Chapter 18 : One Of These Nights.

220 39 0
                                    

    Aku masih terdiam mendengar pertanyaan dari Draco. "Gak perlu lo jawab, gue ngerti perasaan lo." Draco pun mengarahkan sapu terbangnya menuju ke arah Forbidden Forest, dimana itu adalah bagian hutan yang paling dalam. Tentu saja di dalamnya hidup berbagai macam makhluk hidup, yang mungkin akan terlihat sedikit lebih menyeramkan dari biasanya. Kami pun mendarat di dalam hutan tersebut, suasana disekitar benar-benar sepi. Dan tentu saja gelap, hal itu mengharuskan kami berdua mengeluarkan tongkat kami dan membacakan mantra lumos agar menjadi sumber penerangan kami berdua.
"Tenang, gue gak akan bawa lo ke hewan-hewan aneh. Gue cuman mau ketemu ama unicorn yang hidup di hutan ini dan ngasih dia makan, meski cuman sedikit," Ucap Draco. Tentu saja aku mempercayai ucapannya, Draco tidak mungkin berbuat jahat kepadaku. Kami pun terus berjalan dan mencari unicorn tersebut, dan pencarian kami tidaklah sia-sia. Kami berhasil menemukan unicorn tersebut.
Draco pun menghampiri unicorn tersebut dan memberinta sebuah makanan yang ia taruh di tanah. Aku pun mengusap kepala unicorn tersebut dengan sangat pelan dan lembut.

"Kalo ada waktu luang, gue sering kesini buat kasih makanan ke unicorn-unicorn

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalo ada waktu luang, gue sering kesini buat kasih makanan ke unicorn-unicorn. Kadang meski gue sedikit takut, gue juga beraniin diri buat ngasih makanan ke makhluk lain. Misalnya Thestral, meski ya gue sebenernya siap gak siap ngasihnya. Tapi mereka tetep makhluk hidup, gue gak bisa kalo disuruh beda-bedain," Ucap Draco. Sejujurnya aku cukup senang mendengar ucapan Draco, karena ternyata Draco adalah anak yang sebenarnya memiliki sifat baik. Dia tidak sejahat yang orang-orang fikirkan, dia masih mempunyai hati dan tahu belas kasihan.

   Aku pun mengucapkan mantra Expecto Patronum untuk mengeluarkan Patronus ku yang berbentuk Granian Winged Horse

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

   Aku pun mengucapkan mantra Expecto Patronum untuk mengeluarkan Patronus ku yang berbentuk Granian Winged Horse. Mata Draco seketika berbinar ketika ia melihat Patronus ku berlari, sorot matanya seolah-olah mengartikan bahwa ia benar-benar merasa takjub melihat Patronus ku. "Gue iri ama orang-orang yang punya Patronus, sementara gue sama sekali gak bisa bikin Patronus.." Aku pun memegang bahunya dan mengusapnya. "Pelan-pelan ya? Aku tau, kamu pasti bisa. Kita belajar sama-sama," Ucap ku. Aku faham dengan kondisi Draco. Wajar saja jika ia tidak bisa membuat Patronus nya sendiri, karena selama ini ia hidup dalam tekanan dan baginya mungkin sangat sulit untuk menemukan suatu kebahagiaan bagi dirinya sendiri. Namun ku rasa, kini kebahagiaan itu mulai muncul dalam dirinya.
"Fokus sama kebahagiaan kamu dan kamu bakal bisa nyiptain Patronus kamu sendiri," Ucap ku. Draco pun tersenyum kecil dan mengangguk. "Oh iya, sekitar lima harian lagi Triwizard udah mulai tugas kedua kan? Gue denger-denger gak lama setelah tugas kedua bakalan ada yule ball? Lo gak disuruh ngisi nyanyi atau apaan gitu?" Tanya Draco. Aku pun mengangkat kedua bahu ku. "Entah. Mungkin bakalan ada, tapi aku gak tau pasti kapan aku harus dilatih lagi sama Professor Flitwick," Jawab ku. "Gue.. Boleh nemenin lo nanti latihan vokal?" Aku menoleh ke arah Draco yang tengah memalingkan wajahnya dariku. Aku pun tertawa melihat ekspresi Draco yabg yang sepertinya sedang menahan rasa gengsinya. "Boleh, temenin aku yaa karena aku tau Kak Cedric gak akan bisa nemenin," Aku pun mengusap rambut Draco yang sangat lembut, bahkan kini tangan ku terasa harum buah apel hijau yang segar.


[✓] 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 ¦¦ draco, cedric.Where stories live. Discover now