53. RESIKO TERBESAR DARI MENCINTAI

225K 21.6K 4.4K
                                    

Target next masih kayak kmrin yeah<3

Selamat membaca, semoga suka Aamiin. Btw, selamat bermalam minggu wahai hati yang kosong🔥😋

53. RESIKO TERBESAR DARI MENCINTAI

Apapun yang terjadi nantinya, jangan ragu. Aku maupun kamu, tidak ada yang 'sendirian'.
...

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**

Pukul 21.00

Angkasa menghentikan motornya di pelataran besar rumah bercat putih yang di depannya terdapat tugu bertuliskan "RUMAH WAKAPOLRI", banyak penjaga yang mengelilinginya, tetapi tidak satupun dari mereka yang menghadang kedatangan Angkasa, mungkin sudah kenal, karena cowok itu bisa di katakan tidak pernah absen untuk datang ke sini dalam sehari.

Sebelum masuk, Angkasa memeriksa handphonenya, melihat apakah perempuan kesayangannya mengirimkan ia pesan atau tidak. Dan dugaannya benar, ada 2 pesan baru yang masuk.

Rora: Gue tdr ya.

Rora: Gdnight Angkasa galak :p

Angkasa menarik sudut bibirnya, Oh? Jadi mulai berani meledek ketua Satrova?

Pesan itu masuk sejak 1 jam yang lalu, itu artinya Aurora sudah tidur sekarang. Dan tujuan Angkasa datang ke rumahnya bukan karena ingin bertemu dengan perempuan berbanda biru itu, tetapi ia ke sini karena Dwipa Matra yang memanggilnya untuk datang.

Pintu utama di buka oleh Bi Reana, pembantu yang pernah mengagetkan Angkasa dulu, ya, ia tidak akan lupa wajahnya.

"Silahkan masuk," kata Bi Reana ramah.

Angkasa melangkahkan kakinya masuk, pandangannya langsung tertuju dengan laki-laki paruh baya dengan wajah tegas itu, Dwipa.

"Selamat malam, komandan," sapa Angkasa sopan.

"Selamat malam," balas Dwipa. "Silahkan duduk,"

Bi Reana telah kembali masuk, menyisakan Angkasa dan Dwipa yang duduk di ruangan tamu besar itu.

"Ada apa, Om?" tanya Angkasa memulai.

Dwipa mulai berbicara, menjelaskan banyak hal kepada Angkasa, tentang kasus penyekapan putrinya yang telah di proses, tentang kesehatan Aurora, tentang Satrova. Dan yang paling menarik dari obrolan mereka adalah:

"Om mau kumpul sama semua anak Satrova," kata Dwipa.

"Boleh, di mana, Om?" tanya Angkasa tanpa keberatan sama sekali.

"Tempat biasa," jawab Dwipa, "Sudah lama Om nggak ketemu sama Bara, Razi, Alaska, siapa tuh yang jago ngomong?" tanya Dwipa.

"Bobby, Om,"

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now