3. PENGUASA ANDROMEDA

457K 32.5K 1.7K
                                    

MALAM MINGGU, SATROVA IN UR AREA🏴‍☠️🔥

SELAMAT MEMBACA KALEAN❤️

**

3. PENGUASA ANDROMEDA

PBM telah berlangsung sejak dua puluh menit yang lalu, koridor yang tadinya ramai perlahan sepi ditinggal jejak siswa-siswi yang mulai memasuki kelasnya. Suara ramai perlahan sirna, berganti dengan suara guru yang sedang berpote-pote menjelaskan suatu materi, di beberapa kelas siswa-siswi duduk rapi di bangkunya dengan buku paket yang terbuka lebar di depannya, pemandangan biasa jika di sekolah. Tetapi tidak dengan kelas Aurora, lagi-lagi freeclass dirasakan oleh XI.MIPA 4. 

"Dar, Pak Yono mana? Kok nggak masuk, gue kan rindu belajar." Alibi Ruli tetapi tidak digubris oleh Darko, ia malas meladeni bacotan dari mulut temannya yang tidak bisa diajak kompromi. Darko memang tergolong murid teladan, makanya diangkat sebagai ketua kelas. 

"Iya nih. Giliran kita-kita semangat belajar eh gurunya yang malas ngajar." Sebenarnya Pak Yono bukan malas, ia sedang ada rapat dadakan di balai pendidikan makanya tidak masuk hari ini. 

"Gak papa sih, dari pada ngerja tugas ampe berhalaman-halaman, ampe gak tidur pokoknya. Eh tau-taunya besok nggak di kumpul, kan fucking moment ever."

"Kok Pak Yono nggak nitip tugas? Biasanya nitip, Dar?" tanya Ruli lagi, tetapi hanya di balas tatapan ketus Darko. Berapa kali sih lo semua harus di jelaskan supaya puas?

"Mana udah bobol 2 porsi nasi goreng lagi," campur Rengga. Mata pelajaran Pak Yono memang terkenal dengan putaran waktu yang lambat, 2 jam yang rasanya seperti 4 jam. Entah hal magic apa dibaliknya, hampir seluruh anak SMA Andromeda yang diajar oleh Pak Yono merasakan power waktu seperti ini. Makanya Rengga memilih makan besar pagi ini sebelum perutnya meronta-ronta di kelas. 

"Fak! Munafik banget lo pada, palingan dalam lubuk hati paling dalam juga sedang jungkir balik kesetanan," ujar Kei, cowok dengan wajah blasteran itu sedang sibuk mengutak-atik handphonenya. Dia juga merupakan anggota Satrova, bersama dengan Rengga. Terbukti dengan stiker tengkorak yang menempel di mejanya. 

"Untuk merayakan freeclass, kuy mabar woe!!" Sorak Ruli heboh.  

"SERIUS RA? LO NAMPAR ANGKA-sa." teriak Vana shock mendengar penuturan sahabatnya. Aurora hanya bisa menghela nafas berat menyadari suara Vana berhasil mengundang pandangan teman kelasnya kearahnya. 

"Gue kelepasan, Ra." lirih Vana dengan wajah bersalah. Ia merutuki dirinya karena selalu saja seperti ini, heboh. Aurora memberi anggukan sambil menutup matanya, berharap teman kelasnya tidak mendengar kata terakhir yang Vana sebut. ANGKA-sa. 

"BAGI-BAGI GOSIP DONG VA, KALI-KALI AJA MENARIK BUAT DI JADIIN TREDING TOPIK," teriak Fiqih dari tempat duduknya. Fiqih Tesya Aruna, anggota ekstrakulikuler REDAKSI SMA ANDROMEDA. Tugas pokoknya adalah meliput segala hal yang WOW di lingkup sekolah, seperti ulahnya kemarin yang berhasil membuat nama Aurora gempar di grup Angkatan. 

"Gak ada Fi, kita lagi bicariin kucingnya Aurora. Dia nyuri makanan di rumah tetangga. Makanya Aurora nampar kucingnya dan gue shock makanya gue teriak," jelas Vana, mengarang. Dan berhasil membuat Fiqih maupun yang lain, mengangguk paham. Aurora sedikit tertawa, imajinasi yang konyol.

"Ra? Lo serius nampar Angkasa?" tanya Vana ulang dengan nada sepelan mungkin. Ia masih tidak bisa membayangkan bagaimana tangan Aurora dengan sangat lincah menampar Ketua Satrova. 

"Tangan gue kelepasan, Va. Angkasa juga yang ngusik gue duluan, padahal gue cuman mau fotocopy di warung itu," balas Aurora dengan ekspresi yang ia netralkan. Jauh di dalam hatinya, ia sedang sangat sangat SANGAT cemas jika mengingat ucapan Angkasa kemarin. 

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now