|19|

4.3K 478 56
                                    

Lima hari sudah mereka bertiga berlibur di Bali, dan lima hari itu pula Leon selalu di ganggu bule itu. Kini ketiga nya sudah berada di dalam pesawat untuk pulang ke Jakarta.

Leon kebelet pengen buang air kecil, dirinya terpaksa ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian dirinya keluar dari kamar mandi.

"Halo Leon, "

Leon mendesah, bahu yang tadi nya tegap kini turun.

"Kenapa anda selalu muncul di hadapan saya? " gertak Leon berusaha menahan amarah.

"Saya mau ke Jakarta Leon, saya ada urusan. "

"Oh, " Leon pergi dari sana.

"Saya mau menjemput kamu Leon sayang. " gumam Jeff.

Kurang lebih dua jam di dalam pesawat, akhirnya mereka mendarat juga.

Disaat ketiganya akan masuk ke dalam mobil, mata Richard menangkap, "Jeffrey.. " gumam nya. Tangan Richard terkepal, orang itu sampai di Jakarta juga.

richard segera masuk ke dalam mobil dsn menyuruh supir untuk segera berangkat.

Di dalam mobil, "Opa tadi di pesawat Leon ketemu lagi sama bule itu. "

Richard berusaha menahan amarah nya, "Dia bicara apa? "

"Enggak ngomong apa-apa cuma nyapa Leon doang, "

Leon menatap kearah luar. Menurut nya bule itu baik, tapi kenapa Opa nya bilang bule itu berbahaya.

Seperti nya nanti Leon harus bertanya kepada Mama nya mengenai Papa kandung Leon.

Dulu memang Leon sering bertanya tentang Papa nya, tapi Yola selalu mengalihkan pembicaraan nya. Sampai dimana Leon kelas sepuluh dirinya sudah tidak lagi menanyakan tentang Papa nya. Karena ada yang mengaku Papa nya Leon, seperti nya Leon harus bertanya kembali kepada Mama nya mengenai Papa kandung Leon. Ya seperti nya harus.

Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai di rumah. Di sambut orang rumah.

David yang pertama kali memeluk Leon, dia mengecup dahi Leon.

"Gak usah di cium segala Pa.. " kesal Leon.

"Papa kan kangen sama kamu. "

"Leon kamu istirahat ya.. " ucap Richard.

"Siap Opa. "

Leon pergi ke atas ke kamar nya.

Kini mereka berada di ruang tamu tanpa Leon. "Ada apa Pa, bukannya mau satu minggu disana? " tanya David.

Richard menegakkan tubuh nya dan menatap mereka lekat, "Jeffrey. Papa kandung Leon.. " Richard menjeda bicaranya.

"Jeff-rey.. Di-dimana? " tanya Yola khawatir.

"Di Bali, Leon sudah bertemu dengan nya. "

"Apa dia bicara sesuatu? "

"Kata Leon, Jeff bilang dirinya Papa kandung Leon. Dan tadi di dalam pesawat pun mereka bertemu. "

"Berarti, d-ia ada di Jakarta? "

"Iya Yola, Papa kandung Leon ads di Jakarta. "

Raut wajah Yola dan David terlihat sangat Khawatir. Begitu pun dengan yang lainnya. Hanya El saja yang memasang wajah biasa, tapi hati nya tetap Khawatir.

"Pa, apa Leon percaya dengan ucapan Papa kandung nya itu? " tanya David, tangan nya menggenggam erat tangan Yola.

"Leon tidak percaya, karena Jeff tidak memperlihatkan buktinya. "

"Ah, syukurlah. "

Tanpa merek sadari, "Ja-di be-nar Jeffrey, Jeffrey itu Papa kan-dung Leon? "

Mereka menatap ke arah tangga.

Leon..

Leon ada di sana sedang menatap ke arah mereka dengan pandangan yang..

Kecewa..

"Sayang.. " Yola bangkit dan mendekat ke arah Leon.

"Benar Jeffrey itu Papa kandung Leon? " tanya nya lagi.

