Chapter 27 : The Decision.

168 29 2
                                    

Jean POV.

    Setelah bertemu dengan Draco, aku pun memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang sepi sendirian. Setelah apa yang terjadi hari ini, aku benar-benar merasa lelah. Namun hati ku masih tetap tidak ingin untuk menyerah. Aku pun melihat cahaya bulan yang sangat terang pada saat itu. Aku pun menautkan jari-jariku dan kemudian menutup mata ku. "Kuatkan aku Tuhan.. Aku tidak mau menyerah. Aku tahu, semua ini bisa ku ubah. Bantu aku Tuhan.." Hati ku berbisik kecil. Tepat sesaat ketika aku membuka mata ku, ku lihat ada sebuah bintang yang jatuh. Ku harap itu menjadi tanda bahwa permohonan ku terkabul.
Aku memilih untuk tinggal sedikit lebih lama lagi, mata ku enggan menatap langit malam ini. Entah kenapa, hati ku juga merasa bahwa aku merindukan Hogwarts. Terbesit ingatan-ingatanku bersama ketiga sahabat ku, teman-teman ku, dan hal-hal yang pernah ku lalui. "Nona! Nona Jean! Ini Dobby!" Aku pun menoleh ke arah belakang dan mendapati Dobby yang menghampiri ku dengan tergesa-gesa. Raut wajahnya terlihat murung dan ketakutan, seperti ada sesuatu yang sedang ia sembunyikan dari ku. "Nona.. Dobby tidak punya banyak waktu disini, jadi Dobby harap Nona mau mendengarkan Dobby untuk kali ini.." Ucap Dobby. Aku mengernyitkan dahi ku, merasa bingung dengan apa yang terjadi pada Dobby. "Kenapa? Bilang aja.. Aku gak akan marah, aku bakal dengerin." Jawab ku. Sesaat Dobby melihat ke arah sekitar, memastikan bahwa hanya ada aku dan Dobby saja dan kondisi sekitar ku aman.

   "Nona.. Dobby harap Nona tidak lagi mencari Tuan Draco, tolong lupakan Tuan Draco dan jangan pernah nekat susul dia ke rumahnya. Dobby hanya tidak ingin terjadi apa-apa pada Nona.." Deg. Aku terkejut dengan perkataan Dobby. Apa yang dia maksud? Ku rasa ini ada hubungannya dengan perubahan sikap Draco akhir-akhir ini. "Dobby tidak ingin Nona terluka, jadi Dobby mohon kepada Nona untuk menjauh dadi Tuan Draco. Untuk kali ini, maafkan Dobby.. Dobby tidak akan mendengarkan apa yang akan Nona katakan," Sesaat ketika aku ingin menahan tangan Dobby, ia melesat menghilang dari pandangan ku. Kini, hanya tersisa aku sendiri disini dengan segala pertanyaan yang ada di kepala ku. Apa.. Apa ini ada kaitannya lagi dengan nyawa ku? Apakah keluarga Draco berniat ingin membunuh ku karena aku dekat dengan Draco? Tapi mengapa..? Apa alasan mereka?
Aku pun memutuskan untuk segera kembali ke asrama sebelum para Professor-professor lain melakukan patroli malam. Sesampainya di asrama, aku pun segera duduk di salah satu sofa yang berada di common room. Kepala ku sibuk berfikir, bahkan aku tidak ada waktu untuk meladeni pertanyaan dari teman-teman ku. "Jean..? Lo kenapa?" Aku pun menoleh ke arah Nathan dan menepis tangannya yang hendak merangkul ku. Tak lama setelah itu, Harry, Hermione, dan Ron menghampiri ku dengan tatapan yang sama khawatirnya seperti Nathan. "Jean..?" Tanya Hermione. Aku masih terdiam, kepala ku masih memikirkan tentang bagaimana caranya agar esok aku bisa mendatangi rumah Draco. Aku yakin, esok hari ia pasti tidak akan berada di Hogwarts. Tentu saja aku memikirkan bagaimana caranya agar ketiga sahabat ku beserta Nathan tidak mengetahui rencana ku ini, karena aku yakin jika mereka mengetahuinya, mereka akan menggagalkan rencana ku kali ini.

  Benar.. Sepertinya untuk kali ini aku memutuskan untuk tidur lebih awal dan kemudian pergi menyelinap di siang hari ketika mereka berempat sedang tidak bersama ku. Aku hanya perlu membawa tongkat ku serta menyiapkan nyali bukan? Aku sama sekali tidak takut untuk kali ini. Mati atau tidak, setidaknya aku pernah berjuang. Jika saja aku mati, maka aku berharap bahwa di kehidupan selanjutnya permohonan ku benar-benar terkabul. Tanpa sedikit pun merespon orang-orang, aku pun pergi menuju ke kamar putri dan kemudian mengganti pakaian ku dengan pakaian biasa. Aku pun menarik selimut ku dan kemudian memejamkan mata ku, semoga hari esok berjalan sesuai dengan harapan ku.

Author POV.

12:40 PM

    Setelah Jean berhasil menyelinap keluar serta berhasil mendapatkan alamat rumah Draco, Jean pun segera pergi menuju alamat tersebut menggunakan bubuk floo yang ia dapatkan dari salah satu temannya. Hanya dengan waktu yang singkat, ia kini sudah berada tak jauh dari gerbang Malfoy Manor. Terlihat dari jauh sana, ada beberapa orang yang menjaga ketat rumah tersebut. Jean pun bersembunyi dan kemudian memakai jubah transparan yang ia curi dari Harry. Ia pun berjalan dengan langkah yang sangat pelan dan meminimalisir keributan yang ia buat dari langkah kaki nya. Namun langkahnya tiba-tiba berhenti ketika salah satu dari orang yang menjaga di gerbang menyadari keberadaan Jean. Jean pun menguatkan genggamannya pada tongkatnya, bersiap-siap jika terjadi serangan tiba-tiba. "Enggak.. Kalo mereka gak dikalahin, aku bakal ketauan dan suasana makin kacau nantinya. Mau gak mau, sekarang aku harus berhasil ngelawan mereka!" Batin Jean. Jean pun mengacungkan tongkatnya dan kemudian melawan para penjaga tersebut. Mau tidak mau, Jean harus berani melawan lima orang pria dengan tubuh yang tinggi dan besar di hadapannya. Ia sama sekali tidak boleh membuat keributan yang berisik hingga orang-orang yang berada di dalam gerbang atau di dalam Malfoy Manor merasa curiga. Butuh sekitar tiga puluh menit bagi Jean untuk melumpuhkan semua lawannya, hingga akhirnya para penjaga tersebut terbaring dengan tubuh yang bersimbah darah di tanah. Jean pun kembali memasangkan jubah transparan tersebut dan masuk ke dalam gerbang.

[✓] 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 ¦¦ draco, cedric.Where stories live. Discover now