus berusaha mendapatkan hati Leon. Padahal hati Leon itu selembut kain sutra tapi sungguh sulit untuk meluluhkannya.

°°°

Sore ini begitu adem bagi David. Iya adem gak ada Leon.

Dan sekarang David dan Yola sedang berduaan di gazebo belakang rumah, di temani camilan dan teh hangat. Si kembar lagi pada sibuk kerja sedangkan sang pengganggu sedang main ke luar.

"Haduh, ini kuping adem banget gak ada singa. "

"Singa?, siapa singa? "

"Itu loh singa Leon-"

"SIAPA HAH! "

Nah kan makanya nanti mah jangan di sebutin namanya biar enggak muncul tiba-tiba anaknya.

"ENAK AJA DI BILANG SINGA! "

Kedua orang itu menutup telinga nya. Suara Leon itu terlalu Indah untuk di dengar, padahal jaraknya dekat kenapa harus teriak coba.

"Terus apa dong? " tanya David.

"HARIMAU! "

David dan Yola terlihat sedang menebak bau aroma apa ini, setelah Leon berbicara bau itu sangat menyengat.

"Ini, ini ngapain dekat begitu duduk nya. Rada jauhan rada jauhan! " Leon berusaha memisahkan mereka berdua, di lihat ada celah dia langsung duduk di tengah-tengah mereka.

Ingin sekali David menghilangkan bocah ini satu hari saja. Dari tadi sampai sekarang ini anak ngerecokin David sama Yola mulu, deket dikit di pisahin, pegang dikit David di, sembur, hadeuh.

"Lagi ngumpul gini kok gak ngajak-ngajak sih? " ucap Al.

"Ngapain juga harus ngajak-ngajak, gak penting. " ketus Leon.

Al dan El ikut gabung bersama mereka.

Tangan Leon nampak sibuk sedang mengelus dedek nya.

"Aduh dedek, jangan bangun dong, tidur lagi aja ya. " ucap nya.

Mereka pada mesem, ini Leon ada-ada aja.

"Pah ceritain dong, semalam papah sama mamah di kamar ngapain aja. Ini biar dedek Leon tidur lagi. " ucap nya dengan tangan yang masih mengelus dedeknya itu.

Tangan David terulur mengusap kepala Leon, "Yang di pikiran Leon apa sih, sampai bisa bangun gitu. "

"Dedek Leon kepo jadinya bangun kan, nidurin nya harus sambil bercerita pah. Makanya papah cerita semalam ngapain aja di kamar. "

Tak

"ANJING! "

Leon mengusa jidatnya itu, Al ini kurang ajar jidat mulus Leon pake di jitak segala.

"Dedek tidur sendiri aja ya, hari ini mereka gak mau cerita dek. Emang sialan ya dek. "

Huh, sabar, sabar mereka masih dalam tahap pendekatan dengan Leon, jadi harus sabar menghadapi sikap Leon.

"Pah? "

"Kenapa? "

"Papah kan udah jadi papah Leon sekarang? "

"Iya. "

"Leon mau hotel. "

David kicep-kicep, hingga beberapa saat dia sadar, "Hotel? "

"Iya kenapa gak mau gitu? "

"Bu-kan gitu, mak-"

"Katanya kaya bikin hotel aja gak bisa gimana sih. " cibir Leon.

"Okey, abang buatin hotel buat Leon!" sembur El.

"Emang kenapa Leon mau hotel sih? "

Leon tersenyum, "Kalau udah jadi Leon mau ngadain pengajian ibu-ibu komplek di ballroom, dan juga qasidahan pasti seru. "

Mereka cengo mendengar penuturan Leon. Tapi,

Pess..

"Haduh enak.. " seru Leon.

Hoek..

Hoek..

"Bau apa sih ini? " tanya Al dengan satu tangannya menutup hidung nya.

"Leon kamu habis makan apa? " bisik Yola. Sama dengan yang lain Yola juga menutup hidung nya.

"Habis makan jengkol balado. masakan tante Julia, enak banget mah. " balas bisik Leon dengan senyum sumringah.

Setelah berbicara seperti itu Leon masuk ke dalam tanpa memedulikan mereka Yang menahan wangi nya bom Leon. Tante Julia itu Mamah nya Brian, Leon kalau udah ke rumah Brian pasti hal pertama di cari yaitu jengkol balado.

Leon duduk di sofa ruang tamu sambil bermain ponsel.

"Anjir kebanyakan makan jengkol ini, kentut mulu gue. "

Dirasa ini, perut bergejolak mulu Leon akhirnya pergi ke kamarnya dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membuang emas jengkolnya itu.

Sementara itu mereka memasuki ruang tamu, astaga semerbak bom Leon sungguh menguasai ruang tamu ini. Sementara sang pelaku sudah tidak ada di tempat, mereka geleng kepala.

°°°

L E O NWhere stories live. Discover now