Chapter 13 : A Reality.

258 41 0
                                    

    Setelah selesai memakan ice cream, Jean mengajakku ke sebuah wahana bermain. Aku dan Dobby benar-benar kebingungan, karena kami berdua tidak mengerti bagaimana caranya memainkan peralatan bermain tersebut. Setelah dibantu oleh Jean untuk membeli sebuah koin, aku pun pergi ke arah salah satu permainan. "Ini namanya tembak-tembakkan. Bukan keluar peluru beneran ya, tapi kamu tembak ke arah layar itu" Jean menggendong Dobby dan membantunya untuk memegang senapan dan mengarahkannya ke arah layar. Aku pun mengikuti cara Jean memainkannya.
Tak lama kemudian, kami berdua pun bermain bersama dan menembak-nembakkan peluru ke arah tim lawan. Aku sendiri dengan senapan ku, dan Dobby bersama Jean. "Draco, tembak yang sebelah sana! Biar aku sama Dobby yang fokus nembak ke arah kiri," Jean menunjuk ke arah kanan. Aku pun menuruti perkataan Jean dan fokus menembak ke arah bagian kanan. Setelah kami selesai bermain, Jean mengajakku untuk menaiki sebuah kereta yang bernama rollercoaster 3d dengan tema naga. "Di dunia sihir kan ada wkwk, kita juga sering liat" Ucapku.

    "Ini beda tau, kalian pasti suka deh" Aku dan Dobby pun mengikuti Jean dari belakang dan masuk ke dalam ruangan yang berbentum seperti box. Dan kebetulan kapasitas kursi yang dapat diduduki adalah sembilan, ya ini cukup untuk ku naiki bersama Jean dan Dobby. Jean pun memberikan sebuah kacamata yang warna lensa kanan dan kirinya berbeda. Setelah kami selesai memakai kacamata tersebut dan juga menekan tombol start, kami pun memulai wahana tersebut.
"Eh apaan nih? Gue naik kereta ini? Kok berasa nyata?" Aku terkejut karena kereta kecil yang ku duduki tadi tiba-tiba berubah menjadi kereta yang terlihat kumuh. "Hahaha ya ini yang nama tiga dimensi, semua keliat nyata. Padahal aslinya enggak," Jawab Jean. Tak lama setelah pembicaraan itu, kini kereta yang ku duduki terasa terhempas kesana kemari. Ini benar-benar seru! Aku menyukai adrenalinnya meski disisi lain aku juga merasa sedikit takut karena jalurnya yang cukup menantang. Kami bertiga berteriak dan tertawa bersama selama menaiki wahana tersebut. Setelah selesai bermain dan juga menyantap makan siang, kini tak terasa hari sudah sore.

    "Jean, sebenernya gue beli benda muggle ini, yang pernah lo bawa ke Hogwarts. Tapi gue gak ngerti cara pakenya gimana," Aku pun mengeluarkan sebuah benda yang sama seperti milik Jean. Jean pun tersenyum dan mengambil benda tersebut, "Bentar ya, aku setting dulu." Tak lama kemudian, Jean pun mengembalikan benda tersebut kepadaku. "Ini namanya ponsel, Draco. Disini kamu bisa foto-foto, dengerin lagu, ngerekam suara, nulis sesuatu, berkirim pesan, dan banyak lagi." Ucap Jean. "Yaudah ajarin gue cara foto-foto," Jawabku. Sebelum Jean mengajarkanku bagaimana cara kerja sebuah ponsel, ia mengajakku ke sebuah taman bermain anak kecil. Disana ia menyuruh Dobby untuk bersenang-senang, sementara aku dan Jean sibuk untuk mengutak-atik ponsel ku.
"Kalo kalo pencet ini, ntar kamu bisa foto apapun yang ada di depan kamu. Tapi kalo kamu pencet ini, kamu bisa foto diri kamu sendiri atau sama orang lain," Jean menunjukkan setiap fitur yang ia katakan. Not bad, ternyata tidak sesulit yang ku bayangkan. Aku pun membalikkan kamera ponsel ku mengarah ke arah ku, kemudian aku pun merangkul Jean dan menaruh kedua tanganku di bibirnya dan menyuruhnya untuk tersenyum. Kami berdua berfoto bersama sebanyak lima kali di ponsel ku, tak lupa kami juga berfoto di ponsel milik Jean. Tentu saja, aku mengajak Dobby juga di dua foto yang ku simpan.

    "Udah sore ya.. Kamu malam ini pulang ya berarti?" Tanya Jean seraya menatap ke arah langit. "Iya, abis balik dari sini gue bakal pulang ke rumah." Jawabku. Aku pun terdiam sejenak dan melirik ke arah Jean yang tengah menunduk. "Apa gue masih bisa diterima jadi temen lo?" Tanyaku. Jean menoleh ke arahku dan menunjukkan senyumannya. "Gak ada kata terlambat buat memulai sebuah kepercayaan. Sebelum kamu nerima pun, aku udah nganggep kamu temenku. Kalo ada apa-apa cerita ya sama aku? Promise?" Jean mengacungkan jari kelingkingnya ke arahku, aku pun menerima uluran jari kelingkingnya dan menautkan kelingkingku. "Promise," Aku pun mengangguk tersenyum ke arahnya.

***


Author POV

[✓] 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 ¦¦ draco, cedric.Where stories live. Discover now