"Nak dengerin Mama du-" ucapan Yola terpotong.

"Ya atau tidak! " tegas Leon.

"Iya.. " jawab Yola dengan sangat pelan tapi masih terdengar oleh Leon.

"Jadi benar.. " Leon tertawa disela kekecewaan nya. Dia menatap satu persatu kearah mereka.

"Leon Mama bisa jelasin nak-"

"Tidak! Leon tidak butuh penjelasan.." sela Leon.

Leon menatap Mama nya, "Dulu Leon selalu bertanya 'mengapa Mama bercerai dengan Papa' Mama hanya menjawab 'tidak cocok' itu saja tidak ada yang lain. Dan sekarang Leon kembali bertanya.. "

Leon menghela napas, "Kenapa Mama bisa bercerai dengan Papa? "

Yola sudah berurai air mata, dia memegang kedua tangan Leon, "Mama belum.. Belum bisa menceritakannya sekarang nak.. "

Sedangkan yang lainnya tidak berbicara sepatah kata pun, mereka membiarkan dulu ibu dan anak itu untuk berbicara.

"Kenapa?, kenapa gak sekarang aja Ma. Leon udah besar Ma, Leon udah ngerti!" tegas Leon.

Yola kembali menggeleng, "Mama janji nak, Mama akan menceritakan semua nya di waktu yang tepat sayang.. "

Yola akan memeluk tubuh Leon, tapi..

"Dari kecil Leon selalu bertanya dimana Papa Leon, siapa namanya tapi Mama tidak pernah membicarakan nya. Dulu Leon berharap Leon tau nama Papa itu dari Mama, tapi.. "

Leon melepaskan tangan Mama nya dari dirinya, "Leon kecewa sama Mama.. "

"Nak-"

Leon mendekat ke arah keluarga David, "Kalian juga tau tentang Papa Leon, kenapa tidak pernah menceritakan nya? "

Amarah nya sudah di ubun-ubun.

"KENAPA! " teriak Leon.

"Nak-" David bangkit dari duduk nya.

"Jangan mendekat. Saya sekarang paham kenapa kalian tidak pernah menceritakan tentang Papa kandung saya. Dan saya juga paham kenapa anda beberapa hari yang lalu melarang saya berdekatan dengan bule itu, " tunjuk Leon mengarah kepada Richard.

Leon terkekeh, sorot matanya memperlihatkan kekecewaan bahkan nada bicaranya sungguh sangat beda. "Kalian ingin menjauhkan saya dengan Papa kandung saya kan? "

"Tidak seperti hiks.. Itu nak hiks.. " ucap Yola.

"Lalu apa? "

"Leon dengerin Opa dulu nak-"

"Tidak! Saya terlalu kecewa terhadap kalian semua!"

"Kenapa Mama menjauhkan anak dan Papa nya? " Leon kembali bertanya.

"Hiks.. Mama, Mama hanya tidak mau hiks.. Kamu terluka nak. "

"Terluka? Emang Papa Leon monster sampai melukai anak kandung nya? "

"Dari dulu saya selalu ingin bertemu dengan Papa saya, tapi tidak pernah terwujudkan. Dan sekarang di saat Papa saya ada di dekat saya, kalian ingin menjauhkan saya begitu? " sambung nya.

"Sekarang saya percaya bahwa Jeffrey itu Papa kandung saya tanpa bukti pun sekarang saya percaya!"

Tatapan Leon berubah menjadi tajam, "Saya kecewa! "

"SAYA KECEWA! "

Leon pergi dari rumah itu, dia tidak peduli dengan mereka yang meneriaki namanya. Kini perasaan nya sungguh sangat kecewa dan marah.

Dia pikir keluarga Papa David tidak tahu-menahu tentang Papa kandung nya itu. Tapi nyatanya mereka tahu semua nya.

"AKHH!!!!"

°°°

Haduhhh, Leon udah tau.

Leon juga lagi emosi tuh, ada yang mau menenangkan si mesum? Hehehe.

L E O NWhere stories live. Discover now