🍁Part 12🍁

10 3 0
                                    

Baru saja libur kemarin tapi sekarang sudah hari Senin lagi. Seperti biasa ada kegiatan upacara di lapangan sekolah dan tidak ada lagi kata terlambat untuk semua murid.

Jam 06.00 semua murid sudah membentuk barisan sesuai kelas masing-masing. Biasanya barisan putri di sebelah kanan, sedangkan barisan putra di sebelah kiri.

Bagi petugas upacara, mereka sudah stay di depan sana sembari berlatih. Anak OSIS berkumpul di barisan belakang, mengawasi semua anak MTsN Cahaya dari kelas 7 sampai 9 dan jika diantara mereka ada yang kepergok berbicara saat upacara berlangsung, maka siap-siap saja diberi hukuman oleh anak OSIS.

Bapak dan Ibu guru sudah membentuk barisan rapi, kemudian terdengar aba-aba dari danton bahwa upacara segera dimulai.

"Pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya oleh kelompok paduan suara," ucap danton menginterupsi.

Saat itu juga para petugas pengibar bendera melangkah menuju tiang bendera, lalu mulai mengibarkan sang pusaka -bendera merah putih-.

Ketika bendera merah putih ditarik ke atas, kelompok paduan suara mulai menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh khidmat. Sedangkan yang lain hormat ke arah bendera.

Acara terus berlanjut mulai dari menyanyikan lagu Mengheningkan Cipta, pembacaan teks Pancasila, pembacaan Pembukaan UUD 1945 sampai pada amanat pembina upacara.

"Kak Gino jadi anterin lo pulang waktu itu?" bisik Siska pada Jeje yang ada di sampingnya.

"Nggak, bohong dia," jawab Jeje.

"Dasar! Kenapa laki-laki PH---" ucapan Siska terhenti begitu saja saat ada lelaki -yang baru saja dibicarakan- datang ke arahnya.

"Kok ngobrol? Mau saya tarik ke belakang?" tanya Gino.

Jeje dan Siska sama-sama panik, mereka tidak mau jika sampai bergabung dengan murid-murid bandel di sana, yang ada hukuman berat yang mereka dapat.

Keduanya tersenyum kikuk sambil menggelengkan kepala kompak. "Enggak, Kak," jawabnya bersamaan.

"Jangan bicara saat upacara, yang tertib. Angkat tangannya! Berdoa!" suruh Gino.

Kedua gadis itu pun buru-buru mengangkat kedua telapak tangan mereka dan menundukkan kepala. Berdoa dengan khusyu.

Gino memperhatikan keduanya sejenak, setelah itu ia pergi.

"Berdoa selesai," ucap danton.

Beberapa menit setelah itu para guru mulai meninggalkan lapangan, petugas upacara juga menuntaskan tugas mereka sampai akhir.

Para murid sudah banyak yang mengeluh, ingin upacara segera selesai. Bu Irma selaku guru BK memberikan apresiasi kepada petugas upacara hari ini dan menyuruh semua murid untuk bertepuk tangan.

Habis itu upacara pun selesai dan semua murid diminta untuk masuk kelas masing-masing.

Di Ruang Guru.

"Gin, tolong kasih hadiah ini ke anak murid saya kelas 7-B yaa.. namanya sudah ada di situ," ucap Bu Yunita yang kini sedang sarapan.

"Baik, Bu," ucap Gino patuh sembari mengambil hadiah itu.

"Terima kasih ya," ucap Bu Yunita.

"Sama-sama, Bu," balas Gino lalu ia keluar dari ruang guru.


****

Sisa 10 menit lagi sambil menunggu kedatangan Wali Kelas mereka, kini semua kelas terdengar rusuh. Kebanyakan dari mereka bukannya membaca buku tapi malah mengobrol ataupun bercanda dengan temannya.

RUMIT [COMPLETED]Where stories live. Discover now