chapter 20 confused

139 12 0
                                    

Siang hari jam istirahat.
Jisoo memasuki sebuah caffe tampak jihyo melambaikan tangan.

"unnie disini" jihyo
Jisoo menghampiri jihyo

"ada apa unnie" tanya jihyo.
"jihyo tentang yang kamu katakan kemarin tentang matahari bulan dan dua bumi apa maksudnya" jisoo
"oh itu aku tidak tau" jihyo
"terus kenapa kamu mengatakan hal itu" jisoo
"dari kecil aku memang sering mengatakan hal yang tidak-tidak di luar kesadaran ku, orang lain bilang aku seperti seorang cenayang" jihyo
"jadi kamu juga tidak tau maksudnya" jisoo

"tidak, aku juga tidak tau, tapi unnie hati-hatilah" jihyo
"kenapa memangnya" jisoo
"aku bisa merasakan aura kegelapan di dalam diri mu" jihyo memperingatkan jisoo

"aura kegelapan maksud mu" jisoo tidak mengerti
"entahlah yang kurasakan unnie sepertinya kau akan menghadapi sesuatu yang sulit" jihyo
"begitu kah" wajah jisoo tampak sedikit takut.

"tapi tenang saja unnie kadang ramalan ku meleset" jihyo
Jisoo hanya tersenyum melihat jihyo.

Di kost rose akan menyetor uang kost ke nayeon tanpa sengaja rose mendengar nayeon mengomel.

"kamu ini bagaimana sieh jimin, bulan lalu kamu sudah ku beri keringanan boleh bayar separo dulu, kamu janji akan bayar full sekalian bulan ini ternyata sekarang kamu bilang gak sanggup bayar bagaimana sieh" omel nayeon

"maaf nayeon uang ku memang tidak cukup" jimin
"makanya jangan terlalu boros" nayeon

"bukan aku boros tapi gajih ku memang kecil, aku harus beli kebutuhan hidup juga, semenjak kamu tinggal disini kan kamu sudah tidak menyediakan telur dan mie instan lagi, aku juga harus mengirim uang ke orang tua ku" jimin

"jimin bukannya aku jahat atau kejam tapi kalau aku terus memberi mu toleransi yang lain tau coba pikirkan kalau mereka marah kalian memakai fasilitas bersama mereka membayar full sementara kamu terus menunggak, lagi pula sekarang aku hidup mengandalkan uang kost kalian" nayeon

"maafkan aku nayeon secepatnya akan ku bayar lunas" jimin
"makanya lebih semangat lagi biar banyak dapat konsumen" nayeon
"iya nayeon pasti" jimin
"sudah kamu boleh pergi ingat jangan sampai yang lain tau" nayeon
"baik nayeon terima kasih banyak" jimin membungkukkan badanya berkali-kali.

Saat jimin keluar dia melihat rose berdiri di depan kamar nayeon.
Mereka saling melihat dan terdiam sesaat, jimin tampak malu rose pasti mendengar omelan nayeon tadi.

Jimin berjalan pelan meninggalkan rose, tiba-tiba rose memanggilny.
"jimin oppa" panggil rose

jimin menoleh
"semangatlah" rose mengepalkan tangannya memberi jimin semangat.
"terima kasih" Jimin tersenyum.

Di kost jennie sedang duduk melamun di rooftop kost sampai dia dikejutkan oleh seseorang.
"hey melamun aja" tegur seulgi yang membawa cucian untuk dijemur
"unnie bikin kaget saja" jennie
"sedang apa disini kamu nggak kerja" tanya seulgi
"aku shift sore hari ini unnie, unnie sendiri" jennie
"aku libur hari ini" seulgi

"unnie cucian mu banyak sekali" jennie melihat cucian seulgi
"oh ini aku juga mencuci pakaian chanyeol oppa" seulgi malu-malu

"pantas saja, tapi kenapa unnie yang mencucikan, chanyeol oppa kan tidak sibuk, setiap hari juga dia selalu di kost" jennie

"kamu seperti tidak tau dia, chanyeol oppa itu sangat malas baginya baju yang sudah bau juga masih bisa dipake" seulgi dan jennie tertawa

"unnie sepertinya perhatian sekali ke chanyeol oppa" jennie
"iya harus aku sekarang pacarnya" seulgi
"sungguh unnie selamat ya" jennie
Seulgi hanya mengangguk malu.

Boarding House (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang