17. KONJUNGSI PERASAAN

341K 26.3K 4.6K
                                    

Selamat membaca, kawal terus yeah. Semoga suka Aamiin ❣️

17. KONJUNGSI PERASAAN

Cara seseorang menunjukkan perasaannya itu berbeda-beda, bisa saja dia bersikap tidak suka, padahal aslinya sangat suka.
-Angkasa Naufal Merapi untuk semua yang meragukannya.

Angkasa. Cowok itu sekarang sedang berada di basecamp besar Satrova bersama dengan teman-temannya. Di tempat itu ada banyak kegiatan yang mereka lakukan, seperti Sekala yang sedang belajar di ruangan pojok dengan Bara, entah apa sebabnya Bara mau ikut belajar yang pasti semua juga heran dengan jin di dalam tubuh cowok itu yang tiba-tiba jinak, ada juga Alaska yang sedang bermain catur dengan Rama, tak lupa dengan Bobby yang sibuk video call dengan seseorang yang akrab ia panggil "Ratuku", ada juga Razi yang sedang memainkan bola basket di tangannya sambil memantulkannya di dinding.

"Pesan cemilan dulu dong, kosong banget nih perut gue," sahut Bobby mengisyaratkan teman-temannya.

"Mager banget gue pegang hp setelah dapat ceklis dua biru," kata Alaska tanpa berbalik kearah Bobby. "Lo, aja. Mumpung lagi megang hp," lanjutnya.

"Gue juga males keluar dari room vc gue," balas Bobby.

"Ini nih, siapa yang mau makan, siapa yang repot," repet Rama kesal sendiri.

"Namanya juga usaha," ujar Bobby membela diri.

"Lo mau makan apa?" tanya Razi. Cowok itu membuang tubuhnya di kursi yang ada di depan Bobby.

"Emang cuman Razi temen gue di dunia ini, valid no debat," sanjung Bobby gembira.

"Giliran dia baik, lo sanjung-sanjung, belakangan baru lo panggil dia es kutub," kata Angkasa mencampuri.

"Perlakuan itu ada seninnya, Sa, nggak melulu cuman do re mi aja," balas Bobby yang tidak di mengerti oleh teman-temannya.

"Ngomong yang bener, Bob, otak gue bukan kayak punya Sekala yang kekuatan jaringannya 4G," runtuk Rama. "Nah kan, gue bilang apa, menteri dan kuda gue di makan," lanjut Rama melihat papan catur yang ada di depannya di kuasai oleh buah catur milik Alaska.

"Udah nasib tuh, syukuri aja," ujar Bobby terkekeh.

Alaska memang tidak sepintar Sekala, tetapi cowok itu jago dalam bermain catur, dan hanya satu orang yang belum bisa ia kalahkan sampai sekarang, siapa lagi? Kalau bukan ketuanya, Angkasa Naufal Merapi.

"Zi, pesanin gue Martabak," kata Bobby.

"Gue Cimol yang harga 20 ribu," tambah Alaska.

"Ye ... kiraiin cuman gue yang lapar, ternyata ada yang lebih," ucap Bobby.

"WOY! BERISIK BANGET LO SEMUA, GUE LAGI FOCUS BELAJAR ALJABAR DAN TERGANGGU KARENA SUARA LO," teriak Bara dari ruangan pojok.

"Suara gue nggak mungkin sampe situ, gue udah atur frekuensinya," balas Bobby, membuat cowok-cowok itu tertawa.

"Anjir lo, Bob," ujar Angkasa menggeleng-geleng.

"Aurora gimana, Sa?" pertanyaan itu keluar dari mulut Alaska saat akan membuat Rama skak mat. Mendengar pembahasan tentang Aurora, bobby lalu mematikan sambungan video call-nya dengan Ratu.

Belum sempat Angkasa menjawabnya, suara Bobby lebih dulu terdengar, "Astaga gue lupa, gue pernah liat Aurora pas di alun-alun kota jalan sama Pati."

"Pati siapa?" tanya Alaska.

"Pati Sagara, ketua Vegans," jawab Bobby.

"Bob, nggak usah bercanda, gue lagi nggak mood ketawa," ujar Rama.

DIA ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang