Chapter O2 : A New World, A New Home.

809 73 6
                                    

    Kini kami sudah sampai di Hogwarts

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Kini kami sudah sampai di Hogwarts. Sementara itu Hermione mengajakku mengganti baju terlebih dahulu sebelum benar-benar turun dari kereta di salah satu toilet. "Jadi aku harus pake seragam ini?" Tanyaku. "Of course, ini bakal jadi seragam sementara. Karena setelah penentuan asrama, kita bakal dapet seragam kita masing-masing sesuai dengan asrama yang kita dapet." Jawab Hermione. Setelah selesai mengganti pakaian, kami berdua pun keluar dari toilet kereta dan segera turun. Kami menghampiri Harry dan juga Ron yang sedang berbicara dengan salah satu orang yang ku rasa dia adalah salah satu Professor di Hogwarts. "Apakah ini teman-temanmu, Harry?" Tanya Professor itu. "Oh my.. Apa kamu Jean?" Aku pun tersenyum dan memperkenalkan diriku kepada Professor itu.
"Perkenalkan nama saya Rubeus Hagrid, saya mengajar di bidang Pemeliharaan Satwa Gaib." Ucap Professor Hagrid. Setelah berkenalan, kami disuruh untuk mengikuti Professor Minerva menuju ke Great Hall.
   

    Sesampainya di Great Hall, mataku takjub melihat pemandangan Hall ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Sesampainya di Great Hall, mataku takjub melihat pemandangan Hall ini. Lilin-lilin disana mengapung di langit-langit, meja yang panjang, dan pemandangan atapnya yang sangat indah. "Bagus bukan?" Tanya Hermione. Aku mengangguk dengan senang, ternyata Hogwarts lebih indah dibandingkan dengan bayanganku. "Stop, stop. And please keep silent, dipersilahkan kepada Professor Dumbledore untuk menyampaikan pidato singkat." Kami pun memperhatikan Professor Dumbledore yang sedang menyampaikan pidatonya. "Kaki gue pegel, gue pengen duduk. Malu anjir diliatin kakel," Bisik Ron kepada Hermione. "Tahan napa anjir, sabar. Bentar lagi kelar ini," Jawab Hermione.
Dan benar saja, tak lama setelah Hermione membalas bisikan Ron, satu per satu murid tahun pertama dipanggil ke depan untuk menentukan asramanya melalui topi seleksi. "Jeanna Ivanna Helga, silakan maju ke depan." Dengan perasaan gugup namun yakin, aku pun memberanikan diri maju ke depan dan memakai topi seleksi itu. Meski aku melihat didepan sana banyak sekali senior-senior ku membicarakanku. "Gryffindor!" Aku pun tersenyum dan segera pergi ke arah meja anak-anak Gryffindor.

    Namun mataku tak sengaja melihat Kak Cedric yang terlihat bangga melihatku. Aku pun tersenyum ke arahnya dan segera duduk di salah satu bangku. Tak lama setelah namaku dipanggil, Harry, Hermione, Ron, dan juga Nathan masuk ke dalam asrama Gryffindor bersamaku. Kami berlima pun senang karena kami dapat terus bersama-sama. "Draco Malfoy, silakan maju ke depan." Bukankah itu pria yang tadi tak sengaja menabrak ku ketika di stasiun tadi pagi?
"Slytherin!" Ia menunjukkan smirk nya ketika mata kami saling bertemu. "Btw itu ngapain si Malfoy liatin lo mulu?" Tanya Ron. Aku mengangkat bahu ku tidak tahu, "I don't know.. Mungkin dia baru sadar kalo aku ada disini," Jawabku. "Lo emang ada apaan sama dia?" Tanya Harry. "Tadi gue liat sih si Jean nyamperin si Draco, ngasih sesuatu sebelum naik ke kereta. Tapi gue gak tau itu apaan," Timpal Nathan.

[✓] 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 ¦¦ draco, cedric.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang