Chapter 22 : Fate..?

216 35 0
                                    

Draco POV.

    Setelah mengantar Jean menuju ke asramanya, aku pun segera mencari-cari keberadaan Cedric untuk menyelesaikan segala permasalahan yang baru saja terjadi. Kali ini, aku tidak ingin ada lagi yang ditutup-tutupi lagi. Tentu saja aku juga tidak akan berbohong soal ciuman pertama ku tadi dengan Jean kepadanya. Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan sikapnya yang brengsek itu, aku tidak mengerti dengan jalan fikirannya. Kata-kata buaiannya seolah-olah membius agar orang-orang yakin kepadanya, namun tindakan yang ia lakukan justru bertentangan dengan apa yang ia katakan.
Aku pun menghampiri Hannah Abbott yang tengah mengobrol dengan teman-temannya. "Lo liat Cedric kemana?" Tanya ku dengan nafas yang terengah-engah. "Oh? Draco? Ehm.. Tadi gue liat si dia pergi ke arah Dungeon, gak tau deh dia mau kemana." Mendengar jawaban Hannah, aku pun mengucapkan terimakasih kepadanya dan segera pergi ke Dungeon untuk menyusulnya.
Sesampainya di Dungeon, ia terlihat sedang bersandar di dekat pintu masuk asrama ku. Dengan perasaan yang sangat gusar, aku pun menghampirinya dan bahkan memukul wajahnya dengan satu tangan ku hingga jatuh tersungkur. Mata ku memberikan sorot tatapan yang tajam ke arahnya, kali ini aku tidak bisa lagi membiarkan pria ini menyakiti perasaaan wanita yang ku cintai. "Belom cukup munafik lo buat berdiri di depan gue? Mau ngapain lagi lo?" Tanya ku. Cedric yang masih mengusap pipi kirinya pun segera bangkit seraya menunjukkan ekspresinya yang merasa bersalah.

    Aku pun menarik kerah bajunya dan mendorong tubuhnya ke arah tembok dengan sangat kencang. "Chill dude.. Gue mau minta tolong sesuatu, ini soal Jean." Ucap Cedric. Genggaman tangan ku pun perlahan-lahan mulai melemas dan kemudian membiarkannya lepas dari kerah baju Cedric. Aku pun mengikuti Cedric menuju arah Wooden bridge. Suasana di Wooden bridge benar-benar sepi dan juga sejuk, bahkan sama sekali tidak ada orang disini kecuali kami berdua.

 Suasana di Wooden bridge benar-benar sepi dan juga sejuk, bahkan sama sekali tidak ada orang disini kecuali kami berdua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kami berdua pun berhenti, sorot mata kami fokus melihat ke depan. "Gue kasih kesempatan buat lo ngomongin masalah lo duluan," Ucap Cedric. Lagi-lagi, rasanya emosi ku seakan-akan ingin meledak kembali. Namun aku harus tetap tenang dan menahannya. "Lo ngapain tadi sama Cho di menara Astronomi?" Tanya ku. Cedric tampak terkejut dengan pertanyaan ku dan kemudian ia kembali mengatur ekspresinya agar kembali tenang. "Jadi anak Slytherin yang tadi gue liat lagi nyium anak Gryffindor itu lo sama Jean?" Aku memilih diam sebagai jawaban dari pertanyaannya. "Thanks karena lo udah mau lindungin dia dari pemandangan yang menyakitkan bagi Jean. Sekarang gue bener-bener bisa percayain Jean sama lo," Aku menoleh ke arah Cedric yang tengah tersenyum, aku mengernyitkan dahi ku karena tidak faham dengan apa yang ia maksud. "Foy, lo cinta sama Jean kan?" Deg. Jantung ku kini berdebar dengan sangat kencang, tetesan keringat dari kulit ku mulai keluar sedikit demi sedikit. Aku masih terdiam dan tidak menjawab pertanyaan dari Cedric.

    "Dari awal gue liat lo gangguin Jean, gue udah sadar kalo lo mulai tertarik sama dia. Dan gue juga tau, perasaan lo makin kesini makin bertambah besar buat Jean, I know it. Setidaknya dengan begitu, gue bisa lega sekarang kalo gue udah gak sama Jean lagi," Ucap Cedric. "Maksud lo?" Cedric menghembuskan nafasnya dan tersenyum menatap ke arah langit yang biru saat itu. "Umur gue udah gak lama lagi. Gue mutusin buat gantiin takdir kematian Harry dengan takdir gue. Ada suatu ramalan yang Professor Trelawney kasih tau ke gue, bakal ada suatu kematian di tugas terakhir Turnamen Triwizard ini. Dan wajah kematian yang keliat itu gue atau Harry. Kalo gue dan Harry selamat, maka bakal terjadi sesuatu yang lebih buruk." Deg. Aku terkejut ketika mendengar penjelasan dari Cedric. Bagaimana bisa akan ada tragedi kematian di Turnamen Triwizard ini? Ini benar-benar terlalu mendadak. "Harry atau lo? Jadi korbannya antara lo dan Harry? Terus lo milih ngorbanin diri demi Harry?" Tanya ku yang masih mencoba mencerna informasi yang baru saja ku dengar.
"Iya, gue yang bakal gantiin dia. Gue rasa, Jean lebih butuh dia daripada gue. Gue yakin Jean adalah orang yang kuat selagi ada lo disisinya." Jawab Cedric. Aku memang membenci Cedric, tapi aku juga tidak ingin melihat kematian dari seseorang yang ku benci. Terlebih lagi, dia adalah seseorang yang dicintai oleh wanita yang ku cintai. "Gue titip ini buat Jean, kasih ke dia saat gue udah gak ada disisinya. Gue mohon sama lo, jangan sakitin dia seperti gue yang nyakitin dia. Jangan biarin air matanya jatuh, karena gue juga gak suka ngeliat wanita yang gue cintai nangis." Aku pun menerima sebuah kotak kecil yang diberikan oleh Cedric.

[✓] 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 ¦¦ draco, cedric.Where stories live. Discover now