|15|

5.1K 513 41
                                    

Tok..

Tok..

Tok..

"Bri, bukain pintu nya dong, ngantuk gue nih, " ujar Leon sambil mengetuk kembali pintu kamar Brian.

Dengan malas Brian harus bangun dari kasur empuk nya demi membuka pintu untuk sang singa.

Ceklek..

"Bangsat lo! " sarkas Brian.

"Kagak usah begitu sama gue Bri, dah lah gue ngantuk mau tidur. "

Leon masuk, melemparkan tas nya ke sembarang arah, dan langsung menghempaskan tubuh nya ke ranjang empuk Brian.

"Ngapain sih lo kesini? " tanya Brian sambil ikutan baring di sebelah Leon.

"Tidur. "

"Kayak orang gembel aja, ikut tidur di rumah gue. Padahal rumah lo lebih gede dari gue, "

"Gak usah ngebacot deh Bri, gue ngantuk sumpah. "

Hingga beberapa menit Brian mendengar dengkuran, "Ck, si singa kok gampang banget tidur nya sih. "

Brian kalau udah bangun begini, jadi susah tidur lagi nya. Gara-gara teman nya ini nih, entah kesambet apaan nih anak jam empat pagi datang ke rumah Brian dan malah ikut tidur di sini.

Brian berusaha untuk tidur kembali, namun sial nya sangat susah untuk kembali tidur, dan si Leon ini makin kerasa aja ngorok nya.

Plak..

Brian menampar pipi Leon cukup keras, tapi reaksi yang di berikan hanya menggeliat saja. Benar-benar teman gak tau diri ni anak.

Pukul enam pagi, Leon baru bangun. Dilihat nya ke samping, "Brian kemana? " gumamnya.

Dia bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian dia sudah siap dengan seragam sekolah nya. Dia bawa sendiri seragam sekolah nya itu.

Lantas Leon turun ke bawah menuju ruang makan, dia duduk di dekat Brian.

Brian melirik sinis Leon, "Dasar gak tau diri lo Le! " omel nya dalam hati.

Hoam..

"Sayang kamu kurang tidur ya? Dari tadi nguap mulu. " tanya Julia, kepada Brian.

Brian cuma bales dengan anggukan.

"Yaudah kalau ngantuk jangan sekolah dulu. " ucap Jason Papa Brian.

Brian mengangguk antusias lantas dia pergi ke kamar.

Menyisakan Leon dan kedua orang tua Brian.

"Dan Leon, kenapa kamu ke sini pagi banget? " tanya Julia.

Leon yang sedang makan langsung berhenti, "Ai-itu em..em a-da, a-da tu-tugas, ya ada tugas. Tapi karena Brian gak masuk sekolah yaudah Leon juga gak masuk. Tapi Leon mau disini dulu ya Om Tante boleh? "

"Iya boleh. "

Lantas Leon kembali menyuapkan makanan nya, setelah selesai dia kembali ke kamar Brian.

"Huh anjir, kalau gue balik ke rumah sekarang gue bakalan di hukum lagi. " monolog nya sambil duduk di sofa yang ada di kamar Brian.

"Salah lo sendiri pake kabur segala. Lo bilang kan semalam lo baru di maafin, eh malah berulah lagi. " ucap Brian. Sontak saja Leon menatap Brian.

"Lo gak tidur?"

"Mati! "

Ting!

Leon menatap layar ponsel nya.

Mama 👸

Leon sayang kamu dimana?

Nak?

Leon?

Pulang nak, kita khawatir sayang.

Leon?

Kamu gak sayang Mamah nak?

Pulang ya nak.

Begitu banyak pesan yang dikirim Yola kepada Leon.

Tapi Leon bingung juga takut. Kalau pulang pasti di omelin atau di hukum, tapi kalau gak pulang kasihan Mamah nya juga Leon pasti kangen Mamah nya nanti, duh Leon benar-benar di landa kebingungan.

"Udah balik aja sana. "

"Kalau gue balik, gue di hukum dong."

"Ya salah lo sendiri pake kabur segala. Udah tau belum di izinin keluar rumah, eh ini malah kabur. Mampus!"

Si Brian ini memang teman bangsat!. Bukan nya bantuin malah ngatain.

°°°

Hah..

Leon menarik napas dalam-dalam lalu di hembuskan perlahan. Dirinya sudah berada di depan pintu utama rumah nya. Sungguh Leon benar-benar takut. Entah dari mana datang nya rasa takut itu.

Dia memang tadi jam empat pagi kabur dari rumah hanya ingin sekolah dan kebetulan banget orang rumah belum pada bangun. Rencananya dia akan berangkat dari rumah Brian, tapi sial nya Brian malah gak jadi sekolah.

Ceklek..

Keringat dingin benar-benar membasahi tubuh Leon, bahkan tubuh nya pun jadi dingin seperti orang meninggal.

Di hadapannya kini sudah ada David dan juga Richard, Leon tidak berani menatap mereka. Dia benar-benar takut.

"Masuk. " ucap David.

Leon mengikuti langkah mereka berdua, hingga sampai di ruang tamu. Mereka semua menatap Leon lekat, sedangkan yang di tatap hanya menunduk.

"Kenapa pake kabur segala? " tanya Richard to the point.

Nada bicaranya sangat tenang tapi menyiratkan kemarahan.

Lidah Leon seakan kelu untuk mengatakan sepatah kata pun.

"Gak mau jawab? " kini giliran David.

Leon memejamkan matanya sebentar, lalu memberanikan diri untuk menatap mereka.

Plak..

Tubuh Leon menegang. Satu tamparan mendarat di pipi kiri Leon.

"DAVID! "

"LEON"

Teriakan mereka menggema di ruang tamu itu.

°°°

Haduh Leon di tampar 🤧🤧


L E O NWhere stories live. Discover now