Chapter 28 : Obliviate.

205 30 3
                                    

2 weeks later.

(🎶Play : Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti cover by Ray)

    Setelah terjadinya peristiwa dua minggu lalu, Jean kini masih menjalani masa istirahatnya sebelum ia memutuskan untuk kembali bersekolah umum di dunia muggle. Jean masih menghadapi masa traumanya sejak kejadian tersebut. Setiap ada waktu luang atau libur, Nathan dan ketiga sahabatnya selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Jean dan memastikan kondisi Jean baik-baik saja. Meski raut wajah Jean seolah-olah mengatakan bahwa ia baik-baik saja, namun hak tersebut berbanding terbalik dengan kondisi hatinya yang masih terasa sakit. Tentu saja rasa sakit hatinya tidak sebanding dengan rasa sakit luka di tubuhnya. Setelah Nathan dan yang lain pamit untuk kembali ke Hogwarts, Jean pun menatap ke arah jendela kamarnya yang menghadap langsung ke luar. Langit di siang itu terlihat sangat cerah dan teduh, bahkan beberapa daun pun terlihat terbang karena terkena hembusan angin. Jean pun memeluk kedua lututnya dan kemudian menangis, ia benar-benar merindukan Draco dan dunia sihir. Ia merindukan semuanya. "Aku rindu.. Aku rindu semuanya.." Lirih Jean. Elena yang tak sengaja mengintip dan melihat Jean yang terlihat menangis hanya bisa terdiam. Seandainya ia dan Albert bisa melepaskan kutukan segel itu, mungkin saja Jean kini sudah bisa kembali ke dunia sihir setelah ia merasa kondisinya pulih.
Mantra kutukan segel tersebut bukanlah mantra yang main-main, siapapun penyihir yang terkena mantra tersebut maka mereka tidak akan bisa kembali ke dunia sihir meski mereka masih bisa menggunakan kekuatan sihirnya, mereka juga tidak bisa menggunakan portal atau menggunakan kekuatan teleport dan sebagainya. Namun melepaskan kutukan tersebut juga bukanlah hal yang mudah, kecuali jika tekad dan tujuan mereka benar-benar kuat. Terlebih lagi, jika mereka percaya bahwa mereka bisa dapat kembali lagi ke dunia sihir atau orang yang memberikan kutukan itu mau melepaskan kutukannya. Dan juga.. Ada suatu lagu yang dapat melepaskan kutukan itu, namun lagu tersebut hanya diketahui oleh orang yang mengutuk.

    Tentu saja ini memang sudah menjadi rencana Cedric sejak awal, ia sudah memprediksi semuanya. Bahkan setelah ia mati pun, ia masih terus menjaga Jean dari jauh tanpa sepengetahuan Jean dan Draco sendiri. Ia bekerjasama dengan Dobby untuk mencegah Jean agar tidak pergi menemui Draco, bahkan hingga terpaksa menggunakan kutukan segel tersebut.

Draco POV.

    Sejak peristiwa yang terjadi dua minggu yang lalu, aku mengunci diriku di kamar. Makan dan minum pun aku enggan untuk keluar, aku hanya menyuruh Dobby untuk mengantarkannya kepada ku. Selama dua minggu ini, aku terus menerus memohon kepada Dobby agar mau membuka kutukan segel ku. Namun ia terus menerus menolak karena bukan hanya dia yang melakukan kutukan tersebut, tak peduli semarah apapun aku pada Dobby, kali ini ia menolak untuk membantu ku. Ia hanya terus berkata bahwa aku sendiri lah yang bisa membuka kutukan tersebut. Hal ini membuatku sangat frustasi, aku sudah beberapa kali mencoba beberapa mantra hingga melakukan apapun, namun hasilnya benar-benar nihil. Karena tindakan Ayah dan Tante Bellatrix, lagi-lagi aku kehilangan sumber kebahagiaan ku. Terlebih lagi aku muak dengan segala rencana mereka bahwa aku akan dijodohkan dengan salah anak dari keluarga Greengrass setelah aku dan dia lulus dari Hogwarts. Umur kami memang tidaklah jauh berbeda, mungkin dia dua tahun lebih muda daripada umur ku.
"Tuan.. Ini sudah waktu makan siang, Dobby membawakan Tuan ini," Aku tidak menggubris ucapan Dobby dan masih terus mengayunkan tongkat ku untuk membuat patronus. Tidak ada hal lain yang Jean tinggalkan dalam diriku selain patronus yang pernah ia ajarkan padaku. Aku tidak peduli dengan pandangan keluarga ku tentang hal ini, setidaknya aku berhasil menunjukkan kepada mereka bahwa aku tidak semenyedihkan mereka semua yang tidak memiliki patronus sepertiku.

    Namun sesaat mata ku melirik ke arah sebuah gitar yang berada di dekat lemari pakaian ku. Aku pun bangkit dari tempat tidur ku dan kemudian menatap gitar tersebut, terlihat begitu banyak debu dan juga sarang laba-laba yang membuatnya terlihat sangat kotor. Benar juga.. Aku jadi teringat bagaimana dulu aku merengek kepada Ayah untuk membelikan ku gitar ini. Sudah lama sekali aku tidak memainkan gitar tersebut sejak lima tahun yang lalu, bahkan aku seperti merasa bahwa aku tidak memiliki gitar.
Aku pun meraih gitar tersebut dan kemudian membersihkannya dengan kain yang terlihat usang, ku rasa kain tersebut biasa digunakan Dobby untuk bersih-bersih. Aku pun duduk di salah satu kursi yang berada di kamar ku dan membersihkan gitar ku, setelah ku rasa bersih aku pun mengatur senar gitar yang terdengar aneh atau sumbang untuk ku atur agar dapat kembali enak untuk di dengar.

[✓] 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 ¦¦ draco, cedric.Where stories live. Discover now