Part 5. Sang Ratu

33.9K 4.4K 544
                                    

Jam istirahat telah tiba. Segera saja ku seret Cindy keluar dari kelas untuk pergi ke kantin sebelum makin banyak yang antri.

Selama di perjalanan, para cogan terus saja menatapku dengan tatapan memuja.

Of course, begini lah pesona seorang Devi Alexander yang tak bisa ditandingi siapa pun, termasuk Cindy!

Bahkan sewaktu mengantri membeli makanan pun, para cogan membiarkan aku untuk memesan terlebih dahulu. Sungguh hidup yang sempurna, bukan?

"Dev, tiba-tiba gue sakit perut. Gue ke toilet dulu ya? Lo makan dan kembali ke kelas aja duluan, gak usah tungguin gue."

Aku berdecak kesal. "Gak asik Lo, masa gue ditinggal sendirian?"

"Abisnya mau gimana lagi. Gue udah gak tahan, byeee!!" Bagaikan dikejar setan, dia lari terbirit-birit ke luar kantin.

Aku hanya bisa pasrah ditinggal sendirian seperti ditinggal pas sayang-sayangnya. Melahap bakso pedasku tanpa mempedulikan tatapan lapar para cogan. Yang terpenting sekarang makan dulu. Beruntungnya lagi, bakso Cindy bisa kumakan hihi.

"Hai, boleh gabung di sini?"

Aku mendongak mendengar nada suara berat nan sexy itu. Cogan ternyata. Matanya biru laut, kulitnya putih, dan bentuk tubuhnya bagus.

"Boleh. Duduk aja."

Mana mungkin seorang Devi menyia-nyiakan cogan.

Cogan di ciptakan buat dinikmati meski tidak memiliki.

"Ehm, namamu siapa?"

Wah, wah, wah.

Dia bertanya siapa namaku?

Masa sih tidak mengenali Devi yang seorang primadona sekolah ini?

"Devia Alexander. Panggil saja Devi. Dan namamu sendiri siapa? Perasaan aku belum pernah melihatmu?"

Setelah diteliti, dia terlihat asing. Mungkin kah anak baru?

"Aku Bryan. Anak baru di kelas 12 IPA 1."

"Ohh. Kok bisa pindah ke sini? Kan sebentar lagi mau ujian."

"Daddy ada urusan pekerjaan di sini, makanya terpaksa pindah sekolah."

Cih, dasar anak Daddy. Kan bisa aja tinggal sendirian.

"Asal negara mana?" Kepo aja gitu.

"Rusia."

Aku terkekeh dan kembali mengunyah baksoku. "Pantesan kamu ganteng. Ternyata kamu orang Rusia toh."

Kulihat pipinya bersemu merah. Ugh, ingin rasanya ku karungi dan menyimpannya dalam lemari kaca agar hanya aku yang bisa menikmati ketampanannya.

"Ehm, bisa kamu menemaniku berkeliling sekolah ini? Aku ingin tahu."

YA TENTU BISA DONG!!!

MANA MUNGKIN AKU MENYIA-NYIAKAN KESEMPATAN BERSAMA COGAN?!

Oke, kalem Devi.

"Bisa. Maunya kapan ditemani keliling?" Tanyaku dengan senyuman cantik. Supaya dia semakin jatuh ke dalam pesonaku.

"Setelah makan ini bagaimana? Kamu bisa?" Nada bicaranya terdengar sangat berhati-hati.

"Tentu saja bisa. Kalau begitu cepat habiskan makananmu."

Bryan tersenyum manis, lebih manis daripada gula. "Iya. Terimakasih."

"Sama-sama." Aku kembali fokus melahap makanan ku. Sakit perut Cindy pembawa keberuntungan ternyata. Karenanya aku bisa berduaan dengan cogan hoho.

Queen Of WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang