1. Luka dan Nyawa

1.5K 91 10
                                    

Tim baru baca or baca ulang nihh?

Gimana kabar hari ini?

Tau cerita Ratezza dari mana?

♥♥♥

"Mungkin mati adalah cara yang terbaik buatku, sebagai anak yang tidak pernah dianggap " - ALTEZZA DARENDRA ATHAYA

------------------------------------------------------

BRAKK!!!

Suara meja yang keras terbanting itu terdengar jelas ditelinga seorang anak kecil yang sedang duduk dimeja belajarnya sambil menutup kedua telinganya rapat, seolah tidak memberi celah untuk mendengar. Ia terkejut, menangis dan menahan luka saat sedari tadi mendengar suara pertengkaran antara sang ibu dan sang ayah. Beberapa kali suara barang keramik pecah berhamburan bersamaan dengan teriakan sang ibu.

Dia, Altezza. Anak yang berumur sekitar 6 tahun itu menahan luka yang sakit dihatinya saat mendengar sang ayah melemparkan gelas ke lantai hingga muncul suara pecahan. Lagi dan lagi sang ibu terdengar menahan rasa sakit di dadanya saat ia batuk parah dan mencoba melawan. Altezza berlari ke kamar kedua orang tuanya.

Ia perlahan mengintip, sekujur tubuhnya gemetar ketakutan. Ia melihat sang ibu yang sudah terduduk dilantai. Menepuk-nepuk dada kirinya yang terlihat sangat sakit. Sang ayah terus saja marah kepada ibunya. "DASAR ISTRI PENYAKITAN!!" teriaknya membuat Altezza menggenggam tangan erat.

"KALO KAMU GAK BUAT AKU KEK GINI! HIDUP AKU GAK BAKAL MENDERITA, NO!" balas sang ibu mencoba kuat.

"DASAR ANJ----"

PLAK!

Altezza membekap mulut, terkejut. Melihat sang ayah menampar kuat pipi ibunya. Darah segar mulai keluar dari sudut bibir ibunya.

"HARUSNYA AKU MATI AJA DARI DULU!"

"SILAHKAN KALO KAMU MAU MATI SEKARANG! SEKALIAN BAWA ANAK KAMU YANG GAK DIHARAPIN ITU!"

Altezza tak tahan lagi mendengar pertengkaran akan kedua orangnya. Sungguh menyakitkan saat melihat secara langsung bagaimana perilaku sang ayah terhadap ibunya. Altezza masih kecil, dan harusnya ia bisa merasakan hangatnya kebersamaan antar keluarga nya, bukan dengan pertengkaran seperti ini. Jujur, broken home itu menyakitkan.

"Al gak kuat lagi"

Altezza berlari dan keluar dari rumahnya. Petir, Guntur dan hujan lebat semakin membuat suasana kali ini menggabu. Langit menghitam, waktu senja hampir tertutup dan sebuah bulatan cerah dilangit mulai muncul. Altezza berlari dan pergi dari rumahnya. Anak laki-laki itu sesekali menangis dan meringis kesakitan saat luka di dahinya terkena air hujan yang menyebabkan perih.

Altezza perlahan berdiri ke atas pembatas jembatan. Ia naik dengan rasa sakit yang menyertai kesedihannya. Jika ibunya mati, Altezza juga ikut. Altezza melihat kebawah jembatan. Jurang yang sangat dalam dan curam seperti memberikannya tempat terakhir ia melihat dunia. Altezza mengusap mukanya dengan punggung tangan. Ia rasa, ia tidak butuh hidup lagi.

"Al gak pantas hidup lagi. Al bukan anak yang diharapkan! Al gak bisa lagi buat bertahan di dunia ini!"

Ia memejamkan matanya bersamaan dengan air hujan yang terus membasuhi wajahnya. "Al udah gak kuat Tuhan. Al pengen mati"

Ketika ia hendak melompat dari jembatan, terdengar suara teriakan gadis kecil yang terlihat seumuran dengan Altezza sontak menghentikan aksinya.

"TUNGGU!"

Altezza menoleh kebelakang dan mendapati gadis kecil itu berlari ke arahnya. Suara gemuruh dari langit semakin keras terdengar. Sesekali gadis kecil itu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Gadis kecil itu perlahan naik ke pembatas jembatan persis seperti Altezza sekarang.

"Kenapa kamu disini!?" Teriak altezza parau disertai suara hujan deras yang semakin menyamarkan suaranya.

Mata gadis kecil itu berair dengan wajah memerah menoleh kearah Altezza. "Aku juga mau pergi dari dunia ini! Nay capekk!"

Altezza terkejut mendengar penjelasannya. Ia tidak menyangka ada seseorang yang berpikir sama dengannya saat ini, untuk mengakhiri hidupnya ketika masih berusia dini, sama seperti Altezza. Gadis kecil itu menatap ke arah jurang---tersenyum miris.

"Aku tau ini menyakitkan. Tapi ini adalah sakit yang terakhir kita rasakan di dunia ini"

Altezza memegang pergelangan gadis kecil itu dengan erat membuatnya menoleh. Mereka sudah siap untuk meninggalkan luka di hidup mereka.

"Sakit ini akan segera berakhir. Ayo, lompat barengan?"

Dan pertanyaan itu dibalas oleh anggukan dari gadis kecil itu.

Dan....

Hai semuanya!! Gimana cerita Keyla? Mohon maaf yah kalo ga suka... Soalnya mimin juga masih belajar. Tq yg udh baca!!♥♥♥

Altezza kecil


Gadis kecil itu


Apa yang mau kalian bilang sama Altezza kecil?

Apa yang mau kalian bilang sama gadis kecil itu?

Apa yang mau kalian bilang sama keluarga Altezza?

Setelah baca jangan lupa VOTE dan FOLLOW !! 👌✨

RATEZZA [TERBIT]Where stories live. Discover now