24. FAKTA YANG MENYAKITKAN

240K 22.6K 1.7K
                                    

Untuk yang mau baca part ini, siapkan hatinya masing-masing yah^^ happy reading readerscu, semoga sukaa Aamiin❤️

24. FAKTA YANG MENYAKITKAN

Sebenarnya, untuk apa kita kecewa?
...

Angkasa. Sekarang cowok itu sedang berada di rooftop sekolah, duduk di tepi bangunan sembari menggantung kakinya ke bawah. Di tangan cowok itu, ada rokok yang sejak tadi ia pakai untuk meluapkan emosinya.

Setelah memastikan Aurora baik-baik saja, laki-laki itu memilih mencari ketenangannya sendiri. Ucapan Dwipa Matra tiba-tiba meluap di ingatannya, bagaimana laki-laki itu mempercayainya, bagaimana laki-laki itu memberikan amanah untuk menjaga putri satu-satunya, dan sejauh ini Angkasa sudah merasa gagal.

"Lo kenapa manggil gue kesini?" tanya Sekala. Cowok itu baru saja menginjakkan kakinya di rooftop sekolah. Dengan langkah pelan cowok itu mendekati Angkasa yang duduk membelakanginya.

"LO TAHU APA ITU BANGSAT KAN!?" Kata awal yang Angkasa ucapkan dengan seringai mengerikan.

Sekala tetap tenang, tidak terpengaruh dengan ucapan Angkasa, "Maksud, lo?"

Sebenarnya bisa saja Angkasa langsung menyodorkan tinjuan pada cowok itu, tetapi kali ini ia menahan dirinya, cowok itu ingin mendengar dulu alasan Sekala.

"Nggak usah sok bego, Ska. Logaritma yang susah aja lo bisa pahami selama 30 detik, gimana ucapan gue?" sahut Angkasa lagi yang terdengar ambigu di telinga Sekala.

"Gue nggak paham," kata Sekala, berusaha menetralisir dirinya agar tetap biasa-biasa saja di depan Angkasa.

Bugh

Sekala lalu jatuh tersungkur di lantai, cowok itu tidak bisa menghindari serangan tiba-tiba Angkasa dengan tenaga yang cukup dalam.

"Bangun lo! gue kasi paham lo sama tinjuan gue!" sahut Angkasa menarik kerah baju Sekala untuk bangun.

Bugh

"Banci lo! mana tenaga lo, anjing!" kata Angkasa lagi. Emosinya sepertinya mulai tidak terkendali disini. Cowok itu sudah sangat muak menghadapi Sekala yang ternyata main belakang dengannya.

"Sinting lo, Sa!" umpat Sekala.

Angkasa terkekeh pelan, "What a good game, Ska!"

Bugh

"Bangun lo! lawan gue! Jangan di belakang lo baru berani!" tekan Angkasa, tatapan cowok itu menyiratkan amukan emosi yang dalam. "Ini wilayah gue, Ska, dan gue nggak suka kalau apa yang udah gue bilang nggak lo ikuti."

"Atau ucapan gue yang di basecamp kemarin kurang jelas buat lo?" sahut Angkasa tanpa menunggu Sekala berbicara.

Bugh

Sekala kembali jatuh di lantai, cowok itu tidak melakukan perlawanan apapun, mungkin sudah pasrah, kalau sampai kapanpun ia tidak akan menang melawan Angkasa, ketuanya.

"JAWAB BEGO! KELUARIN BACOTAN LO! GUE MAU DENGAR LO BERKOAR-KOAR DI DEPAN GUE!" teriak Angkasa menggelegar. "JANGAN CUMAN DI BELAKANG LO BERANI!"

Bugh

Tangan Angkasa kembali melayangkan tinjuan pada rahang Sekala. Tidak peduli dengan darah segar di pinggir bibir cowok yang ia hajar, menurut Angkasa, emosinya memang harus ia bayar tuntas disini.

"BISU LO, SKA?"

"Dari awal, cuman lo yang bacot tentang Aurora, cuman lo yang pusing liat gue jalan sama dia? Lo suka Aurora hah?!" tanya Angkasa.

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now