🍁Part 14🍁

7 2 0
                                    

Seperti bulan-bulan sebelumnya, MTsN Cahaya rutin melaksanakan kegiatan makan bersama. Biasa digelar pada hari Jum'at, semua murid diperintahkan untuk membawa bekal.

Namun, sepertinya hari ini sangat sial bagi Jeje. Akibat orang tuanya yang masih bertengkar, ayahnya sudah berangkat kerja duluan.

Dan ... di sinilah Jeje sekarang, berkumpul dengan para teman seangkatannya yang juga ikut terlambat, hanya menanti hukuman saja.

Jeje heran, kenapa semenjak dirinya sekolah di MTsN Cahaya ia malah sering terlambat? Sementara saat SD dulu ia tidak pernah terlambat. Lebih parahnya di tingkatan kelas pertamanya Jeje sudah mengugurkan 10 point-nya.

"Huh.." Jeje menghela napasnya, melihat ke dalam sudah ramai orang yang duduk rapi di alas terpal. Mereka sudah siap dengan pakaian sholatnya dan tidak lupa membawa Al-Qur'an dan bekal masing-masing.

"Semuanya, ikut saya!" ucap Gino sembari menuntun barisan keluar gerbang.

Ketika sampai di depan jalan, sudah ramai anak pemungut botol bekas baris berjejer. Kenapa mereka dikumpulkan di sini?

"Khusus hari ini kita tidak akan memberikan kalian hukuman, tapi kalian harus bersedekah kepada anak-anak kurang mampu yang ada di hadapan kalian," jelas Gino.

Semua anak -baik siswa maupun siswi- sama-sama terdiam, mencerna lebih dalam apa yang dimaksud si ketua OSIS itu.

Tidak lama ada seorang siswi yang menghampiri salah satu kumpulan anak itu, lalu memberikan uang. Semua yang melihat tindakan itu, akhirnya mengikuti hal yang sama.

"Kak, laper juga," ucap bocah lelaki itu sambil merengek pada Jeje.

"Ehh?!" Jeje terkejut karena tiba-tiba saja ujung seragamnya ditarik oleh anak kecil di depannya.

Jeje yang sudah panik pun akhirnya mengeluarkan kotak makannya dari dalam tas dan ia berikan kepada anak kecil itu.

"Makasih banyak, Kak," ucap bocah lelaki itu tampak senang.

"Iya sama-sama," balas Jeje sambil tersenyum haru pada kumpulan anak kecil yang malang itu.

"Udah semua, kan?" tanya Gino.

"Sudah, Kak," jawab semuanya.

"Kalian semua cepat taruh tas di kelas kalian, jika sudah pergi ke lapangan dengan membawa peralatan sholat, Al-Qur'an dan bekal kalian. Paham?!" tanya Gino tegas.

"Paham, Kak." Setelah itu siswa dan siswi yang terlambat berlari masuk.


****

"Ayoo anak-anakku sekalian, makan yang banyak! Bekalnya dibuka!" teriak para guru.

Tadi, selesai menunaikan sholat dhuha berjamaah dan tadarus bersama, semua murid langsung membentuk barisan dan makan bekal yang mereka bawa dari rumah.

Para siswa dan siswi saling tukar-menukar lauk-pauk yang mereka bawa. Suasana di lapangan pagi ini penuh dengan canda-tawa semua murid.

"Kenapa gak makan?"

"Astaghfirullah!" Jeje terkejut karena tiba-tiba saja ada suara dibalik telinganya.

"Ngapain, sih, Kak?!" tanya Jeje malas setelah mengetahui si pemilik suara itu.

"Kenapa gak mak---" ucapan Gino terputus karena Jeje cepat menyela.

"Bekal gue udah di kasih ke anak kecil itu dan uang gue juga," jawab Jeje malas.

"Kenapa di kasih semua?" tanya Gino lagi.

RUMIT [COMPLETED]Where stories live. Discover now