Chapter 29 : Nightmare.

202 33 0
                                    

(🎶Play : Gummy - Remember Me [English cover])

    Meski sulit menerima kenyataan, Jean pun memutuskan untuk melanjutkan hidupnya sebagai orang biasa. Ia bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Musik yang terkenal di kotanya, ia memutuskan untuk mengambil jurusan Seni Musik. Ia mengambil jurusan tersebut untuk mengasah bakatnya dalam bermain alat musik serta bernyanyi. Ia mengikuti berbagai lomba dan menjadi juara pertama, perform diberbagai tempat, serta berhasil menjadi bagian dari Tim Orkestra terkenal di kotanya. Sementara Draco melanjutkan hidupnya dan menjadi seorang Prefect Slytherin, ia juga terus menerus mengikuti pertandingan Quidditch. Namun sikap Draco kembali seperti semula, ia masih bersikap dingin kepada setiap wanita yang ia temui termasuk Astoria. Tak terasa sudah empat tahun berlalu sejak kejadian tersebut, namun Draco terus menerus dihantui mimpi-mimpi buruk tentang bayang-bayangnya akan Jean.

Draco POV.

    Lagi-lagi.. Aku bermimpi sekarang aku sedang berada di Hogwarts. Tentu saja aku sadar, selama empat tahun ini aku terus menerus dihantui oleh mimpi-mimpi aneh tentang seorang gadis yang tidak ku kenali. "Draco! Coba deh ayunin tongkat kamu kayak gini, dan ucapin 'Expecto Patronum'!" Tubuh ku terasa terhipnotis untuk menuruti perintah gadis itu. Aku pun mengayunkan tongkat ku ke arah depan dan kemudian mengucapkan mantra Patronus tersebut. Mata ku terbelalak ketika aku berhasil mengeluarkan sebuah Patronus dari tongkat ku. Aku menoleh ke arah gadis tersebut, gadis itu tersenyum ke arah ku dengan manisnya. Ia terlihat bangga melihat ku berhasil menunjukkan Patronus ku yang sebenarnya. Namun tak berapa lama, aku tersentak ketika aku bisa mengendalikan tubuh ku. Aku pun berusaha menatap wajah gadis tersebut, namun selama empat tahun ini wajah tersebut masih tetap terlihat blur dimata ku. "Nama lo.. Kasih tau gue nama lo siapa.." Ucap ku lirih. Gadis tersebut bangkit dan kemudian menoleh ke arah ku seraya menunjukkan senyumannya yang masih sama indahnya sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan ku seperti kemarin-kemarin.

"Jean. Jeanna Ivanna Helga."

Aku pun berusaha untuk bangkit dan menahan tangan gadis yang bernama Jean tersebut, namun sialnya tubuh ku lagi-lagi dan bisa ku gerakkan seperti tadi. "Kita bakal ketemu lagi, aku janji." Tak lama kemudian gadis tersebut menghilang dari pandangan ku dan kemudian berganti menjadi cahaya putih yang sangat terang. Aku pun menutup mata ku dan kemudian terbangun dari mimpi ku secara tiba-tiba. Aku pun mengusap wajah ku yang terasa basah karena air mata, seperti biasanya aku selalu menangis ketika aku memimpikan wanita tersebut. Aku pun memegang dada ku yang terasa sangat sesak, entah mengapa seolah-olah aku merasa merindukan gadis yang tak bisa ku ingat namanya siapa.

    Siapakah gadis itu sebenarnya? Nyaris saja aku hampir berhasil mengingat namanya, namun sialnya sesaat ketika aku bangun aku tak lagi dapat mengingat namanya meski aku sudah berusaha keras untuk mengingat. Gadis itu tak pernah berhenti untuk menemui dalam mimpi selama empat tahun ini, entah itu dalam mimpi yang indah atau pun mimpi yang buruk. Aku pun bangkit dari tempat tidur ku dan kemudian mengambil secangkir gelas yang ku isikan air. Aku pun meneguk air tersebut seraya melihat jam dinding yang terpajang di kamar ku, jam tersebut menunjukkan pukul 02:45 AM.
Setelah ku rasa aku sedikit lebih tenang dari sebelumnya, aku pun duduk di pinggiran tempat tidur ku dan menatap ke arah jendela. Malam itu aku menatap langit malam yang terlihat indah namun menyedihkan untuk ku rasakan sendiri.

 Malam itu aku menatap langit malam yang terlihat indah namun menyedihkan untuk ku rasakan sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓] 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 ¦¦ draco, cedric.Where stories live. Discover now